"Sepertinya hari ini kau sangat senang, ku lihat dari tadi kau tersenyum sepanjang rapat" asisten sunoo memandang nya heran
"Aku setiap hari selalu senang, kenapa kau menanyakan hal itu?"
"Ahh, kau punya pacar baru? Kau sudah move on dari Niki?" Tanya nya
Sunoo tampak menggaruk tengkuk nya dan tersenyum kaku "haha, aku kembali padanya"
"Kenapa tak dari 2 bulan yang lalu saja kalau begitu hah? Kau ini merepotkan semua orang yang di kantor mendengar tangismu setiap saat, kau selalu memarahi bawahan karna masalah mu dengan Niki, sudah lah yang penting sekarang kau tidak apa apa aku juga ikut senang, hari ini aku akan izin karna akan mempersiapkan pernikahan ku" asisten itu memberikan kertas yang tak lain adalah undangan pernikahannya
Sunoo terkejut melihat undangan tersebut "ya!! Kenapa kau baru bilang sekarang kalau mau menikah?, Yasudah cepat lah pulang sana"
"Haha aku cuman mau buat kejutan untuk mu, aku pulang dulu" asisten itu langsung pergi dari ruangan sunoo
Sunoo memandangi kertas undangan tersebut lalu senyumnya perlahan menghilang, jujur dia sangat iri pada orang orang yang di beri kepastian sedangkan dia, dia hanya di ajak pacaran lalu bercinta tanpa adanya ajakan untuk menikah, dia sebenarnya bersyukur mempunyai Niki tapi dia akan lebih bersyukur jika Niki mengajaknya menikah
Sunoo meletakkan undangan tersebut ke dalam laci meja kerja nya lalu berjalan ke wastafel dan mencuci tangan serta berganti pakaian karna urusannya sudah selesai, sunoo keluar dari kantor seketika bawahannya berdiri lalu membungkuk untuk menyapanya, ia hanya tersenyum lalu berjalan ke arah parkiran untuk mengambil mobil nya
Sudah lama sunoo tak menikmati waktu nya sendiri untuk berjalan jalan, sunoo memilih pergi ke pantai yang tak jauh dari kantor nya, menikmati angin yang bertiup kencang menerpa kulit wajah nya, tidak ada waktu untuk mencium aroma pantai karna penyakitnya namun dia sangat senang, senang karna sudah bebas dari kebiasaan lama nya sudah bebas dari orang yang menyakitinya
"Sunoo si pengecut sudah mati, sekarang yang hidup adalah Kim sunoo!!!!" Teriaknya di dalam mobil sambil tertawa senang, kini wajah nya tampak berseri tidak seperti biasa
.
.
.
.
.
."Niki aku pulang"
Niki langsung berlari kearah sunoo dan memeluk sunoo lalu menggendong nya ke sofa
"Aku tadi membelikan mu tteokbokki, makanlah" ucap Niki
"Kau membelikanku? Aku membelikan mu bungeopang tadi saat pulang dari kantor" sunoo cekikikan
"Yasudah aku akan memakan punyaku kau makanlah itu aku sudah membelikannya, makan sampai habis kalau tidak habis aku akan memakan mu" Niki mengambil bungeopang dari tangan sunoo lalu memakannya, dia mengawasi sunoo yang sedang memakan tteokbokki
"Apa yang ingin kau makan dari ku, kulitku keras"
"Banyak, contoh nya ini, ini dan ini" Niki menunjuk kearah pipi sunoo lalu kemudian menunjuk dada nya dan terakhir jari nya menunjuk kearah tempat yang seharusnya tak di tunjuk, sunoo melotot pada Niki
"Hei, kau ini yang benar saja, seperti nya kau senang menggoda ku" sunoo membuang wajah nya lalu kembali memakan makanan nya
"Haha pipimu memerah, kau malu? Buat apa kau malu padaku toh aku juga sering melihatnya, pipi mu benar benar merah sunoo, bagaimana ini apa aku harus memanggil pemadam kebakaran?" Niki tertawa terbahak bahak
"Aku tidak malu, aku juga sering melihat punya mu buat apa aku malu"
Niki bungkam tak berbicara seketika ia yang menjadi malu saat sunoo melihat nya dengan tatapan menggoda
"Ce-cepatlah habiskan makanan mu, nanti keburu dingin" Niki mengalihkan pembicaraan nya lalu mengambil ponsel dan bermain game untuk menghilangkan kecanggungan nya
Sunoo yang melihat Niki asik dengan ponsel nya mencubit pipi Niki dengan gemas "kau setelah putus dari ku seperti nya selera makan mu meningkat"
"Tidak aku tak berselera makan, bahkan aku makan cuman 1 kali dalam sepuluh hari" ucap nya bercanda
"Kau jelas berbohong, kalau kau makan 1 kali dalam sepuluh hari sekarang kau sudah tak di samping ku" sunoo terkekeh
"Jadi aku dimana?"
"Di samping Tuhan hahahha" sunoo tertawa puas sembari memukul lengan Niki
Niki mengusap lengannya yang di pukuli sunoo
"Niki" panggil sunoo
"Hmm? Apa?" Jawab Niki
"Kapan kau akan mengajak ku menikah" kali ini sunoo menatap nya serius
"Bukan kah jika kita menikah atau belum menikah sama saja? Kita bisa tinggal bersama, berpelukan, ciuman bahkan kita bercinta sebelumnya, bukankah itu sama saja jika kita sudah menikah?"
"Aku butuh status, aku tak bisa terus menunggu kau sudah dewasa dan kau juga sudah bekerja, bukan kah sudah pantas jika aku memintamu untuk menikahi ku? Aku tak bisa terus terusan bercinta tanpa ada ikatan, ini bukan hubungan yang sehat, kita terus terusan melakukannya hampir setiap hari dan kau tidak ada niatan untuk menikah denganku?" Sunoo menatap lembut ke manik Niki
"Lebih tepat nya sekarang aku yang menunggumu untuk siap menikah denganku, aku berkali kali memikirkannya apakah kau mau menikah denganku, aku masih merasa kurang jika bersamamu, bahkan aku belum bisa menjaga mu sepenuhnya, sedangkan kau sakit saja aku harus memanggil jungwon untuk mengobatimu" kali ini tangan Niki meraih tangan lembut milik sunoo
"Aku sudah siap Niki, aku mencintaimu sampai mati aku tetap mencintaimu, kau tak perlu belajar cara mengobati ku kau tinggal membawaku kerumah sakit jika aku sakit, kau bisa membuatkan bubur jika aku tak berselera makan, kau bisa membuatku tersenyum saat aku terpuruk, tidak ada yang perlu kau khawatirkan"
Niki tersenyum melihat wajah sunoo lalu mencium kening sunoo dengan lembut untuk menyalurkan rasa terimakasih nya pada sunoo yang selalu menunggunya
"Terimakasih sunoo karna kau sudah sabar menungguku"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
HYACINTH
Romansa" jangan lepaskan tanganku" aroma bunga hyacinth bertebaran di seluruh ruangan yang berlumuran darah, seorang pria manis tergeletak di sofa dengan tangan yang berlumuran darah " Nishimura riki, hanya kamu yang bisa menyelamatkan ku, tolong aku aku...