Danesh menuruni anak tangga dengan seragam sekolah yang rapih dan jaket jeans hitamnya yang khas. Papa ya sudah menunggunya diruang makan.
" Anak papa yang paling ganteng sedunia gak ada tanding. Duduk dulu sarapan bareng. Biar dapet energi buat berantem lagi," ujar Papamya dengan guyoan yang gak pernah berhenti menyindir Danesh
Danesh mengambil nasi goreng yang dibuat oleh kakaknya. Walaupun sibuk sebagai mahasiswa teknik informatika yang jarang pulang kerumah tetapi kakaknya selalu membuatkan sarapan untuk adik tercintanya. Danesh meletakan kerupuk diatas piringnya.
" Kenapa ga diambil nasinya?" tanya Diandra, biasa dipanggil Achel yang menurut Danesh panggilan itu terlalu jauh dengan nama aslinya.
" Kata lo cabe mahal mangkanya ditambah sama bubuk merica. Gue curiga lo mau buat gue celaka. Secara lo ikut serta dalam misi pengangkatan kucing betina kuning itu sebagai anak kedua papa menggantikan gue," ucap Danesh dengan entengnya.
" Stress!" ucap Achel kesal lalu meletakkan nasi tersebut diatas piring Danesh," kalau gue niat udah dari dulu gue depak jadi adik gue."
Papanya hanya bisa geleng-geleng kepalanya dengan kelakukan kedua anaknya yang kadang diluar nalar. Maklum mereka berdua punya elemen api satu dengan lainnya.
" Kata kakak kemaren kamu pulang babak belur," ucap papanya yang langsung disambut dengan santai oleh Danesh.
Achel menghentikan kunyahannya," serem amat Pa, bahasanya. Udah lama banget, lagian kak Achel kenapa bisa tau segalanya sih. Danesh cuma main-main aja kok. Kak Achel aja yang berlebihan."
" Lama banget versi lo itu seminggu!" tegas Achel," dengerin papa ngomong jangan dibantah. Anak baik hati dan tidak sombong harus patuh Ama orang yang lebih tua."
" Gue emang dengerin papa ngomong bukan lo Mak lampir!"
Papanya memang gak pernah kasar dengan kedua anaknya. Beliau sangat bijaksana berusaha menyelesaikan guyonan santai tanpa melibatkan emosi. Sepeninggal istrinya, dia harus berusaha menjadi seorang ayah dan tentu saja menggantikan peran ibu yang gak bisa digeser dalam hidup mereka. Dulu meja makan ini gak pernah ada penghuninya karena sibuk dengan dunianya masing-masing. Danesh yang buru-buru berangkat sekolah. Achel yang sibuk dengan layar laptopnya dan papanya yang sering banget keluar kota. Mamanya selalu kesepian dan berakhir dengan sarapan sendirian di meja makan.
" Kamu bilang main-main, tetep aja gebuk-gebukan. Anak orang yang kamu gebukin itu, bukan anak sapi atau kerbau. Emak bapaknya ngasih makan tuh supaya bisa tumbuh dan berkembang bukan digebukin kaya gitu. Kalau kenapa-napa papa juga yang harus tanggung jawab. Gimana kalau keluarga Rahardja kena seret. Papa juga yang bakalan berusaha ngatasinnya Nesh. Papa gak mau anak papa yang paling ganteng ini penyok mukanya gara-gara dipukilin."
" Iya Pa. Iya. Gak akan Danesh ulangi. Tapi Danesh gak bisa janji, kalau situasinya terdesak masak papa tega biarin Danesh mati konyol," Danesh memilih mengiyakan," Danesh ini bukan panci, kenapa harus penyok sih Pa bahasanya?" protes Danesh.
Achel meletakan piring kotornya di wastafel yang gak jauh dari meja makan.
" Mau kemana?" tanya papanya
" Berangkat kuliah," balas Achel santai.
" Jam segini?" papanya melihat jam tangannya," apa nggak kepagian? dosen memberi jatah gak masuk kuliah tiga kali. Gak mau memanfaatkan kesempatan emas itu?"
" Achel pengen cepet lulus kuliah terus abis wisuda nikah."
" Udah ada pasangannya?" cibir Danesh," jangan-jangan rumor Lo gak suka cowok bener lagi."
" Gue masih normal bang*" hampir saja Achel berucap kotor kalau gak dibalas pelototan oleh Danesh," Papa mau nyariin jodoh buat Achel?"
" Kuliah dulu aja yang bener kak, jadi orang kaya punya banyak duit. Walaupun duit papa banyak kata lo mau lebih kaya dibandingkan papa," balas Danesh yang langsung dibalas dua jempol oleh papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE MY CANVAS! [END]
Teen FictionTasya harus terlibat masalah di SMA barunya gara-gara gak sengaja jatuhin asbak prakarya di rooftop sekolahnya. Gara-gara itu membuat Ristasya Bestari harus menjadi tawanan Danesh Rahardja, cowok yang terkenal dengan julukan silumannya karena bis...