22.

5.9K 402 15
                                    

>Typo itu Manusiawi<

.

.

.

~Mungkin tak ada jawaban . mungkin ini juga bukan jawabannya . Aku mencari diriku lagi~

.

.

.

Happy Reading

Jika bukan karena kemanusiaan , manusia tidak akan pernah meluruhkan dirinya sendiri pada sesuatu yang belum pasti . Entah kedepannya Victoria yang akan ia hadapi , atau justru di balaskan dengan air tuba . Akhiran masihlah menjadi transparan . Tetapi panggilan hati nurani tidak akan pernah mengecewakan .

Kebaikan itu murni . Meskipun ketakutan jelas sudah di depan mata , ia akan tetap mempercayai nalurinya . Mengesampingkan segala konsekuensi juga kemungkinan kemungkinan yang bisa terjadi , jika sudah percaya ia bisa apa . Mencoba tidak ada salahnya .

Dengan langkah yakin , Jimin kembali menuruni lantai Apartemennya . Sejak tadi ia gusar.. Mengingat Mobil itu tidak kunjung pergi bahkan setelah dirinya usai mandi . Mengabaikan segala firasat dan insting larangan mendekatnya , memilih untuk tetap menjunjung tinggi ajaran dari kedua orang tuanya . Jika bisa , mengapa tidak ?

Ia hanyalah manusia yang diciptakan dengan rasa belas kasih yang tinggi . Melupakan segala sesuatu yang pernah mengancam dirinya sebelumnya , ia akan kembali lagi dengan menjilat ludahnya sendiri . Ego tidaklah penting untuk saat ini . Yang ia tahu , hanya mencoba untuk melakukan yang terbaik .

Jika biasanya ia akan berlari menjauh , maka biarkanlah hari ini dirinya yang mendekat . Perduli setan dengan segala penolakan atau mungkin juga bisa jadi umpatan . Dirinya masihlah seorang Namja disini . Jadi tidak sepantasnya ia menjadi seorang pengecut hanya karena tubuhnya yang masih bergetar hanya dengan sekali tatap saja . Meskipun faktanya saat ini , langkahnya terpaksa harus berhenti saat telinganya kembali menangkap sesuatu yang membuatnya kembali meragu .

"AAARRGGH BADEBAH ! Montir Sialan ! Lihat saja nanti , setelah sampai disini akan ku cekik kau !!"

PrAKK !!

Bahkan tubuhnya lagi lagi masih berjengit hanya karena mendengar umpatan sumpah serapah yang entah di tujukan untuk siapa itu . Tetapi matanya memandang miris kearah Ponsel canggih yang pastinya sangat mahal itu , yang kini bahkan sudah retak tergeletak mengenaskan di aspal karena bantingan keras yang dilakukan oleh pemiliknya .

Ia menelan salivanya dengan gugup . Jika saja Ponsel itu di berikan kepadanya , sudah pasti ia bisa menghemat uang belanja selama satu bulan . Tetapi sayang , takdir benda kotak malang itu harus berakhir tragis di pinggir jalanan .

Ia berjalan perlahan untuk mendekat , bahkan nyaris mengendap endap . Pikirannya kembali bercabang untuk terus melanjutkan atau justru berbalik kanan bubar jalan . Mencoba mengumpulkan segenap keberanian meskipun kata yang hendak terucap hanya berhenti diujung lidah . Ia harus bisa !

"A-

"-Apa yang kau lakukan di sana huh ?!"

Astaga !

Cute BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang