12 ✓

971 111 2
                                    

VOTE NYA JANGAN LUPA
Selamat Membaca ᕙ(  • ‿ •  )ᕗ

Hari-hari berlalu dengan sekelumit kisah yang telah menjadi kenangan. Tanggal berwarna merah yang sangat dinantikan oleh gadis itu akhirnya mendatangi kalendernya. Seperti yang Rayn katakan beberapa hari lalu, hari ini mereka akan pergi ke pameran gedung kota.

Pukul 07.50

Masih ada banyak waktu untuk bersiap karena Rayn bilang pameran akan dibuka pukul 09.00. Selesai mandi gadis itu memilih beberapa baju dari lemari dan mencoba memakainya bergantian untuk mengetahui baju mana yang pantas ia kenakan.

Vi berdiri di depan kaca berukuran besar yang terletak di tengah ruang kamarnya. Ia berputar, berpose, sembari memasangkan satu persatu baju di luar badannya.

Biasanya ia hanya akan mengenakan hoodie atau cardigan saat di kampus. Dan tentunya celana jeans panjang karena menurutnya sangat nyaman memakai itu.

Mengingat ini hari pertama ia diajak jalan oleh seorang pria, sepertinya akan lebih bagus kalau Vi berpakaian feminim agar Rayn mengetahui pesonanya yang lain.

Mengingat ini hari pertama ia diajak jalan oleh seorang pria, sepertinya akan lebih bagus kalau Vi berpakaian feminim agar Rayn mengetahui pesonanya yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa baju kini berantakan di atas ranjang. Setelah menemukan gaun yang tepat, Vi mulai merapikan rambut hitam lekatnya. Rambut setengah bahu yang tidak begitu lurus. Lebih tepatnya ikal. Gadis itu ingin mengikatnya kuda karena menurut informasi cuaca hari ini akan cukup panas di luar.

Lagipula Vi selalu menggeraikan rambutnya dan jarang merapikannya. Bisa dibilang ia sangat acuh dengan fashion dan pendapat orang lain tentang penampilannya. Sekali-kali mengikatnya mungkin akan terlihat bagus.

Tidak lupa satu kebiasaan para gadis, poin paling penting yaitu memakai make up. Wajah Vi tidak boros make up, ia memilih dandan dengan natural.

Jantungnya berdegup lebih kencang setiap ia melihat ke arah jam dinding di kamarnya. Perasaan yang sangat tidak sabar untuk melihat reaksi Rayn nanti terhadapnya. Vi berharap Rayn akan menyukai penampilannya yang jauh berbeda.

Sudah waktunya mereka harus berangkat. Tapi Rayn belum juga mengirimkan pesan. Vi bingung dengan satu alasan sebenarnya Rayn akan menjemputnya atau ia yang harus menghampirinya?

Dan pemikiran negatif itu kembali menguasai. Agaknya hari ini tidak jauh berbeda dari sebelumnya bagi Rayn. Mungkin ia menganggap pertemuannya dengan Vi adalah hal sepele. Jadi mana mungkin dia akan menjemput Vi. Biasanya juga gadis itu yang mendatangi rumahnya untuk berangkat bersama.

Beranjak dari duduknya, Vi beralih mengambil tas kecil di gantungan tas miliknya. Kemudian ia turun ke lantai bawah. Ia yakin Ratna akan menggodanya karena penampilan berbeda ini.

RAYN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang