Disaat dia sudah pergi, kamu baru merindukan nya.
Hidup itu memang sulit, semuanya butuh perjuangan. Tanpa perjuangan, hal yang kita inginkan tak mungkin dapat terwujud. Perjuangan itu harus digapai sebab ia tak akan datang dengan sendirinya. Sama hal nya dengan cinta. Cinta butuh perjuangan. Walaupun cinta datang dengan sendirinya tapi kecocokan antara kedua nya perlu diperhitungkan.
Siap mengenal cinta, harus siap juga dengan rasa sakit. Karena itu sudah paket hukum alam. Rute perjalanan cinta tak selamanya mulus, kadang ekspektasi tak sesuai dengan realita.
Kadang cinta juga bertepuk sebelah tangan, hanya 1 pihak yang memiliki rasa itu. Kadang cinta juga terhalang oleh dinding pembatas tinggi yaitu agama.
Hari ini tak terasa sudah terhitung 2 bulan gizca benar benar meninggalkan orang orang disekitar nya. Sejak itu juga orang tua nya tak pernah berkunjung lagi ke rumah lama yang masih gizca tempati. Walaupun mereka tetap memberi gizca kebutuhan ekonomi, namun tak dapat dipungkiri gizca juga membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dan juga ia merindukan kakaknya lyora.
Gizca merindukan semuanya.
Gizca merindukan orang orang yang ada disekitarnya. Walaupun ada beberapa yang sikap nya kurang baik tapi gizca tak pernah merasa dendam ataupun marah."MANA ANAK SIALAN ITU?!." ucap seseorang dengan berteriak. Otomatis gizca kaget.
"Non." ucap bi inah pelan.
"Ada apa bi?."
"Ada tuan sama nyonya didepan."
"Ayah sama bunda dateng? Anterin aku ke depan bi." bi inah segera membantu gizca untuk menuju ruang tamu. Namun bi inah merasa khawatir karena kedua orang tua gizca tak mengetahui keadaan gizca yang sekarang. Ia takut anak majikan nya tersebut akan dimarahi habis habisan.
"Ayah, bunda." panggil gizca sambil tersenyum.
"Ikut sa- kenapa kamu pakai tongkat?." tanya sarah.
"A-aku ga bisa melihat."
"Maksud kamu apa?!."
"A-aku donorin mata aku."
"KAMU GILA? KAMU DONORIN BUAT SIAPA?." sarah berteriak didepan wajah gizca dengan tangan mencengkram kedua bahu gizca membuat sang empu meringis.
"K-kak jefran."
Plak.
Sarah menampar gizca. Gizca merasa pipi nya panas karena tamparan dari sarah cukup kuat."BODOH. KAMU BENAR BENAR BODOH. KAMU DONORIN MATA BUAT ORANG GITU AJA? LALU BAGAIMANA DENGAN LYORA?."
"Kak lyo kenapa bunda?."
"KAKAK KAMU BUTA DAN SAYA KESINI UNTUK MEMBAWA KAMU MENDONORKAN MATA UNTUKNYA. TAPI APA? BAHKAN SEKARANG KAMU JUGA TIDAK BISA MELIHAT."
"K-kak lyo buta?." ucap gizca dengan bibir bergetar.
"DASAR ANAK GA BERGUNA. HARUSNYA MEMANG BENAR SAYA GA USAH NGELAHIRIN KAMU KALO UJUNG UJUNGNYA GA BERGUNA JUGA."
"Bunda aku minta maaf. Aku ga tau kalo kak ly-."
"DIAM !." ucap tama tegas.
"Mulai sekarang saya tidak akan membiayai kamu lagi. Rumah ini pemberian terakhir dari saya untuk kamu. Hidup kamu bebas, saya tak akan peduli lagi. Terserah rumah ini mau kamu apakan, yang jelas saya tidak mau menganggap kamu lagi sebagai anak. Kamu benar benar mengecewakan saya gizca." ucap tama dingin.
Gizca merasa bahwa ayah nya sekarang benar benar marah padanya. Walaupun ayahnya juga membenci gizca, tapi selama ini tama tak pernah berbicara seperti itu pada gizca.
![](https://img.wattpad.com/cover/278659535-288-k674224.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]
Novela JuvenilTentang sebuah penderitaan yang tak berujung. Bagaimana jadi nya jika seorang anak dilahirkan hanya untuk melengkapi sang kakak? Bagaimana jadinya jika kebahagian seseorang direnggut satu persatu? Dapatkah ia mendapatkan cinta dan kasih sayang yang...