Bagaimana cara membedakan antara sayang dan cinta?
Dipagi yang cerah ini, Gizca siap untuk berangkat ke sekolah. Namun lagi lagi ia memikirkan kejadian bersama Jefran. Sejak malam ia terus memikirkan kejadian tersebut. Takut kalau Jefran akan memcapnya sebagai perempuan murahan. Walaupun kejadian tersebut murni karena sengaja tetap saja dirinya merasa sangat gelisah.
Ia pun menarik nafas panjang untuk menetralkan detak jantung nya.
"Oke kejadian kemarin itu gak sengaja. Jadi nanti kamu tinggal minta maaf terus beres deh." Ucap Gizca pada dirinya sendiri untuk meyakinkan.
Setelah itu ia bergegas kebawah untuk sarapan.
Saat sampai dilantai bawah,ia tak melihat siapapun dimeja makan. Ia bingung lalu segera mencari orang tua nya.
"Non nyari tuan sama nyonya ya?." Tanya bi Inah sambil menghampiri perempuan yang tengah celingukan.
"Ah iya bi. Mereka kemana ya?".
"Tuan sama nyonya udah berangkat buat nganterin non lyora ke sekolah karena non Lyora mau tampil diacara sekolah nya."
"Ah gitu ya bi. Yaudah aku berangkat dulu ya bi."
"Non gak sarapan dulu?."
"Nanti aja bi disekolah." Ucapnya sambil berjalan keluar.
Ia merasa hatinya begitu sakit. Dulu saat dirinya pentas disekolah, orang tua nya tidak mau hadir untuk menyaksikan nya walaupun ia sudah mengerek sekalipun. Akhirnya bi inah lah yang menjadi perwakilan bagi dirinya. Mengingat hal tersebut tanpa disadari air mata nya jatuh. Namun ia segera menghapus air mata tersebut.
Setelah melewati perjalanan kurang lebih 20 menit, Gizca sampai disekolah. Saat turun ia langsung dihampiri oleh teman nya dera dan Liana.
"Pagi Caca." Sapa Dera dan Liana bersamaan.
"Pagi juga Dera dan Liana." Balasnya sambil tersenyum
"Ayo kita masuk bareng." Ajak Dera sambil menggandeng tangan gizca.
"Ayo."
Mereka bertiga pun berjalan menuju kelas. Namun mereka tak sengaja berpapasan dengan Jefran dkk. Hal itu seketika membuat Gizca gugup dan takut karena ia teringat kejadian kemarin. Lalu ia pun mempercepat langkah nya yang membuat kedua teman nya kebingungan.
Saat sampai dikelas, Dera dan Liana pun segera mengintrogasi Gizca karena merasa ada yang aneh dengan teman nya.
"Lo kenapa sih tadi jalannya cepet amat kek lgi dikejar depkolektor?". Tanya dera.
"Eum aku gak papa kok cuma pengen cepet sampe aja dikelas." Jawab nya alibi.
"Lo bohong ya? Gue ngeliat dari sorot mata lo kalo lo itu lagi gelisah. Ada yang ganggu Lo? Cerita aja sama kita siapa tau kita bisa bantu. Lo kan temen kita ca." Tanya Liana sambil menepuk bahu Gizca.
"Gimana ya cerita nya aku bingung." Jawab Gizca sambil memainkan jari jarinya.
"Woy gibah nya udahan Pak Wawan bentar lagi masuk." Teriak Aldo, sang ketua kelas.
"Ah anjir Pak Wawan ganggu aja nih." Ucap Dera kesal.
"Udah nanti istirahat aku ceritain deh." Ucap Gizca.
"Bener ya?." Tanya Dera.
"Iya dera." Gizca
"Ok deh."
Tak lama Pak Wawan pun datang dan pembelajaran pun dimulai.
Setelah pelajaran selesai akhirnya mereka pun bisa beristirahat. Pelajaran Pak Wawan begitu menyiksa bagi mereka. Karena Pak Wawan orang Jawa dan dia adalah guru bahasa Inggris. Dia mengajar bahasa Inggris namun intonasi berbicara nya medok seperti orang Jawa. Bisa dibayangkan bagaimana saat berbicara bahasa Inggris namun intonasi nya dengan nada Jawa.
"Cape banget gue sama Pak Wawan." Keluh Dera sambil memijat mijat kepalanya.
"Ya sabar aja. Pak Wawan kan emang gitu." Jawab Liana.
"Ya masa bahasa Inggris tapi logat nya Jawa? Gak estetik banget tau." Ucap Dera.
"Udah ah ayo kita ke kantin aku laper banget." Ucap Gizca sambil menunjuk perutnya yang sudah keroncongan sejak tadi.
"Nah iya tuh. Sekalian nanti lo ceritain yang tadi pagi ya." Ucap Dera.
"Iya Dera." Gizca.
Lalu mereka bertiga pun berjalan menuju kantin. Suasana kantin hari ini terlihat begitu ramai dan padat. Banyak murid yang berdesakan untuk mendapatkan makanan.
"Duh rame banget sih kek lagi pembagian sembako." Keluh Dera.
"Biasalah." Jawab Liana.
"Eh itu ada kursi kosong disana." Ucap Gizca sambil menunjuk ke tempat yang disebutkan nya.
"Eh iya gaslah. Oya kalian berdua ke sana ya biar gue yang pesenin. Gue kan jago dalam bidang salip menyalip." Ucap Dera dengan muka yang songong.
"Oke deh. Pesenin mie ayam ya. Eh Ca lo juga pesen mie ayam kan?". Tanya Liana dan dibalas anggukan oleh Gizca.
"Siap Bosque." Ucap Dera sambil berjalan menuju tempat mie ayam.
Liana dan Gizca pun berjalan menuju kursi tersebut lalu duduk. 5 menit kemudian,dera datang dengan 3 mangkok mie ayam dan juga 3 gelas teh manis dingin.
"Cepet banget lo dah dapet aja." Ucap Liana sambil membantu Dera memindahkan mangkok ke meja. Sedangkan Gizca membantu memindahkan gelas.
"Dera gituloh." Ucap nya bangga.
"Yaudah sekarang kita cus makan. Dah laper banget gua." Ucap Liana.
Mereka makan dengan tenang. Namun beberapa menit kemudian datang Jefran dkk menghampiri mereka bertiga sambil membawa botol minuman. Mereka langsung duduk tanpa ijin kepada mereka bertiga yang sedang makan. Haris duduk disebelah Liana, Jordan duduk disebelah kanan Gizca dan secara otomatis berhadapan dengan Dera. Sedangkan Jefran duduk disebelah kiri Gizca. Hal itu membuat Gizca gugup karena lagi lagi ia teringat kejadian kemarin.
"Gapapa kan kita ikut duduk disini?." Tanya Jordan.
"Ah gapapa kok kak kan ini tempat umum jadi siapa aja boleh duduk disini." Jawab Dera sambil tersenyum malu.
Mereka pun melanjutkan makan yang tertunda namun tidak dengan Gizca. Ia malah diam tak berani bergerak sedikit pun. Ia diam diam menoleh ke samping dan melihat Jefran yang tengah sibuk dengan ponselnya. Lalu ia segera memalingkan wajah nya takut ketauan oleh Jefran.
Karena Gizca tidak kuat dengan momen canggung ini, akhirnya ia ijin kepada kedua teman nya untuk ke toilet. Sesampai di toilet ia langsung membasuh wajah nya. Gizca menatap cermin melihat wajahnya yang begitu gugup. Bahkan tangan nya sampai gemetaran. Ia pun memutuskan untuk menetralkan dirinya sebentar ditoilet sebelum ia kembali ke kelas.
Setelah dirasa dirinya membaik,ia pun segera meninggalkan toilet. Setelah keluar dari toilet ia segera bergegas menuju kelas, namun tiba tiba langkah nya terhenti karena Jefran menghadangnya. Ia pun panik dan segera berbalik badan. Tapi karena tidak berhati hati, Gizca pun terpeleset. Namun ia tidak merasakan sakit dibadan nya. Saat ia membuka mata,ternyata jefran menahan nya agar tidak terjatuh. Posisi mereka berdua tampak seperti sedang berpelukan. Dengan posisi yang seperti ini, gizca bisa melihat wajah Jefran begitu dekat dengan nya. Wajah tampan, kulit putih, rahang tegas, mata indah, hidung mancung, bibir merah delima membuat Jefran bak seperti pangeran di negeri dongeng. Sepertinya tuhan sedang bahagia saat menciptakan Jefran. Namun saat Gizca sedang memandangi pahatan sempurna yang ada didepan nya, tiba tiba Jefran menjatuhkan dirinya lalu meninggalkan nya begitu saja. Hal itu membuat Gizca bingung. Lalu ia bangkit dan segera menuju ke kelas karena sebentar lagi pembelajaran akan dimulai.
Namun tanpa disadari, kejadian Jefran dan Gizca dipotret secara diam diam orang seseorang yang bersembunyi dibalik pohon.
"Kayaknya kalo gue sebarin foto ini bakal ada kejadian yang heboh." Ucapnya sambil tersenyum menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʀɪɢᴜᴀʀᴅᴏ ᴀ ᴍᴇ [End]
Ficção AdolescenteTentang sebuah penderitaan yang tak berujung. Bagaimana jadi nya jika seorang anak dilahirkan hanya untuk melengkapi sang kakak? Bagaimana jadinya jika kebahagian seseorang direnggut satu persatu? Dapatkah ia mendapatkan cinta dan kasih sayang yang...