25

1.2K 126 28
                                    


" Sunoo!!!" Niki menangis saat melihat wajah sunoo yang sudah penuh dengan luka dan paha nya yang memar

"Dimana? DIMANA?!! ORANG YANG MEMUKULI NYA, SIAPA YANG MEMUKULI NYA?? BAWA DIA DI DEPAN KU SEKARANG!!!!!"  Niki berteriak sekuat tenaga untuk meminta penjelasan dari Jay sembari menarik kerah baju Jay

"Niki tenang lah, aku sudah membawa nya ke kantor polisi" ucap Jay menenangkan diri

"Niki hiks... Ini sangat sakit" sunoo memanggil Niki dan menangis lalu menunjukkan jari nya pada luka memar nya

Niki berbalik menatap sunoo, ia menatapnya dengan wajah bersalah
"Sunoo maafkan aku aku tak bisa menjagamu" Niki memeluk tubuh sunoo sambil menangis sejadi jadinya "apa yang dia lakukan padamu? Katakan padaku, apa yang di lakukan nya padamu" Niki mengusap dahi sunoo dengan lembut

"Hiksss... Niki maafkan aku, aku selalu merepotkan mu, aku hanya memberi nya sebagian makanan ku tetapi dia menganggap ku menyukai nya, maafkan aku hikss ... Aku janji tak akan mengulanginya, Niki maafkan aku hiks..."

"Jangan menyalahkan dirimu, aku yang salah aku bahkan tak bisa menjaga mu dengan baik, maafkan aku, apa perut mu baik baik saja, ayo kita periksa"

" Dokter bilang perut nya baik baik saja, karna saat sunoo di pukuli sunoo melindungi bagian perut nya" sambung Jay yang masih berfikir di belakang Niki

Niki berdiri "Jay, biarkan kami berbicara berdua, terimakasih karna sudah menolong nya"

Jay yang paham maksud Niki langsung pergi meninggalkan mereka berdua, Niki berbalik lalu menatap sunoo masih dengan rasa bersalah nya

"Kau tinggal di rumah ku saja mau?" Tanya Niki

"Tapi..."

"Disana kau lebih aman, ada ayahku dan juga pengurus rumah, kau tak perlu khawatir atau takut, tolong dengarkan aku kumohon"

"Aku akan tinggal Disana tapi aku tak mau pindah, aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk apartemen ini"

"Ayo, akan ku antarkan"

Niki menggendong sunoo sampai parkiran apartemen lalu mendudukkan sunoo di kursi belakang agar bisa berbaring

"Tidur lah, aku baik baik saja"

Sunoo mengangguk mendengar instruksi dari Niki lalu menutup mata nya perlahan, bahkan saat tertidur pun ia masih meringis kesakitan

.
.
.
.

"Ayah, aku pulang" Niki menyapa ayah nya yang duduk di ruang tamu

Ayah nya terkejut saat melihat orang yang di gendong Niki di punggung nya sontak ayah nya langsung berdiri dan menolong nya

"Ada apa dengannya, kenapa wajah nya luka?"

" Aku akan menjelaskan nya pada ayah nanti, ayah bisakah kau memanggil dokter pribadimu?, Sunoo sedang hamil"

Ayah Niki langsung membelalak kaget lalu bertatapan dengan Niki "kau yang membuatnya?"

Niki tersenyum bangga, bahkan di situasi seperti ini dia menyempatkan diri bangga pada diri nya sendiri

"Kau benar benar stres, dia lagi hamil kau malah meninggalkan nya sendiri"

"Ayah sadar lah, kau yang membuatku meninggalkannya di rumah kau yang menyuruhku menganggantikanmu"

"Sudah lah, aku akan memanggilkan dokter" ayah Niki langsung menelfon dokter tersebut

"Sunoo tinggal disini?" Tanya Jay menuruni anak tangga

Niki hanya mengangguk lalu kembali menatap sunoo yang tertidur

"Kau juga akan melihat orang baru di rumah ini selain sunoo besok"

"Jungwon kan, siapa lagi kalau bukan dia, sudah lah Jay ini bukan posisi yang pas untuk bercanda" Niki memukul lengan Jay

"Kau cengeng ternyata, di depan ku sok kuat tapi pas sunoo kaya gini kau malah nangis, dasar budak cinta"

"Lalu kau apa? Kemaren kemaren bukannya kau marah pada jungwon karna menyukai ku? Kenapa sekarang kau malah baikan dengannya? Kau juga sama saja jadi diamlah" Niki menatap Jay tajam

Jay yang di tatap malah santai dan ikut duduk di sofa lebar tersebut
.
.
.
.

Pagi hari semua orang di mansion itu sudah berkumpul mengelilingi sunoo, mulai dari Jay, jungwon, Niki serta ayah mereka. Perlahan sunoo membuka mata nya ia merasakan pusing di bagian pangkal hidung nya lalu terkejut kala melihat orang orang yang sedang menatap nya khawatir

"Kalian kenapa?" Tanya sunoo

"Sunoo duduk lah aku akan menyuapi mu bubur, kau belum makan kan dari semalam, ayo makan nanti kau sakit" Niki sudah bersedia menyuapi sunoo

"Kau baik baik saja?" Tanya ayah Niki

Sunoo tersenyum sembari mengangguk "a-apakah anda ayah Niki dan Jay?" Tanya sunoo ragu

" Iya jadi santai lah, anggap saja aku ayah mu juga, makan lah yang banyak agar kau dan cucuku sehat"

Niki salah tingkah mendengarnya, ia menunduk dan tersenyum senyum tak jelas

"Ada apa denganmu? Kau sepertinya sudah gila" sindir Jay

"Iya aku gila jika melihat sunoo terlalu lama, kenapa kau iri?" Cibir Niki

Sunoo mengelus Surai Niki lembut "kau sudah dewasa sekarang" ucap sunoo

"Aku memang selalu dewasa, di kamar saja kalau lagi berdua kita selalu melakukan adegan dewasa hmppphhh"

Sunoo menutup mulut Niki lantaran malu karna ada ayah nya "Niki, jaga bicaramu banyak orang disini"

"Yasudah kalau begitu kami keluar saja, kalian mungkin ingin menikmati waktu berdua"

Sunoo mengangguk lalu mereka pergi, barulah ia bernafas lega

"Nikiiii, kenapa kau bicara seperti itu aku kan malu"

" Buat apa malu, ayahku tau kau hamil pastinya ayahku tau kita pernah melakukannya, buat apa kau malu"

" Tetap saja aku malu"

Niki gemas langsung menyambar bibir sunoo lalu melumat nya, sunoo yang tadinya duduk langsung terbaring kala tubuh Niki mendorongnya secara perlahan, ia mengalungkan tangannya di leher Niki menikmati apa yang Niki berikan pada nya, usapan lembut pada kulit perut nya menjalar nikmat sampai ke titik intim nya

Perlahan Niki menjilati leher sunoo dengan gerakan lembut dan sangat nikmat di rasanya, kepala nya mendongak kala merasakan lidah Niki yang menyapu kulit leher nya

Tangan nya meremas pundak Niki untuk menahan suara yang meronta ronta ingin keluar dari mulut nya

"Shhhh" sunoo meringis saat Niki tak sengaja menyentuh luka nya

"M- maaf" ucap Niki

Sunoo kembali mengalungkan tangannya di leher Niki "sepertinya bayi ini merindukan mu" ucap sunoo dengan genit

(Woi sunoo lu hamil baru 2 Minggu jangan Ngadi Ngadi jeballll)

"Sunoo, aku akan berhenti aku takut kelepasan, kau masih sakit maafkan aku" Niki perlahan memundurkan badan nya

Sunoo yang melihat itu berdecak kesal, pasal nya dia benar benar sudah bertekad untuk melakukannya, Niki memegang tangan sunoo lalu menciumnya

"Kau wangi sekali" Niki tersenyum menciumi tangan sunoo kemudian ia beralih mencium perut sunoo, sunoo tertawa geli saat merasakan desiran nafas di perut nya

"Hahaha geli tau"

"Mau turun?" Tanya Niki

"Mau, aku ingin berbicara pada ayahmu"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HYACINTH  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang