8

1.6K 185 4
                                    

" profesor, bisakah kita berbicara sebentar" sunoo sedikit menyentuh lengan profesor nya

" Ada apa sunoo, apa kau kesulitan mengerjakan tugas?"

" Ahh, bukan itu aku hanya ingin berbincang denganmu, apakah senggang?"

" Ya kebetulan aku senggang, bicaralah" profesor itu mempersilahkan tangannya agar sunoo dapat mulai berbicara

" Ahh begini.." sunoo menggaruk tengkuk nya " aku ingin berbicara denganmu tapi bisakah kita makan di kantin? Aku akan mentraktirmu, sebagai ucapan terima kasihku juga saat itu kau mentraktir ku" senyuman sunoo mengembang

" Aku belum bisa menerima traktiran dari mu, sebaiknya aku saja yang membayar nya, apa kau sangat lapar?"

Sunoo mengangguk kala profesor itu bertanya, profesor itu merangkul pundak sunoo sambil berjalan kearah kantin

" Apa yang mau kau tanyakan padaku?" Tanya profesor itu saat mereka sudah duduk di kantin

" Apa yang harus kulakukan jika aku menyukai seseorang?"

Profesor itu tengah berfikir sejenak

" Kau tau, aku dulu pernah menyukai seseorang, tetapi aku malu mengatakannya dan seiring berjalannya waktu orang itu mempunyai seorang pacar dan aku hanya membuang waktu ku untuk berfikir agar tidak malu mengungkapkannya, sunoo-ya, menyukai seseorang itu bukanlah salah mu dan ini juga bukan kompetisi siapa yang mendapatkan paling awal dialah yang akan jadi kekasihnya, kau harus menyatakan perasaanmu sebelum terlambat"
profesor itu menyeruput minumannya.
" Jika kau menyesal, waktu tak akan bisa kembali untuk memperbaikinya, jadi jangan sia siakan waktumu" 

" Apa yang harus kulakukan jika dia tak menyukaiku?" Sunoo menunduk dengan bibir yang manyun

" Hei, kau jangan menyerah, makanlah agar kau kuat, setelah ini aku akan ke ruangan ku jika kau tidak sibuk sebelum pulang datanglah keruangan ku ada yang mau ku berikan padamu"

Tak perlu waktu lama untuk sampai ke apartemen, sunoo cukup berjalan kaki pulang dari kampus nya sekalian berolahraga sambil menenteng pot bunga berukuran kecil

" Niki? Kenapa kau berdiri disini?" Tanya sunoo saat melihat Niki yang bersender pada pintu apartemennya

" Aku tak tau kode nya" Niki menunjuk kearah pintu dengan jari telunjuknya

Sunoo tak heran dan langsung membuka pintu menekan kode satu persatu

" Kau baru membeli bunga?" Tanya Niki padanya

" Ah, itu tadi dosen ku yang memberikannya padaku"

" Dosen mu? Buat apa?"

" Aku juga tak tau dia hanya bilang sebagai ucapan terimakasih karna menemaninya makan siang"

" Bunga nya tak begitu cantik, buang saja aku akan membelikan mu yang lebih besar" Niki hendak mengambil pot itu kemudian dengan sigap sunoo mengambil nya

" Apa hak mu? Kau bukan ayah ku kau bukan pacar ku, jadi apa hak mu melarang ku" sunoo berbalik badan dan langsung berjalan menuju balkon

Niki terbungkam mendengar perkataan sunoo barusan padanya, kemudian ia menyusul sunoo

" Maaf" ucap Niki

" Kenapa kau meminta maaf?"

" Aku belum memberikan kepastian untuk mu"

" Bukan urusan ku, aku tak peduli lagi jika kau tak menyukai ku pergilah dari sini, aku sudah malas mendengar omong kosong, aku malas berkenalan kemudian berpisah, itu menyulitkan dan menyakitkan" sunoo menyentuh bunga tersebut

" Ada apa dengan mu?"

" Aku hanya ingin melakukan apa yang aku inginkan, aku hanya tak ingin memaksamu untuk menyukaiku karna itu sangat sulit"

Niki menatapnya dengan tatapan kecewa, dalam pikirannya sunoo hanyalah berpura pura selama ini, ya berpura pura seolah ia sangat menyukai Niki

Niki keluar dari apartemen itu dengan langkah lebar tanpa berbicara apapun

" Niki, sepertinya kau salah memahami ku, aku tidak berpura pura aku hanya merasa kesulitan mencintai orang yang bahkan tidak menyukaiku"
.
.
.
.
.
"Niki ada apa denganmu?" Tanya jungwon saat Niki tiba tiba masuk dan langsung mengunci tubuhnya di dinding

Dengan tatapan tajam dan nafas yang memburu tak teratur  ia menatap manik jungwon, jungwon merasa dirinya diintimidasi dengan tatapan seperti itu

Jungwon memukul mukul dada Niki untuk mendorong nya tetapi itu hanya sia sia tubuh niki lebih besar dari pada nya

"Niki sadarlah aku jungwon, kau berjanji tidak menyakitiku"

Niki memiringkan senyumannya

" Kau juga berjanji tak menyakitiku tetapi kau mengingkarinya"

Niki memegang pipi jungwon dengan satu tangannya membuat kepala jungwon sedikit terangkat, ia meraup bibir tipis jungwon dengan bibir nya, jungwon mendorong Niki

" Niki, sudah jangan lakukan hal seperti ini jika kau marah katakan saja jangan seperti ini" jungwon sedikit mengeluarkan air mata nya

Namun Niki menarik pinggang jungwon dan melumat bibir nya kasar, ia menggigit bibir jungwon hingga sedikit mengeluarkan darah dan merogoh isi mulut nya dengan lidah

Niki memaksa untuk membuka baju jungwon dengan cara merobek nya dan menyusu di dada jungwon tatapan nya sangat memburu liar, membuat jungwon ketakutan

" NIKI!!!" sesaat kemudian Niki tersadar dengan apa yang ia lakukan, ia menatap jungwon khawatir

" Apa yang kau lakukan? Aku kecewa pada mu kau melampiaskan nafsu mu pada ku hikss..." Jungwon mulai terduduk di lantai, kaki nya sudah mulai lemah tak bisa menahan bebannya

Niki memegang dagu jungwon kemudian menjilat darah yang mengalir dari bibirnya

" Kumohon jangan mendekat, aku takut padamu hikss..."

" Ma-maaf kan ,aku jungwon aku minta maaf " Niki memeluk jungwon dengan tangan kekar nya

Jungwon berusaha melepaskan tangan Niki dari pinggang nya tetapi hasilnya nihil tenaga nya tak cukup kuat jika di bandingkan dengan Niki, mata rubah nya mengeluarkan cairan bening yang sangat indah

" Kau membuat ku takut, jangan dekati aku kumohon hiks.." jungwon memukul mukul dada Niki

Sampai akhirnya jungwon tertidur dalam pelukan Niki, Niki menggendong nya membawa jungwon ke ranjang dengan hati hati ia memakaikan piyama ke tubuh jungwon agar hangat, ia mengambil obat luka dan mulai membersihkan luka yang ia buat tadi

Wajah jungwon jelas memberikan ekspresi kesakitan kala bibir nya di beri obat, Niki mengelus rambut nya kemudian mengecup kening jungwon, ia memeluk jungwon dengan erat kemudian ia tertidur pulas sambil memeluk bayi besar itu

☁️☁️☁️

Jungwon mengelus kepala Niki dengan lembut
" Niki" panggilnya

Niki membuka mata nya perlahan dan langsung bangkit kala melihat jungwon yang duduk di sampingnya, kemudian ia menatap khawatir kearah jungwon dan menangkup pipinya
" Kau tidak apa apa? Apa bibir mu sakit?" Tanya Niki padanya

Jungwon tersenyum sembari memegang tangan Niki yang berada di pipinya, ia merasakan betapa hangat nya tangan besar itu

" Apa masalahmu? Apa kau berkelahi dengan sunoo, kenapa kau melampiaskannya padaku?"

"Aku minta maaf pandangan ku di butakan oleh amarah, aku menyakitimu" Niki kembali meraih tubuh jungwon dan memeluknya

Jungwon menepuk nepuk punggung Niki
" Tidak apa apa, ceritakan lah masalah mu agar aku bisa memberi solusi"

Niki mulai menceritakan masalahnya kepada jungwon, walaupun jungwon sedikit tidak paham dengan situasi saat ini ia berusaha agar bisa memahami Niki

Ya, jungwon sangat bodoh, bahkan ia tak bisa marah kepada Niki yang jelas jelas menyakitinya, ia bodoh karna masih mencintai Niki.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HYACINTH  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang