Sejauh apapun semesta memisahkan jika memang ditakdirkan bersama maka akan dipertemukan kembali dengan cara apapun.
Hari ini adalah hari terakhir gizca melihat alam semesta sebelum semuanya berubah menjadi gelap gulita. Manusia mana yang rela mengorbankan sesuatu yang berharga dalam dirinya pada orang lain. Gizca sebenarnya tak rela, namun ia jatuh lebih tak rela bila jefran harus terus terusan seperti ini. Cinta memang bisa membuat orang rela berkorban apapun. Namun bagi gizca ini bukan hanya sekedar berkorban melainkan sebuah tanggung jawab atas apa yang terjadi pada jefran karena mau bagaimana pun jefran seperti ini karena menolong dirinya.
Gizca tengah bersiap menuju rumah sakit. Ia akan ditemani oleh bi inah hari ini. Gizca berjalan keluar kamar menuju ruang tamu. Diruang tamu sudah ada bi inah yang tengah menunggu nya.
"Ayo bi." ajak gizca.
"Non yakin?." tanya lagi bi inah. Ia tak mau sesuatu yang buruk terjadi pada anak majikan nya yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.
"Yakin bi udah ayo nanti telat." bi inah pun mengekori gizca dari belakang. Ia terus terusan menatap remaja yang berada didepan nya. Gizca pun masuk ke dalam mobil begitu juga dengan bi inah.
Selama perjalanan gizca hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya memandangi jalanan sambil bersandar pada kursi.
Bi inah hanya menatap gizca sendu. Ia tak tega pada gizca, tapi ia juga tak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa berdoa agar nanti anak majikan nya tersebut tidak kenapa napa.
"Non." panggil bi inah lirih. Gizca menoleh pada sumber suara.
"Non yakin?." tanya lagi bi inah.
"Ini udah kesekian kalinya bibi nanya itu sama aku. Aku yakin bi, bukan nya bibi yang bilang kalo aku anak yang kuat?Aku akan baik baik aja bi asal bibi selalu doain aku." ucap gizca seraya tersenyum.
"Bibi selalu doain non. Tapi bibi ga tega, pasti setelah ini kehidupan non akan lebih sulit."
"Aku udah biasa bi." bi inah menatap sedih gizca. Memang sejak kecil gizca selalu mendapatkan ketidakadilan dalam hidupnya.
Saat ini fani tengah menemani jefran, sedangkan wisnu dan putra sedang mencari makan.
"Kamu tenang ya, semuanya akan berjalan lancar." ucap fani berusaha menenangkan jefran.
"Ma bisa tolong telfon gizca?." ucap jefran.
"Kamu suka ya sama gizca?."
"Engga ma." ucap jefran mengelak.
"Kamu ga usah bohong sama mama."
"Ma." jefran mengerek seperti anak kecil.
"Iya ini mama telfonin." fani pun mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi gizca. Namun sudah beberapa kali nomor nya tidak aktif.
"Nomor nya ga aktif. Mungkin sekarang dia lagi sekolah."
Jefran berpikir apa iya gizca sekolah? Hari ini adalah hari operasi dirinya gizca pasti datang. Jefran juga sebenernya mengharapkan gizca untuk ada disampingnya namun jefran terlalu gengsi untuk mengatakan hal itu.
Tak lama pintu terbuka, ternyata itu jordan dan hariz.
"Pagi tante." sapa hariz.
"Pagi juga."
"Jefran kapan tan operasi nya?." tanya jordan. Mereka berdua memang sudah mengetahui bahwa hari ini jefran operasi dari putra. Maka dari itu mereka hadir untuk menemani sang sahabat.
![](https://img.wattpad.com/cover/278659535-288-k674224.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]
JugendliteraturTentang sebuah penderitaan yang tak berujung. Bagaimana jadi nya jika seorang anak dilahirkan hanya untuk melengkapi sang kakak? Bagaimana jadinya jika kebahagian seseorang direnggut satu persatu? Dapatkah ia mendapatkan cinta dan kasih sayang yang...