ㅤㅤㅤ
hyunjin masih duduk diam ditempat tidur. jam menunjukkan pukul 8 pagi, semalam dirinya begadang cukup lama mengurus berkas perusahaan. tapi, kenapa semalam hyunjin memimpikan heejin? dia masih ingat jelas heejin meminta maaf didalam mimpinya khas dengan sorot mata sendunya dan pakaian rumah sakit yang heejin kenakan saat hyunjin pertama kali bertemu dengannya.
"udah bangun? cuci muka terus turun ke bawah buat sarapan ya," ujar wonyoung merapihkan rambut hyunjin yang berantakan. menangkup pipi suaminya, lalu menatap wajahnya sekilas sebelum akhirnya mengecup kedua matanya dan pergi dari kamar.
"anak-anak masih di rumah sakit?" tanya hyunjin menyantap soto buatan sang istri.
"iya, mereka semalem bilang mau nginep disana."
"gimana kabar terbarunya?"
"ryujin koma, masih belum sadarkan diri."
suasana pun menjadi hening kembali. hyunjin larut dalam pikirannya yang mengkhawatirkan ryujin. tidak, bukan karna gadis itu mirip dengan ryujinnya— melainkan, karna ryujin sudah hyunjin anggap seperti putrinya sendiri. meskipun tak bisa dipungkiri, hyunjin diam-diam merasa deja vu dan sangat takut jika tuhan akan mengambil ryujin untuk kedua kalinya.
"kamu nanti habis ini mau jenguk ke rumah sakit kan?"
"iya, mau sekalian bawa makanan buat anak-anak. hyuno kan gak boleh sembarang makan,"
hyunjin mengangguk-angguk.
"daddy mau ikut gak?"
"boleh, tapi sebentar aku mau nelfon felix dulu."
wonyoung mengerutkan keningnya, "felix? temen SMP kamu yang dari australia itu bukan?"
"iya,"
"ohh, ada perlu apa emang?"
"ada yang mau aku tanyain sama dia,"
setelah menyelesaikan sarapannya sembari menunggu wonyoung selesai mengemas makanan untuk kedua putranya— hyunjin masih menunggu felix menjawab panggilannya.
"yo, what's wrong?"
"susah banget dihubungi, mentang-mentang baru aja bikin anak perusahaan baru." terdengar gelak tawa dari seberang.
"sorry bro, anak gue yang paling kecil rewel minta digendong sama gue. gimana nih kabarnya?"
"baik, agak stress anak-anak gue udah punya cewe semua."
"ahaha! ceritanya masih belum ikhlas nih anak-anak lo udah punya pasangan?"
hyunjin mendengus.
"punya anak laki aja lo kayak gini, apalagi kalo punya anak cewe."
"ya tapi kan gak punya,"
"go make one."
"shut up, aussie."
lagi-lagi terdengar gelak tawa felix.
"masih di new york kan?"
"mh-hm, why?"
hyunjin mengelus pelan tengkuknya, "gue mau nanya aja sebenernya,"
"just go ahead,"
"heejin, apa kabar lix?"
"..."
"gue udah lama gak denger kabarnya,"
"jin, lo beneran gak tahu?"
"ngga lah, makanya gue nanya."
"she died. 27 years ago,"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Enemy To Family ✓
Fanficsequel enemy. ketika takdir mempermainkan mereka- menghadirkan kembali sosok yang telah lama dirindu. menyisakan rasa sesak didada, mengingatkan kembali bagaimana pahitnya rasa kehilangan. lalu apa rencana tuhan kali ini? - - #1 nagyung - #2 dino...