Aku tidak bisa berpura pura untuk tidak peduli padamu.
Sejak kedatangan jefran tadi, membuat gizca menjadi gelisah. Jefran sekarang sudah mengetahui keadaan gizca yang sebenernya. Apakah jefran akan jijik terhadap gizca?
"Non makan dulu ya." ucap bi inah seraya masuk ke kamar gizca membawa nampan berisi makanan.
"Aku ga laper bi."
"Tapi non makan cuma tadi pagi doang, nanti non sakit."
"Gapapa bi. Aku ga bakal sakit cuma karena makan 1× doang."
Bi inah menaruh piring berisi makanan diatas nakas. "Bibi taruh aja ya makanan nya disini, siapa tau nanti non laper."
"Iya bi makasih ya."
"Iya non."
"Bi tunggu." ucap gizca membuat bi inah kembali berbalik badan.
"Ada apa non?."
"Kak jefran masih ada didepan?."
"Masih non."
Gizca terkejut. Ia pikir jefran sudah pergi sejak tadi, namun ternyata ia masih ada disini.
Duar.
Suara petir begitu kencang disertai dengan turun nya hujan yang deras. Gizca khawatir kepada jefran, takut laki laki tersebut kedinginan. Namun ia juga terlalu malu untuk kembali menemui jefran."Bibi suruh masuk aja terus kasih teh hangat. Setelah hujan reda suruh pulang aja."
"Iya non."
Bi inah berjalan menuju pintu utama. Ia menyibak gorden sedikit untuk melihat keadaan diluar. Hujan deras dan jefran masih setia berada diatas teras seraya memeluk tubuh yang sepertinya kedinginan.
Bi inah membuka pintu, jefran yang mendengar suara pintu terbuka segera berbalik badan.
"Gizca." ucap jefran. Namun ternyata yang membukakan pintu bukan orang yang ia cari.
"Ayo masuk den, bibi buatin teh hangat."
"Gausah bi."
"Ini permintaan dari non gizca."
Mendengar itu jefran pun masuk mengekori bi inah dari belakang.
"Tunggu ya den bibi ke dapur dulu." pamit bi inah. Jefran pun mengangguk.
Jefran melihat lihat kearah sekitar. Jefran berjalan menuju tangga tempat kamar gizca berada. Saat membuka pintu tidak ada siapa siapa. Bahkan kamarnya terlihat rapi seperti tidak ada yang menempati. Jefran turun dan kembali mencoba mencari gizca. Jefran melihat pintu kamar yang terbuka dilantai bawah. Perlahan jefran berjalan mendekati dan ia melihat gizca yang tengah duduk dipinggir kasur membelakangi pintu.
Jefran membuka pintu kamar tersebut dan menimbulkan suara yang membuat gizca tersadar bahwa ada orang yang datang.
"Bi gimana udah?." tanya gizca, namun tak ada jawaban karena yang datang bukan bi inah.
"Kalo udah suruh pulang aja, kayaknya hujan nya udah reda. Aku ga mau kak jefran lama lama ada disini, aku takut aku ga bisa nahan diri buat nemuin dia. Jujur bi aku kangen banget sama kak jefran."
Jefran yang mendengar itu pun berjalan menghampiri gizca.
"Gizca." panggil jefran.
"Bibi ngapain coba cosplay suara kak jefran." ucap gizca terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]
Fiksi RemajaTentang sebuah penderitaan yang tak berujung. Bagaimana jadi nya jika seorang anak dilahirkan hanya untuk melengkapi sang kakak? Bagaimana jadinya jika kebahagian seseorang direnggut satu persatu? Dapatkah ia mendapatkan cinta dan kasih sayang yang...