PROLOG

8.6K 405 4
                                    

         Suara petikan gitar dan nyanyian sekelompok cowok berkolor meramaikan suasana halaman kosan yang sepi. Cowok berkaos hitam polos dengan lihai memetik gitar dan yang lain hanya meramaikan suasana. Menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri mengikuti alunan lagu.

Lagu dari Citra Scholastika versi acoustic menemani malam mereka sekarang.

"Berkenalan dengan dirimu pada waktu itu
Lirik melirik salah tingkah, merona merah pipiku
Curi waktu curi bicara, geregetan menatap centil
Ku kisahkan namaku, cinta itu citra, citra itu cinta"

Cowok berkaos putih bernyanyi menggunakan mic bluetooth yang sepertinya baru mereka beli. Ada juga cowok berambut gondrong memukul-mukul meja kayu agar lebih asik. Bukan hanya itu ada juga cowok-cowok yang tidak ikut gabung dengan mereka. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing, sibuk video call dengan pacarnya, sibuk dengan tugasnya, sibuk makan dan ada juga yang nggak sibuk ngapa-ngapain.

"C? Cinta-cintaan cerita anak baru gede.
I ini rupawan ini menarik, bisa langsung saling suka
T tidaklah peduli bibit bobot bebet berdialog
R rasa asmara rindu yang memanggil
A a aku mau sama kamu"

Yang me-request lagu ini juga khusus dari cowok yang usianya paling muda di antara gerombolan cowok lainnya. Lagi jatuh cinta katanya.

"Biar kata dibilang alay, sering kepo suka penasaran
Mau lebih dekat, mau lebih akrab, maunya cepet cepet jadian
Duniaku duniamu hariku harimu menyisakan hanya aku kamu
Ku kenalkan namaku, cinta itu citra, citra itu cinta"

"C?" ucap cowok yang paling muda itu dengan semangat sambil menyodorkan sapu yang ia jadikan mic kepada yang lainnya, seperti seorang vocalis band mengajak penontonnya bernyanyi bersama.

"Cinta-cintaan cerita anak baru gede." Mereka menyahut dengan ramai. Bahkan yang sedang asik makan batagor pun ikut menyahut.

"I ini rupawan ini menarik, bisa langsung saling suka
T tidaklah peduli bibit bobot bebet berdialog
R rasa asmara rindu yang memanggil
A a aku mau sama kamu"

Dan inilah part yang mereka tunggu-tunggu. Mereka semua berdiri. Raganya seperti sudah hilang terbawa suana, mereka berjoget sesuai tempo lagu. Ternyata benar kata Babeh berkumpul di malam hari di temani kopi dan gitar memang endul. Sampai mereka tidak sadar sekarang sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Witing tresno jalaran soko kulino
Witing mulyo jalaran wani rekoso
Tresno ojo digowo mlarani ati
Digowo tentrem, digowo seneng
Nembango c-i-t-r-a o o ow"

Kini gantian, cowok rambut gondrong memakai kaos hitam bergambar macam berdiri di atas meja yang tadi ia jadikan alat musik. Tak lupa juga memegang gagang skop untuk dijadikannya mic.

"C?" ucapnya dengan semangat. Baru saja yang lain ingin menyahut, malah terdengar suara cewek memakai toa yang menyahutinya.

"CEPET MASUK KAMAR MASING-MASING ATAU GUE SITA GITAR SAMA MIC-NYA." ucap cewek itu dengan satu tarikan nafas. Cewek itu berkacak pinggang dari balkon lantai dua.

Mereka mendongak ke atas melihat cewek yang mendadak menjadi pusat perhatian, "Yahh..  lagi asik, Lis, satu lagu lagi ya, please." bujuk cowok berkaos macan.

"Nggak ada ya, cepet masuk atau gue bangunin Babeh nih. Liat jam dong, kalo tetangga demo gimana?"

Mereka bersorak pasrah, "Teh Lilis nggak asik ah sekarang." ucap cowok yang terlihat paling muda diantara gerombolan cowok yang lainya.

Lisa beralih menatap kaget budak tengil itu, "Heh Candra, gue bilangin Kak Jessie ya lo, Ajun udah tidur, lo ngapain nyempil di sini. Masuk kerumah lo!" emosi Lisa tersulut melihat adiknya bergabung dengan pasukan bujang berkolor. Bisa-bisanya Jessie kepalingan, emang bener Adik yang satu ini perlu di beri perhatian ekstra. Anaknya paling aktif berbeda dengan yang Ajun.

Mereka semua masuk ke dalam kamar masing-masing ada yang sambil misuh-misuh, ada yang terlihat ngomel ada juga yang sudah menguap. Lisa menggelengkan kepalanya, sudah tidak aneh lagi dengan kelakuan anak kos Babehnya ini.

Lisa kembali menuju kamarnya, dia menutup pintu balkon belakang. Dan saat pintu tertutup rapat terlihat tulisan 'KOSAN BABEH' terpampang jelas berwarna-warni.

Dan ini dia kisah pasukan bujang berkolor dan 4 putri Babeh beserta 2 curut. Ajun dan Candra.


A/N

tiba-tiba kepikiran buat bikin cerita gini, sebenarnya udh dari lama ada di otak cuma belum menemukan waktu yang pas untuk di keluarin, heheh:3

yaudah jangan lupa pencet bintang kalo kalian suka<3



2021.

KOSAN BABEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang