06

263 199 147
                                    

Sepertinya aku mulai tertarik.









Pagi hari ini ia bangun sedikit terlambat karena efek dari donor darah yang dilakukan nya semalam membuat dirinya terasa sangat lemas. Walaupun begitu,ia berusaha untuk tetap bersekolah. Ia tak mau dicap sebagai murid baru yang tidak disiplin karena baru hari pertama kemarin sekolah masa besoknya dia tidak masuk.

Setelah dirasa siap , ia beralih mengambil tas nya dan segera menuju ke lantai bawah. Ia menuruni anak tangga satu demi satu tapi rumah terasa sangat sepi tidak ada aktivitas lain,ia hanya mendengar suara langkah kaki yang berasal dari dirinya sendiri.

"Pasti ayah sama bunda nemenin kak Lyo dirumah sakit." Ucapnya sambil melihat ke arah meja makan.

Ia pun langsung menuju gerbang rumah nya. Untung saja supir pribadi nya sudah siap jadi ia bisa langsung berangkat tanpa harus mengulur waktu lagi.

Di dalam mobil
Krukk krukk krukk

Suara perut nya terasa begitu nyaring. Ia tak sempat sarapan karena takut terlambat ke sekolah. Akhirnya ia menghiraukan saja rasa laparnya toh nanti ia bisa sarapan di sekolah.

Setelah hampir 20 menit menempuh perjalanan ke sekolah,akhirnya ia sampai. Sekolah terlihat sudah cukup sepi karena sebentar lagi gerbang akan ditutup. Ia pun buru buru keluar dari mobil dan berlari menuju gerbang sekolah. Saat sampai di gerbang sekolah,ia berhenti sejenak untuk mengatur nafas nya yang tersengal-sengal.

Setelah menetralkan kembali nafas nya,ia pun kembali berlari menuju kelas. Saat berlari,ia melihat dari kejauhan ada Dera dan Liana yang sedang berdiri didepan kelas.

"Dera, Liana!." Panggil nya sambil melambaikan tangan ke arah mereka.

Ia pun lanjut berlari dan sampai tepat didepan teman nya.

"Lo kok tumben telat sih?." Tanya dera

"Itu aku tadi kesiangan hehe. Maaf ya." Jawab nya sambil senyum dan mengacungkan 2 jari tangan nya membentuk peace.

"Yaudah deh ayo kita sekarang masuk bentar lagi Bu Dinda masuk. Eh tapi bentar,lo kok pucet banget ca? Lo sakit ya?." Tanya Liana dengan keheranan

"Ah eum aku gak papa kok aku baik baik aja. Ayo mending kita masuk nanti telat." Jawab nya sambil menggandeng tangan Dera dan Liana untuk masuk ke kelas.



Setelah 3 jam berkutat dengan pelajaran kimia yang membuat nya sedikit pusing, akhirnya bel istirahat berbunyi. Sebenarnya ia termasuk orang yang cerdas dalam bidang pelajaran, tapi mungkin karena ia merasa badan nya tidak fit,pelajaran pun menjadi agak sulit untuk dia serap.

Ia pun segera membereskan barang-barang nya agar cepat dapat segera ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan sejak semalam. Fyi semalam setelah donor darah, ia tidak makan karena ia merasa sangat lelah. Padahal seharusnya ia makan agar tubuh nya tidak terasa begitu lemas di keesokan harinya.

"Ayo kita ke kantin." Ajak Liana

"Ayo."

"Ayo."

Saat hendak berjalan keluar dari kelas,tiba tiba Bu Diana memanggil mereka bertiga.

"Kalian bertiga." Panggil sang guru.

"Kita Bu." Jawab Dera sambil celingukan melihat sekitar.

"Iya kalian. Sini sebentar."

"Ada apa ya Bu?". Tanya Liana

"Jadi gini, ibu mau minta tolong sama salah satu dari kalian untuk membantu ibu membawa buku ke perpustakaan karena buku yang ibu bawa cukup banyak jadi ibu butuh bantuan. Ada yang bersedia membantu ibu?". Tanya sang guru sambil melihat kearah mereka.

Mereka bertiga pun saling bertatapan satu sama lain. Akhirnya Gizca lah yang memutuskan untuk membantu sang guru.

"Biar saya aja Bu." Jawab nya

"Ah baiklah terima kasih ya."

Lalu ia pun memberi kode kepada Dera dan Liana untuk duluan saja. Melihat itu, mereka pun akhirnya bergegas menuju kantin.

Kenapa yang membantu guru tersebut tidak Dera atau Liana? Karena ia melihat kedua teman nya seperti terlihat sedikit kecewa dengan permintaan sang guru karena mereka ingin secepatnya ke kantin. Akhirnya ia memilih mengalah saja. Toh tidak apa apa kan sekalian ia mengenal lingkungan sekolah nya juga.

Lalu ia pun mengambil buru yang diberikan sang guru lalu mengekorinya dari belakang. Saat berjalan ia sesekali melihat pemandangan disekolah nya. Ada yang sedang pacaran,tertawa bersama teman,dan juga siswa laki laki yang sedang bermain basket. Ia tak sengaja melihat jefran,kakak kelas nya yang tempo hari mengantarkan ia ke toko buku. Ia bermain basket dengan sangat lincah. Keringat begitu membasahi wajahnya dan rambut yang acak acakan. Namun entah kenapa dengan penampilan seperti itu,kakak kelas nya terlihat sangat tampan.

"Ah aku mikirin apa sih." Ucapnya dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepala.


Akhirnya ia sampai di perpustakaan dan segera meletakan buku di meja yang ditunjuk sang guru.

"Terima kasih ya kamu sudah mau membantu ibu." Ucap sang guru sambil menepuk pundak siswi yang ada didepan nya.

"Sama sama Bu. Kalo gitu saya permisi dulu ya." Ucapnya sambil membungkuk kan badan lalu meninggalkan ruang perpustakaan.

Ia berjalan tergesa gesa karena takut teman nya menunggu terlalu lama dikantin. Saat sedang berjalan, tiba tiba ia merasa pusing yang amat luar biasa dan juga badan nya menjadi sangat lemas. Ia berusaha untuk tidak menghiraukan rasa sakit nya. Ia pun terus berjalan ,tetapi rasa sakit nya tidak bisa diajak kompromi akhirnya ia pun jatuh pingsan. Ia sempat melihat dari kejauhan sosok jefran yang perlahan berjalan mendekat kearah nya sebelum semua nya berubah menjadi gelap.

Jefran pov

Jordan ngajak gue buat tanding basket sama dia pas jam istirahat. Sebenarnya gue males tapi ya udah lah daripada gak ngapa ngapain. Gue tanding sama dia sekitar 10 menit dan gue yang menang. Karena cape akhirnya gue memutuskan buat ke rooftop sekolah mau istirahat. Sebelum itu Hariz nyuruh salah satu adkel cowo buat beliin minuman dan dianterin ke rooftop. Saat gue jalan menuju ke rooftop banyak anak cewe yang pada ngeliatin. Itu bukan hal yang asing lagi bagi gue.

"Woy ada yang pingsan." Teriak Hariz sambil nunjuk kearah depan.

Akhirnya gue, Jordan, Hariz nyamperin buat ngeliat siapa yang pingsan. Dan ternyata yang pingsan cewe aneh yang minta nebeng sama gue kemarin.

"Woy ini tolongin dong malah diliatin doang dikira lagi pertunjukan wayang." Ucap Jordan.

Karena kasian gak ada yang mau nolong, akhirnya gue memutuskan untuk nolong itu cewe. Pas gue gendong bridal style cewe ini, gue ngerasa kalo ini cewe ringan banget kayak kapas.

"Ni cewe kagak makan apa gimana dah ringan amat."ucapnya dalam hati.

"Lo berdua duluan aja ke rooftop nanti gue nyusul."

Gue berjalan menuju UKS sambil gendong cewe yang pingsan ini. Gue masuk ke UKS lalu membaringkan cewe ini ke kasur pasien. Di UKS sepi gak ada orang,mungkin yang jaga lagi istirahat. Akhirnya gue mutusin buat nunggu ini cewe sampai dia sadar.

Jefran pov end.

10 menit kemudian,ia tersadar dari pingsan nya. Saat sadar ia melihat jefran ada disebelah nya. Lalu ia bangkit membenarkan posisi nya menjadi duduk.

"Kok aku bisa disini?." Tanya nya pada Jefran yang hanya menatap nya dingin.

"Lo pingsan dan karena gue kasian jadi gue bawa Lo kesini. Gue pergi dulu." Pamit nya sambil berjalan menuju keluar.

"Kak Jefran makasih ya." Ucapnya sambil tersenyum.

Jefran yang mendengar itu berbalik badan dan melihat ke arah cewe yang tersenyum lebar kepadanya.

"Hm."

Lalu jefran pun pergi meninggalkan ruang uks.












Gimana suka gak? Kalo kalian suka jangan lupa bintang nya ya...
Nanti aku usahain buat fast update :)

ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang