Kapan aku akan mendapatkan kasih sayang nyata tanpa harus berkorban dahulu?
Pukul 17.30, Gizca tiba dirumah nya. Saat tiba, ia melihat mobil ayah nya terparkir di garasi rumah yang menjadi tanda bahwa ayah nya sudah pulang bekerja. Ia pun berjalan memasuki rumahnya.
"Assalamualaikum ayah,bunda,kak Lyo."
Sudah 3× ia memanggil tapi tidak ada satupun yang menjawab. Tak lama bi Inah, pembantu dirumah nya datang.
"Maaf non,non pasti nyari tuan sama nyonya ya?."
"Ah iya bi. Ayah,bunda sama kak Lyo kemana ya? Kayaknya rumah sepi banget."
"Anu non. Tuan sama nyonya ada dirumah sakit karena penyakit non Lyora kambuh lagi." Jawab nya dengan menundukkan kepala.
"Apa? Penyakit kak Lyo kambuh lagi? Terus keadaan kak Lyo gimana bi sekarang?." Tanya nya dengan raut wajah yang begitu khawatir.
"Bibi gak tau non."
"Yaudah deh bibi kembali aja ke dapur ya".
"Baik non."
Dengan tangan yang gemetar ,ia pun menelfon bunda untuk menanyakan bagaimana kondisi sang kakak.
"Bunda gimana keadaan kak Lyo? Katanya penyakit kak Lyo kambuh lagi?". Tanya nya dengan nada yang begitu khawatir
"Kamu kesini sekarang. Ke rumah sakit harapan ibu. Cepat kakak kamu membutuhkan kamu. Pip."
"Bunda..."
Ada sedikit rasa sakit dihatinya karena sikap bunda nya tadi. Tapi ia tidak memikirkan itu. Yang ia pikirkan adalah keadaan kakak nya. Ia pun bergegas menuju rumah sakit.
Sesampainya dirumah sakit, ia langsung bergegas menuju ruangan dimana kakak nya dirawat. Dari kejauhan ia bisa melihat betapa khawatir bunda dan ayah nya karena kondisi Lyora.
"Bunda, gimana keadaan kak Lyo?." Panggil nya sambil menahan isak tangis
Tak lama bunda memeluk nya dengan derai air mata.
"Sayang kamu mau ya donorin darah kamu buat kak Lyo? Dia tadi jatuh dan kehilangan banyak darah." Pinta bunda nya dengan wajah yang penuh harapan.
Sebenernya ia ragu untuk mendonorkan darah lagi kepada kakak nya. Karena sejak kecil ia sering sekali mendonorkan darah nya untuk sang kakak. Sebab itu sekarang ia menderita anemia.
"Tapi bunda..."
"Bunda mohon sama kamu ya sayang." Pinta bundanya dengan nada yang sangat pilu.
"Iya bun Caca mau". Jawab nya dengan nada yang lemas.
Lalu dokter membawa nya keruangan untuk mengambil darah nya ditemani sang ayah karena bunda nya mau menemani Lyora.
Dokter pun memeriksa keadaan Gizca terlebih dahulu sebelum melakukan pengambilan darah. Saat dicek ternyata saat dicek, dokter mengetahui bahwa sang pendonor memiliki riwayat penyakit anemia.
"Maaf pak, anak bapak memiliki riwayat penyakit anemia. Kami tidak berani untuk melakukan pengambilan darah karena itu bisa membahayakan kesehatan anak bapak untuk kedepan nya." Ucap dokter
"Ambil saja dok, anak saya sedang sekarat dia sangat membutuhkan darah ini. Dia kuat pasti akan baik baik saja." Jawab Tama dengan wajah dingin
"Tapi pak..."
"Lakukan saja apa yang saya katakan !." Ucapnya sambil membentak sang dokter.
Dengan terpaksa ia pun melakukan pengambilan darah terhadap caca. Lalu Tama pun keluar dari ruangan tersebut.
"Maafkan saya." Ucap dokter dengan nada suara yang parau.
"Gapapa dok, bener apa kata ayah Caca itu anak yang kuat pasti Caca gak bakal kenapa napa kok." Jawab nya dengan senyum yang seperti nya dipaksakan.
Dokter pun meninggalkan nya sendiri diruangan tersebut.
"Cuma dengan cara ini bunda sama ayah jadi perhatian sama aku" ucapnya dalam hati sambil menahan air mata yang sejak tadi terus keluar.
Flashback
Sang bunda berlari tergesa-gesa untuk mencari keberadaan si bungsu.
"Caca kamu dimana?." Panggil nya dengan suara lantang namun terdengar parau.
"Bunda Caca disini." Jawab nya sambil berlari dan tersenyum
"Kamu ikut bunda ya sekarang. Kakak kamu butuh donor darah dan kamu yang akan jadi pendonor nya." Ucapnya sambil menggendong membawa si bungsu kedalam mobil.
"Tapi bunda.." belum sempat berbicara,bunda nya memotong dengan sedikit membentak.
"Sudah tidak usah banyak tanya. Cukup diam saja dan nurut apa yang bunda bilang."
Setelah itu mereka bergegas menuju rumah sakit dengan taksi.
Semenjak itu, ia sering mendonorkan darah nya untuk sang kakak. Ingin menolak namun apa daya, ayah dan bunda nya pasti akan sangat marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]
Teen FictionTentang sebuah penderitaan yang tak berujung. Bagaimana jadi nya jika seorang anak dilahirkan hanya untuk melengkapi sang kakak? Bagaimana jadinya jika kebahagian seseorang direnggut satu persatu? Dapatkah ia mendapatkan cinta dan kasih sayang yang...