35

151 104 147
                                    

Perasaan itu seperti kaca. Sekali nya rusak, bentuk nya tidak akan pernah sama lagi seperti semula.






















Alam luar memang terlalu jahat untuk orang yang baik. Maka dari itu, kita harus selalu berjaga diri. Kita tak tau kapan kemalangan akan menimpa. Ada istilah tempat yang menurut mu aman sebenarnya adalah tempat yang paling berbahaya. Bahaya selalu mengintai setiap insan kapan pun dan dimana pun. Sama hal pun dengan sebuah pertemanan, semakin dia tau tentang kita semakin besar pula peluangnya untuk menghancurkan kita. Yang bisa kita lakukan adalah dengan berhati hati.

Hari ini semua murid SMA Bangsa Utama telah kembali setelah melakukan kemah selama 2 hari 1 malam. Mereka pun bergegas untuk kembali pulang ke rumah masing masing untuk beristirahat. Ada juga beberapa murid yang dijemput oleh orang tua nya.

Gizca sendiri dijemput oleh supir pribadi karena saat diperjalanan ia menghubungi supir untuk menjemput nya.

"Dera, liana mau bareng ga? Nanti aku bisa anterin kalian." tawar gizca.

"Gue dijemput sama nyokap, bentar lagi sampe." ucap liana.

"Ca hehe gue nebeng ya?." ucap dera sambil memegang tangan gizca.

"Iya dera ayo."

"Li gue sama gizca duluan." pamit dera.

"Hati hati guys."

Gizca dan dera pun berjalan menuju mobil gizca. Setelah masuk gizca berbicara pada supirnya untuk mengantarkan dera terlebih dahulu.

"Eh ca pas lo ga ada itu lo lagi sama kak jefran?." tanya dera. Gizca pun menoleh.

"Maksudnya?."

"Itu kan lo ijin ke toilet eh balik balik sama kak jefran."

"Oh itu. Aku sebenernya ga ke toilet. Aku ke tenda kesehatan buat obatin tangan aku. Terus aku keliling dulu sebentar dan ga sengaja ketemu kak jefran."

"Terus pas tangan lo luka kenapa ga bilang sama gue?."

"Aku ga mau bikin kamu khawatir. Selama kemah aku selalu ngerepotin kamu."

"Ca kita ini temen. Udah tugas temen saling membantu. Lo ga perlu sungkan sama gue."

"Makasih ya. Dera baik banget sama aku."

"Santai aelah."

Tak terasa mereka pun sampai dirumah dera.

"Ga mau mampir dulu ca?." tawar dera.

"Engga ra aku mau langsung pulang aja."

"Yaudah hati hati ya." dera pun keluar dari mobil gizca kemudian mereka saling melambaikan tangan sebelum mobil gizca perlahan menjauh.




Jefran dan putra telah sampai dirumah nya. Saat datang jefran dan putra disambut dengan pertanyaan beruntun dari fani.

"Gimana disana seru?."

"Kenapa kalian ga hubungi mama?."

"Mama telfon ga diangkat."

"Mama khawatir takut kalian kenapa napa."

"Kalian disana ga bikin ulah kan?."

"Oh iya gizca gimana?."

"Ma sabar ma, kayak lagi wawancara nanya mulu." ucap wisnu lalu meminum teh nya.

"Mama itu khawatir sama mereka pa."

"Anak cowo maklum lah."

"Maafin putra sama jefran ma. Kita ga hubungi mama karena disana kita lumayan sibuk sama kegiatan yang ada. Dan untuk-."

ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang