" jangan lepaskan tanganku"
aroma bunga hyacinth bertebaran di seluruh ruangan yang berlumuran darah, seorang pria manis tergeletak di sofa dengan tangan yang berlumuran darah
" Nishimura riki, hanya kamu yang bisa menyelamatkan ku, tolong aku aku...
Subuh subuh sunoo dan Niki sudah bersiap untuk kembali ke apartemen milik sunoo di karenakan sunoo ada urusan mendadak di kantor nya, sepanjang jalan yang masih sepi sunoo tidur di pangkuan Niki sedangkan Niki sibuk fokus ke jalanan sembari tangan kirinya mengelus pundak sunoo
Sunoo menjauhkan badannya dari Niki, dan menutupi pandangan Niki untuk melihat ke jalanan dan itu membuatnya memberhentikan mobilnya
"Kenapa bangun?" Tanya Niki mengelus pipi sunoo yang memerah
"Sakit" sunoo meringis karna kaki serta pantat nya yang sakit akibat ulah Niki yang terlalu bersemangat bermain dengannya
Niki membalikkan badan sunoo membuatnya ikut bisa melihat jalanan di depan, sunoo bersandar di dada Niki sambil melihat pemandangan di jalanan yang masih sedikit gelap dan sepi itu
"Tidur aja, biar ga sakit lagi" ucap Niki memegang perut sunoo dan mengelusnya
Ia melajukan mobil nya kembali, tangan mungil sunoo mengelus tangan kekar milik Niki dengan lembut ia bahkan sesekali mencium pipi Niki
. . . .
Sesampainya di apartemen sunoo di kejutkan dengan kedatangan ayah tiri nya, ia mematung di tempat saat ayah nya mulai mendekatinya , Niki yang melihat itu langsung memegang tangan sunoo
" Di sini kau rupanya anak sialan" seolah sadar keberadaan Niki ayah sunoo langsung memberhentikan langkah nya
"Bicaralah dengan sopan pada istriku" ucap Niki
"Haha, dia anakku berani sekali kau berbicara seperti itu pada ku"
"Kau bukan ayahnya, berhentilah menyiksa nya kau tau, kau yang sialan" Niki menarik sunoo untuk masuk dengan langkah cepat ayah nya menyusul dan memukul bahu Niki dengan Bogeman mentah
Niki langsung berdiri dan memukul pipi kiri ayah sunoo sampai membuat bibir ayah nya berdarah
"Niki, udah nik" sunoo menarik Niki
" Ayah hentikan aku sudah tak tahan sedang sikap mu, kau bukan ayah ku, aku juga sudah melepaskan pertanggungjawaban kalian untuk ku, jadi untuk apa kau datang kembali!!!!!" Sunoo berteriak tepat di depan wajah ayah nya
Ayah sunoo menampar nya cukup keras, namun saat ayah nya mau menamparnya kembali sunoo sudah menepis lebih dulu tangan ayah nya
"Sekarang kau mulai berani melawan ku, apa karna pria sialan ini?" Ayah nya menunjuk kearah Niki yang sudah menatap tajam kearah nya dengan nafas memburu
"Kau tidak bisa menyepelekan ku lagi!!!! Sunoo yang dulu, sunoo yang selalu kau siksa sudah matii!!!! Kau tidak bisa seenaknya memukulku lagi, berhentilah disini, kau bukan ayah ku lagi" ucap sunoo setengah berteriak
"Siapa yang merawatmu dari kecil hah? Sekarang kau menyepelekan ku??!!!"
"Aku tak pernah menyepelekan mu ,kau sendiri yang selalu sepele pada dirimu sendiri, jadi berhentilah, berhentilah sekarang juga!!!! Sudah cukup hentikan semua ini, kau tidak bisa menyakiti orang orang terdekatku, jangan pernah menemui ku lagi jangan pernah sakiti kak heeseung dan jangan pernah tunjukkan wajah mu lagi di depan ku, atau aku akan melaporkan mu atas pembunuhan ayahku aku akan mengangkat kembali kasus lama mu" mata sunoo sudah menajam menatap dalam kearah lawan bicaranya
Ayahnya pun memilih keluar dari sana dengan jalan yang tergopoh gopoh
Sunoo ambruk untungnya ada Niki yang menangkap nya dan langsung menggendong nya ke sofa
"Niki, kau tidak apa apa? Apa bahumu sakit?" Tanya sunoo dengan nada bicara yang sudah lemah
Niki tidak menjawab malah menatap pipi sunoo yang memerah karna di tampar pria bajingan itu
"Jangan khawatir Niki, ini tak sakit sama sekali"
Seketika dada Niki semakin sesak dan ia mengeluarkan air matanya
"Kenapa kau menangis?, aku baik baik saja" , sunoo duduk lalu memeluk Niki yang sudah sesenggukan "kau masih menjadi pria cengeng ternyata, sudah jangan menangis apa bahumu sangat sakit hmm?"
Niki semakin terisak dan memeluk pinggang sunoo dan menenggelamkan wajah nya di bahu sunoo, sunoo menepuk nepuk punggung Niki untuk menenangkannya
"Bayi besar ini kenapa sangat cengeng, padahal dia sudah setinggi ini tetap saja menangis di depan ku" sunoo tersenyum menatap Niki yang sedang mengelap air matanya dengan hidung yang memerah
"Aku menangis karna kau sudah berubah, kau bilang sunoo yang dulu sudah mati berarti kau melupakan kenangan kita" Niki menatap dengan tatapan sedihnya
"Aaaa, kau menangis karna ucapan ku tadi? Yak!! Aku hanya melupakan kenangan buruk Niki, aku juga mencoba untuk tidak melakukan hal berbahaya jika aku sedang sedih, aku mempunyai mu sekarang jadi aku tak akan sedih lagi. Aku bahagia bersama mu, jadi berhentilah menangis sayang, aku akan menuruti kata kata mu agar tidak menyemprotkan parfum terlalu banyak"
"Kau berjanji padaku? Kau tidak akan melakukan hal berbahaya lagi kan?"
Sunoo mengangguk lalu memeluk kembali tubuh pria yang lebih besar dari nya
"Sudah aku mau mandi dulu, kau tetaplah dirumah jangan kemana mana aku akan pulang cepat, jika kau bosan pergilah main di tempat jungwon" sunoo mengomel panjang lebar seperti seorang ibu rumah tangga yang memarahi anaknya
"Aku akan ketempat jungwon saja, ada Jay juga disana" Niki hendak berdiri lalu sunoo menatap tajam kearah nya
"Kau bilang boleh main ke tempatnya kenapa kau menatap ku seperti itu?"
"Kau tidak menciumku? Ya sudah kalau begitu pergilah" sunoo hendak masuk kamar lalu Niki memeluknya dari belakang dan mengecup bibir sunoo dan langsung berlari keluar dari apartemen sunoo
Sunoo hanya menggeleng, tak menyangka manusia yang dulunya sangat dingin jika berbicara padanya bisa jadi sangat manja seperti sekarang
. . . . . . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.