epilog.

542 90 31
                                    

sanha memejamkan matanya mencoba mencari ketenangan diantara ramainya suara orang-orang yang berada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sanha memejamkan matanya mencoba mencari ketenangan diantara ramainya suara orang-orang yang berada disana. bibirnya bergerak tiada henti terus merapalkan sebuah kalimat. sudah lebih dari seminggu sanha terus menghafal kalimat yang akan mengubah hidupnya beberapa menit lagi.

sebuah tepukan berhasil membuatnya terlonjak kaget. "bangs- astagfirullah..." ucap sanha meralat ucapannya sebelum selesai, hampir saja.

sedangkan sang tersangka merotasikan bola matanya, "misuh terussssss,"

"reflek," balas sanha cepat. "lagian lo tuh ngagetin dah, jadi buyar kan. ini kalo gue gak hafal gimana?"

"ya gak jadi nikah lah, gue doang yang nikah finalnya." jawab soobin tanpa rasa bersalah sedikitpun terhadap adiknya.

menyadari tatapan tak percaya dari sang adik yang ditujukan untuknya, membuat soobin tergelak pelan.

"yang tenang, jangan gugup. gak lucu kalo cuma abang doang yang nikah,"

"ya iya lah! gue yang udah tunangan dari lama masa malah gagal, gak lucu sama sekali. mimpi buruk itu mah!"

soobin merangkul pundak sanha, mengelusnya pelan. "kita pasti berhasil dalam satu kali percobaan, gak perlu khawatir."

sanha hanya mengangguk mengamini.

orang tua umji berjalan bersandingan disisi kanan dan kiri umji. berbeda dengan sang mempelai pria, sang mempelai wanita justru terlihat tenang dengan senyuman lebar diwajahnya.

cantik. bahkan kata cantik pun tidak cukup menggambarkan bagaimana ayu-nya paras umji dimata sanha yang kini sudah termangu tak berkedip sedikitpun. rapalan kalimat ijab kabul yang sudah buyar entah kemanapun tak lagi ia pedulikan.

"sabar, sebentar lagi muhkrim." ucap soobin menghalangi pandangan sanha. sanha hanya bisa mengucap istighfar dengan datangnya kembali perasaan gugup yang sempat hilang sesaat.

hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuk keluarga kang. kedua putra kembarnya melaksanakan pernikahan di hari yang sama. keputusan yang diambil bersama sebulan yang lalu— setelah si sulung berkata ia akan menikahi perempuan yang ia cintai.

dihari yang sakral ini pula, kata sah terucap dengan lantangnya dari puluhan saksi yang hadir. setelah menyalimi umji, sanha menangis sejadi-jadinya. ia telah resmi melepas masa lajangnya dan mengemban tanggung jawab besar menjadi sosok kepala keluarga.

perasaan bahagia yang begitu besar membuatnya sungguh emosional. sontak pemuda itu menjadi bahan ejekan hyuno, wonjun dan jina. disela menangis pun, sanha masih bisa mengajukan protes tak terima pada saudara-saudaranya itu diiringi isakan kecil. membuat seluruh hadirin tergelak tawa.

kini tiba pula giliran si sulung untuk melakukan ijab kabul. soobin sengaja membiarkan adiknya melakukan terlebih dahulu, mengingat sanha dan umji yang sudah berniat ke jenjang lebih serius sejak beberapa tahun yang lalu— berbeda dengannya yang bahkan baru dua bulan. perasaan tenang yang setia bersamanya tiba-tiba saja lenyap berganti dengan rasa gugup luar biasa.

From Enemy To Family  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang