13.

5.5K 458 40
                                    

>Typo itu manusiawi<

.

.

.

~Jika iya , maka mendekatlah . Aku memang membutuhkan seseorang~

.

.

.

Happy Reading

Warna hidupnya adalah monokrom . Seperti bayangan yang abu abu dan menghilang ditelan kegelapan . Bagian dari dirinya pernah berangan , apa menyenangkan menjadi pelangi ? Seperti apa itu warna merah ? Seperti apa itu warna biru ? Apakah rasanya manis ? Apa sangat indah dan mengagumkan ? Ia bisa melihatnya setiap saat tetapi tidak pernah bisa menyerupainya . Karena ia adalah hitam dan putih

Berusaha mengabaikan segalanya . Dirinya sedang sangat sensitif akhir akhir ini , dan lagi lagi ia bergetar . Hanya bisa menunduk dengan sangat menyedihkan dan memasang wajah datar seolah tidak terjadi apa apa . Bukankah selama ini ia pandai dalam hal bermain peran ? Begitu juga harusnya dengan sekarang

"Eomma , dimana Appa ? Jimin belum melihatnya sejak tadi"

Ara memindahkan mangkuk mangkuk yang berisi lauk dan sayur dari Pantry ke meja makan .

"Appa ada panggilan tadi pagi untuk mengambil Berkas di perusahaan . Mungkin sebentar lagi pulang"

Jimin terlihat berpikir sejenak

"Tetapi bukankah ini hari libur Eomma ? Mengapa Appa masih bekerja"

Ara duduk di samping Jimin dan tepat di hadapan Jungkook

"Ada keperluan mendadak sayaang.. Berkasnya sangat penting dan Appa harus mengambilnya hari ini juga"

Jimin hanya ber'O' ria dengan kepala yang mengangguk angguk mengerti

Sementara itu , Jungkook hanya menatap interaksi antar Eomma dan anak itu dengan datar . Melihat bagaimana Nyonya Park yang melayani anaknya dengan penuh perhatian . Juga Jimin yang terus memandang berbinar kearah makanan . Ah , sekarang Jungkook mengerti . Pantas saja Jimin tumbuh menjadi orang yang ceria dan selalu tersenyum . Karena seandainya dirinya memiliki keluarga seperti keluarga Park pun , ia yakin dirinya pasti juga akan seperti itu .

"Kookie , kemarikan piringmu . Biar Eomma yang mengambilkan makanan . Kau ingin apa hmm ?"

Jungkook tersentak . Lalu mendongak dan seketika disambut dengan Ara yang tengah tersenyum lembut kearahnya sambil mengulurkan tangannya . Ia mendadak linglung . Kemudian menunduk menatap kearah piringnya sendiri .

"Kemarikan sayang.."

Deg !

Jantungnya berdetak dengan sangat cepat . Matanya mulai menatap tidak fokus , jemarinya bergetar . Memejamkan matanya mencoba menghalau suara suara aneh yang muncul memenuhi isi kepalanya . Hendak mengepalkan kedua tangannya tetapi urung saat suara Jimin terdengar masuk kedalam indera pendengarannya .

Cute BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang