Chapter 21

182 33 18
                                    

Setelah drama dengan ayahnya berlalu, Jimin telah selesai dengan acara mandinya. Ia berniat kembali ke rumah sakit untuk memenuhi janjinya kepada Lisa. Saat ini ia sedang mampir di minimarket sebentar untuk membeli beberapa perlengkapan obat untuk menyembuhkan luka di sudut bibirnya. Memang tidak telalu parah, tapi tetap saja. Kalau tidak sembuh, Jimin jadi susah makan. Ukuran mulutnya ketika terbuka jadi harus dibatasi.

" Kak Jimin?"

Jimin menoleh pada seorang gadis yang sedang menenteng dua kaleng minuman di tangannya.

" Jeongyeon?" Jimin menatap gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Saat ini ia sedang mengenakan seragam basket namun dengan bagian atas yang ditutup dengan jaket.

" Ahahaha kok bisa sih ketemu di sini?"

" Aku abis main basket di lapangan deket sini sama temen - temen. Sekarang lagi nungguin jemputan. Tapi karena haus, aku jadi mampir ke minimarket ini bentar...

Mas sendiri ngapain? "

" Mau cari obat merah, kapas sama plester.."

Tak perlu bertanya. Luka kecil di sudut bibir pria itu sudah menjawab segalanya.

" Hmmm...dasar tukang berantem!"

Pria itu terkekeh sambil menyentuh tengkuknya. Setelahnya mereka bersama menuju kasir untuk membayar.

" Kak! Punyaku gak usah dibayarin sekalian!"

" Ssshhhh! Hemat struk!"

Ucapnya sambil mendorong Jeongyeon untuk keluar dari minimarket. Saat ini mereka berdua sedang duduk berhadapan di sebuah bangku.

" Kak Jimin dari mana mau kemana?"

" Dari apartemen mau ke rumah sakit.."

" Oh? Yang sakit siapa?"

" Eung..adik aku yang sakit..." lagi - lagi pria itu berbohong dengan sangat mulusnya.

" Sakit apa?"

" Emm...aku juga gak terlalu paham sih. Tapi intinya seputar jantung..."

" Hmm...kalo gitu boleh gak aku ikut jenguk?"

Jimin yang sedang membuka obat merah ditangannya langsung terhenti mendengat pertanyaan dari Jeongyeon.

" Hah? N-ngapain?"

" Ya mau jenguk donk. Masak iya mau ngajakin berantem?"

' Tapi kayaknya kalo kalian ketemu nanti endingnya diajakin berantem..'
Ucapnya tentu saja dalam hati.

" Boleh ya?" Kata Jeongyeon sambil merebut obat merah itu dari Jimin. Ia lalu meneteskannya ke atas kapas dengan sangat hati - hati.

" Sini deket lagi!" Gadis itu mulai mengobati luka di sudut bibirnya dengan telaten.

" Tapi...bukannya kamu lagi nungguin papa kamu?"

" Hahh nanti gampang minta dijemput di RS sekalian. Lagian papa aku masih kerja kok sekarang...

Boleh ya?"

Jeongyeon telah selesai membalut luka itu dengan sebuah plester.

" Emm...i-iya deh.." Pada akhirnya Jimin terpaksa menyetujuinya.

" Yey makasih...


Mmuach!"


***

Berjalan bersama menelusuri lorong rumah sakit. Akhirnya mereka berdua telah sampai di depan ruangab tempat di mana Lisa berada. Jimin menghela nafas sejenak sebelum membuka pintu.


The Courier (Lismin) COMPLETE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang