Tasya membuka kembali kotak foto dan menyadari lily yang udah layu adalah makna perpisahan. Akasha benar-benar memilih untuk berpisah dari Tasya dan fokus dengan kameranya. Sedangkan Danesh sangat suka skeatboard.
Tasya menatap lekat lily kuning yang mulai melayu termakan waktu. Tatapan matanya sayu walaupun akhir-akhir kebahagiaannya sudah berbalik lagi kepadanya, namun tetap aja Tasya merasa bahwa bumi sengaja menghukumnya dengan banyak kebohongan yang dirancang khusus untuk alur ceritanya.
" Kash. Gue kira lo selama ini selalu ada buat gue. Gue kira lo beneran saturnus yang gue cari, tapi apa?"
Tasya sengaja tidak meneruskan kata-katanya. Tasya membuka kemarinya dan mencari kotak persegi yang Akasha berikan kepadanya. Tasya meletaknnya diatas karpet berbentuk oval dengsn motif langit malam.
Jemarinya berusaha membuka kotak yang sengaja disembunyikan selama ini.
" Kupu-kupu," lirih Tasya pelan," sayapnya udah gak patah Kash."
Lembar polaroid berikutnya adalah foto ketika Tasya melukis diatas roftoop SMA," lo moto gue gak izin Kash."
Tasya merasa sangat sesak tanpa disengaja air matanya menetes saat melihat foto selfinya berdua dengan kamera depan.
" Foto ini diambil saat gue ambil raport pertama kalinya di SMA Galaksi."
Terakhir adalah lukisan kecil Tasya yang diberikan olehnya untuk Akasha saat acara ulang tahun Aksha ke delapan belas. Tasya kecewa mengapa Akasha mengembalikannya kepadanya.
Tasya membuka surat yang Akasha berikan untuknya.
Sorry gue gak berhak buat dapetin kenangan dari lo.
" Gue juga gak berhak buat nyimpen semua kenangan ini Kash, tapi gue gak bisa."
****
" Lo suka makanan manis?" tanya Ghea yang dijawab anggukan pelan oleh Tasya
" Sama. Dulu Danesh sering banget ngajak gue makan chesee cake bareng."
Tasya meletakan sendoknya," gue udah ngeluang waktu buat berbincang sama lo Ghea. Kalau tujuan lo cuma sekedar bahas hal kaya gini gue gak mau dengerin apapun."
Ghea menggelengkan kepalanya," gue emang egois Sya. Gak pernah mikirin orang lain."
Bukan Tasya namanya kalau gak bersikap bar-bar di depan Ghea," minta maaf? gak ada yang buat kesalahan."
" Tapi bagi gue adalah kesalahan."
" Rasa benci lo ke gue karena lo gak sadar gimana buat yakinin diri lo sendiri kalau ternyata rasa suka lo ke Danesh udah habis, lebih tepatnya Danesh gak memihak ke lo."
Dekat dengan Tasya membuat Ghea merasa bahwa dunianya tidak sendiri. Tasya punya sisi berbeda yang membuat siapapun nyaman di dekat siapapun.
" Danesh suka sama lo," sedetik kemudian perkataan Ghea berhasil membuat Tasya langsung mematung di tempat tanpa ekspresi apapun." Setahun yang lalu kenap lo gak pernah sadar Sya? Gue serius Sya. Danesh butuh ruang ceritanya," jeda Ghea seperti memberikan nafas buat dirinya sendiri," gue gak bisa jadi ruang cerita buat Danesh, karena gue bukan lembaran kertas yang punya cerita sendiri bagi Danesh. Selama ini gue sadar, lo udah bikin Danesh tau makna bahagia sebenarnya. Lo ruang cerita buat Danesh Sya. Gue harap lo gak pernah ngecewain Danesh."
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE MY CANVAS! [END]
Teen FictionTasya harus terlibat masalah di SMA barunya gara-gara gak sengaja jatuhin asbak prakarya di rooftop sekolahnya. Gara-gara itu membuat Ristasya Bestari harus menjadi tawanan Danesh Rahardja, cowok yang terkenal dengan julukan silumannya karena bis...