57

155 91 125
                                    

Seperti pelangi, hanya sesaat.























Gizca tengah bersiap siap untuk menyambut keluarga calon dari kakaknya. Gizca begitu bersemangat dan penasaran siapa laki laki yang akan menjadi pendamping hidup kakaknya.

Setelah siap, gizca bergegas ke kamar lyora.

"Kak lyo." panggil gizca. Yang merasa dipanggil pun menoleh.

"Kak lyo cantik banget."

"Kamu juga cantik." ucap lyora seraya mencubit pipi sang adik.

"Aku harap orang yang akan mendampingi kak lyo adalah laki laki yang baik dan bertanggung jawab, bisa menjaga dan menyayangi lyora sepenuh hati. Kak lyo perempuan baik, pasti laki laki yang akan bersama dengan kak lyo juga laki laki yang baik."

"Kamu juga perempuan baik, kamu pantas mendapatkan laki laki yang baik juga." gizca pun memeluk lyora begitu erat.

"Kak lyo jangan nangis nanti make up nya luntur." ucap gizca terkekeh.

Tiba tiba sarah datang ke kamar lyora.

"Ayo sayang kita ke bawah, sebentar lagi mereka sampai." lyora pun mengangguk lalu pergi ke bawah dengan gizca yang berada disampingnya.

"Untuk saat ini saya membiarkan kamu dekat dengan lyora asal kamu tidak berniat untuk mencelakakan nya lagi." ucap sarah sinis.

"Bunda aku ga pernah berniat sama sekali buat mencelakakan kak lyo."

"Terserah."

Lyora mengandeng sarah lalu memberi isyarat pada gizca untuk berjalan terlebih dahulu. Gizca pun mengerti lalu berjalan terlebih dahulu.

Sesampainya dibawah, gizca berjalan lagi menuju dapur untuk membantu bi inah karena ia pasti akan kerepotan.

"Bi aku bantuin ya." ucap gizca.

"Ga usah non, masa udah cantik gini bantu didapur nanti baju nya kotor." cegah bi inah.

"Tapi bibi pasti kerepotan."

"Engga non, lagian udah selesai semuanya kok."

"Ya udah deh. Eh iya bi, menurut bibi siapa ya cowo yang mau tunangan sama kak lyo."

"Kok tanya bibi sih, bibi kan bukan peramal."

"Astaga bibi malah ngelawak." gizca dan bi inah pun terkekeh.

Terdengar suara mobil, gizca berpikir itu pasti keluarga dari calon tunangan kakaknya sudah sampai. Gizca bergegas menuju ruang tamu dan ia duduk di sebelah lyora. Sedangkan tama dan sarah menyambut tamu dipintu.

"Kak lyo gugup?." tanya gizca. Lyora pun mengangguk.

Gizca segera meraih tangan sang kakak. "Kakak jangan gugup harus rileks oke?." lyora pun tersenyum.

Terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. Lyora dan gizca pun berdiri.

"Kalian pasti udah tau sama anak anak kami." ucap tama.

"Tapi yang mana yang akan kamu jodohkan dengan anak ku?."

"Tentu saja lyora."

"Ayo duduk dulu."

Gizca terkejut dan tak menyangka siapa yang akan datang. Wisnu dan fani, orang tua dari jefran. Apakah laki laki yang akan menjadi tunangan kakaknya adalah kak putra? Sebab mereka datang tanpa jefran.

"Gizca apa kabar sayang?." tanya fani.

"Kabar aku baik, tante sendiri gimana?."

"Tante juga baik kok."

ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang