Chapter 6

348 46 7
                                    

Pada chapter ini akan mengandung sedikit tentang seks adukasi. Jadi harap bijak dalam memilih bacaan 👌

Kalau dibawah umur sebaiknya scroll ke paling bawah 😄

I am sorry for the 'gradakan' words
😇
-----

Saat ini jam sudah menunjukan pukul setengah 5 pagi. Jujur saja ini adalah jam yang bisa membuat siapapun bisa kembali mengantuk. Faktanya, saat ini Lisa dan Jimin sama - sama dalam kondisi 5 wattnya. Sesekali kepala mereka hampir oleng dan sesekali pula tersadar kembali. Tanpa menguap, tanpa bergumam kepala Lisa jatuh bersandar pada bahu Jimin. Sama halnya, Jimin yang menyandarkan kepalanya pada punggung sofa. Bibirnya mengulum senyum tipis. Ia rengkuh bahu Lisa. Entah karena efek kehilangan kesadaran atau apa. Tapi pastinya kalau sedang dalam mode On, dia tak akan berani melakukan itu terhadap Lisa. Sambil mengusap surainya yang lembut, akhirnya keduanya pun sama - sama terlelap.

Waktu menunjukan pukul 6 pagi. Pintu apartemen tiba - tiba terbuka.

' Ceklek '

Seorang pria masuk ke dalam sana. Itu adalah Dawon yang habis pulang kampung. Punggungnya menenteng tas besar, dengan tubuh yang dibalut jaket. Ia beranjak menuju kamar, mencari keberadaan abangnya. Keadaan yang remang membuatnya tak menyadari keberadaan Jimin di depan TV.

Alis Dawon berkerut kala tak menemukan sosok Jimin di sana.

" Loh? Abang kemana?" Gumamnya.

Ia lalu menyalakan seluruh lampu yang ada di sana. Sontak saja ia terkejut mendapati presensi Jimin yang terlelap di atas sofa, dengan seorang gadis yang tidur di atas pahanya.

" A-abang?!!!"

Suara Dawon yang melengking sontak membuat Jimin terkejut. Ia terbangun lalu mengucek kedua matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

" Oalahh ditinggal pulkam sebentar aja udah berani bawa perempuan ya??"

Dawon berkacak pinggang setelah meletakkan tasnya. Jimin yang belum sepenuhnya sadar, sama sekali tak mengerti maksud perkataan adiknya itu.

" Hah? maksud kamu apaan sih?" Dawon berdecak.

" Itu lihat siapa yang ada di atas paha kamu!" Dawon menunjuk Lisa dengan dagunya.

Sontak saja Jimin terkejut ketika mendapati Lisa yang tertidur pulas di atas pahanya. Pria itu jadi kesulitan bernafas karenannya.

" Hmmm...aku bilangin ke papa ah!"

" Jangan cepu lo anj*ng!!" Jimin mengumpat Dawon yang hendak menghubungi ayahnya.

" Ya terus? jelasin donk! Ini pacar kamu?"

Dawon menyipitkan matanya sambil duduk tepat di seberang Jimin dan Lisa.

" Setau aku Rose wajahnya nggak kayak gini?" ujarnya sambil menelisik sosok gadis yang sama sekali tak terusik dengan kebisingan kakak beradik itu.

Dawon mengamatinya secara detail. Rambutnya pekat pendek, kulitnya putih mulus dan wajahnya sekilas mirip boneka Barbie. Seingatnya dulu Rose itu rambutnya panjang dan berwarna blonde. Wajahnya juga tidak seperti ini. Meskipun keduanya sama - sama cantik.

" Dia bukan Rose..." ujarnya.

" Dia Lisa.."

Dawon ber oo ria.

" Ohh pacar baru kamu?"

Jimin mendelik kepada adiknya itu.

" Dia bukan pacar abang! Jangan sembarang bikin kesimpulan deh!"

The Courier (Lismin) COMPLETE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang