FRIENDS KALAU KALIAN NGERASA VIEWNYA JOMPLANG KARENA DULU INI CERITANYA AKU UBAH TERUS ADA CHAPTER YANG EMANG KEGESER
SO HAPPY READING ALL❤️
__________________________________
Angin malam mulai berhembus bebas yang membuat rambut Tasya beterbangan, suasana kerlap - kerlip lampu mulai membius suasana menjadi sedikit lebih baik. Kebisingan kota tidak akan pernah lelah, itulah fakta kota.
" Kenapa Sya? lo diem dari tadi. Mulut Lo lagi puasa ngomong atau lupa kunci sandinya?"
Tasya tidak marah, mungkin males meladeni mulut Danesh yang kadang jalan pikirannya gak jelas.
" Gue lagi mikir aja. Gue kadang pengen jadi kupu-kupu biar bisa bebas dari semua masalah yang ada."
" Lo takut soal yang tadi?"
" Gue takutnya lo kenapa-kenapa Nesh."
" Lo peduli ternyata sama gue?"
" Lebih tepatnya gak tega sih."
" Sya, lo tau gak hidup kaya kupu-kupu itu banyak mangsanya, gak bebas gitu aja. Mereka berkelahi dengan waktu berusaha bertahan hidup. Hidupnya gak lama cepet mati terus sayapnya terurai jadi tanah."
" Nesh?" panggil Tasya dengan nada pelan," lo tau gak alasan gue kesel sama lo tapi gak bisa benci dengan cowok bertama Danesh. Jawabannya simpel karena gue tau Nesh, lo itu rapuh."
Danesh memicingkan matanya. Memang gak bisa dipungkiri lagi, setiap orang punya sisi rapuh yang sangat rapih dan tersembunyi tanpa orang lain kira sebelumnya.
"Iya gue rapuh, kalau deket lo kadang badan gue kaya mau remuk. Lo kadang gak banyak omong tapi suara cempreng lo bisa ngeruntuhin gedung lima lantai, tapi gak papa walaupun ngeselin lo juga gemesin. Sampek pengen gue lempar dari bumi, tapi tenang aja. Hidup lo aman."
" Untung Lo itu nyebelin tapi punya hati yang hangat," jawab Tasya santai
Ada yang aneh dengan Tasya, biasanya cewek itu akan menjerit gak jelas lalu berakhir dengan lengan tangan Danesh yang sedikit membiru terkena pukulan dahsyat dari Tasya. Mungkin Tasya butuh segepok uang supaya gak terus diam kaya gini.
Setelah urusan dengan gerombolan cowok tidak dikenal tadi, Danesh mengajak Tasya pergi ke sebuah bukit yang mampu melihat tatanan lampu kota cukup jelas.
" Padahal gue pengen ngitung bintang, tapi gue gak nemuin sama sekali," kata kemudian," kayaknya langit emang mendung. Pas banget sama apa yang terjadi sama lo. Ternyata semesta gak suka lihat manusia saling benci sama lainnya, mangkanya malam ini gak ada bintang sama sekali."
" Lo kalau nyindir sampek tembus ke ulu hati. Dalem banget."
" Syukur deh kalau ngerasa tersindir. Biasanya manusia kaya lo paling anti kena kritik. Ujung-ujungnya gak terima kena semprot atas omongan sendiri. Emang aneh, tapi lo singa kelaparan. Sekali ngaum gue bisa ngilang dalam hitungan detik."
" Gue gak sejahat itu, pikiran lo terlalu berlebihan. Masak gak bisa bedain manusia setampan gue adalah jelmaan malaikat. Berhati baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE MY CANVAS! [END]
Teen FictionTasya harus terlibat masalah di SMA barunya gara-gara gak sengaja jatuhin asbak prakarya di rooftop sekolahnya. Gara-gara itu membuat Ristasya Bestari harus menjadi tawanan Danesh Rahardja, cowok yang terkenal dengan julukan silumannya karena bis...