Manusia menjadi mengerikan ketika benci menguasai dirinya.
Manusia memang akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Ada yang menggunakan cara baik terkadang ada juga yang menggunakan cara jahat.
Seperti liana, insiden dirinya yang diganggu oleh preman adalah rencana dirinya untuk mendapatkan perhatian dari jefran. Dibantu dengan mora, rencana tersebut awalnya berhasil, namun lagi lagi liana gagal karena saat ia sadar tak ada jefran, hanya ada mora.
"Kak jefran mana?." tanya liana.
"Setelah anterin lo kesini dia langsung balik."
"Kenapa ga lo tahan?."
"Lo tau kan jefran orangnya kayak gimana."
Liana mengepalkan tangan nya. "Sialan rencana gue gagal. Gue udah bela belain luka kayak gini."
"Gue rasa cara lo terlalu klasik. Kita harus cari cara yang buat jefran bener bener terjerat."
"Lo ada ide?."
Mora tersenyum misterius. "Bukan mora namanya kalo ga punya cara licik."
Tiba tiba ponsel mora berbunyi. Sang empu pun segera mengangkat telfon dari seseorang.
"Halo gimana?."
"Jadi bener tuh anak masih ada disitu?."
"Buta?!."
"Ada jefran sama putra?."
"Mereka pacaran?."
"Ok thanks."
Mora kembali meletakkan ponsel kedalam tas nya.
"Kenapa?." tanya liana penasaran.
"Gue suruh orang buat mantau rumah gizca dan tuh anak masih ada disitu. Perihal kepindahannya itu cuma alibi dia buat ngehindar karena sekarang dia buta."
"Apa? Buta?!."
"Dia donorin mata buat jefran. Dan kata orang suruhan gue tadi jefran sama putra ada dirumah gizca. Dan juga."
"Apa?."
"Jefran pacaran sama gizca."
"Sialan, gue makin benci sama dia. Lo harus bantu gue buat singkirin tuh anak." mora pun mengangguk setuju.
Bagi tama dan sarah, hari ini adalah hari terbahagia bagi mereka. Sebab anak mereka, lyora sudah bisa melihat kembali, operasi nya berjalan dengan lancar.
"Ada yang sakit? Kalo ada bilang sama bunda ya." ucap sarah lembut.
"Lyo gapapa kok bun."
"Papa keluar sebentar ya mau cari makan." pamit tama lalu pergi keluar.
"Bunda." panggil lyora.
"Kenapa sayang?."
"Bunda masih inget sama anak nya om wisnu?."
Sarah mengerutkan keningnya berpikir. "Jefran sama putra kan?." lyora mengangguk.
"Memangnya kenapa?."
"T-tapi lyora malu."
"Bilang aja sayang ada apa."
"Lyora suka sama jefran. Bunda bisa ga bantu lyora deket sama jefran?."
"Tentu saja. Bunda akan lakuin apapun biar kamu bahagia."
"Makasih bunda." ucap lyora seraya memeluk sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]
Ficção AdolescenteTentang sebuah penderitaan yang tak berujung. Bagaimana jadi nya jika seorang anak dilahirkan hanya untuk melengkapi sang kakak? Bagaimana jadinya jika kebahagian seseorang direnggut satu persatu? Dapatkah ia mendapatkan cinta dan kasih sayang yang...