55

122 77 137
                                    

Semua sudah ada porsi dan batasan nya masing masing.
























Sampai kapan pun kejahatan tak akan pernah bisa mengalahkan kebaikan. Pasti selalu ada celah untuk mengungkapkan suatu kejahatan tersebut. Sama hal nya apa yang terjadi pada gizca, kejahatan yang dilakukan oleh teman nya terendus juga.

Tak selamanya orang akan suka dengan hal yang kita lakukan. Itu hal wajar sebab kita hidup dilingkungan bermasyarakat dan bersosialisasi jadi ketidakcocokan antara satu sama lain itu sudah biasa. Yang perlu dilakukan adalah menengahi ketidakcocokan agar tak terjadi konflik dikemudian waktu.

"Don't worry. Everything will be fine." ucap jefran berusaha menenangkan gizca.

"Liana sama kak mora gimana?."

"Mereka dibawa ke kantor polisi."

"Kak jefran mau penjarain mereka?."

"Mereka pantes dapetin itu."

"Tapi kak ini bisa dibacarain baik baik."

Jefran menatap lekat gizca. "Apa yang bisa dibicarain baik baik hm? Mereka punya niat jahat sama cewe gue."

Blush.
Pipi gizca mendadak menjadi merah bak tomat matang. Bisa bisanya ia salting disaat seperti ini.

"Y-yaudah iya."

Tak lama dera datang dengan tergesa gesa dan segera memeluk gizca.

"Lo gapapa kan? Ada yang luka? Atau ada yang sakit? Bilang sama gue ca." ucap dera panik.

"Nanya nya keroyokan ih."

"Gizca gue serius."

"Aku gapapa kok seperti yang kamu liat."

"Berani banget mereka mau apa apain temen gue. Mana orang nya biar gue hajar."

"Mereka udah dibawa ke kantor polisi."

"Bagus deh. Tapi gue curiga mereka ada yang nyuruh deh."

"Liana sama mora dalang nya." ucap jefran.

"APA?!."

Untuk kali ini ijinkan gizca untuk merutuki jefran. Ia berencana untuk merahasiakan ini dari dera namun jefran dengan mulusnya mengatakan hal itu.

"Udah ra, semua ini terjadi memang karena salah aku sendiri. Aku yang kurang peka sama orang orang disekitar aku. Coba aja aku bisa lebih memahami liana pasti semua ini ga akan terjadi."

"Berhenti salahin diri lo sendiri ca !." ucap dera dengan nada yang sedikit meninggi.

"Liana ada dimana?." tanya dera pada jefran.

"Mereka udah dibawa ke kantor polisi sama hariz jordan."

Dera segera bangkit dari duduknya. "Gue mau nemuin liana."

"Ra."

"Tenang aja, gue bisa kendaliin emosi. Gue cuma pengen ngomong sama dia. Kak jefran jaga gizca." jefran pun mengangguk dan dera pun pergi.

"Liana bakal baik baik aja kan?."

"Kenapa masih peduli sama dia?."

"Liana temen aku."

Jefran benar benar tak mengerti dengan jalan pikiran gadis yang ada disebelahnya. Ia terlalu baik bahkan pada orang yang jelas jelas ingin mencelakakan dirinya.

"Dia udah jahat sama lo dan lo masih anggap dia temen?." tanya jefran tak habis pikir.

"Liana dan dera adalah temen pertamaku. Mereka orang yang pertama kali ngajak aku untuk berteman. Sebelumnya ga ada satupun orang yang mau berteman sama aku. Dan masalah perlakuan liana sama aku itu kayak hal yang lumrah. Semua cewe pasti akan melakukan hal yang sama kalau mereka berada diposisi liana."

ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang