Chapter 18

196 35 14
                                    

Lisa terduduk di samping kemudi dengan wajah yang super duper tertekuk. Ia paling benci saat - saat seperti. Lagi - lagi ia harus berangkat dengan mobil berdua dengan Pak Han karena kedua adik tirinya yang tiba - tiba sakit demam.

" Hari ini cerah banget non. Mau mampir ke cafe favorit non dulu buat beli cemilan?"

" Nggak usah. Udah kenyang"

Jawabnya tanpa sedikitpun menoleh pada pria itu. Pak Han tersenyum tipis. Disentuhnya bahu Lisa ketika mereka berhenti di lampu merah.

" B-bapak ngapain? Jangan sentuh - sentuh saya!"

Lisa menyibakkan tangan pria itu dari atas bahunya. Namun lagi - lagi pak Han meletakkan tangannya itu dan kini malah berani menyentuh pipinya.

" Diem atau saya tancap gas  biar kita nabrak mobil truk di depan?"

Pak Han menunjuk dengan dagu sebuah mobil truk yang sedang parkir di depan sebuah minimarket. Lisa seketika terdiam. Mau tak mau, akhirnya ia pasrah membiarkan pria itu membelai pipinya. Sekujur tubuhnya merinding menahan rasa risih dan jijiknya. 60 detik lampu merah terasa begitu lambat seiring belaian itu mengenai pipinya.

" Kan sudah saya bilang....nona sebaiknya jangan deket - deket sama cowok dekil itu...

Kan benar apa kata saya? Dia nyatanya gak jemput nona pagi ini. Pacar macam apa itu?"

Lisa tidak menjawab perkataan pria itu. Ia sibuk memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangan. Sambil sebisa mungkin wajahnya ia jauhkan dari tangan pria itu.

" Seandainya bapak ngajakin nona nikah? Nona mau kan?"

' TIIINNNN TIIINN  '

Suara klakson membuat pak Han langsung tancap gas. Lisa yang masih dalam keterkejutannya hanya bisa terdiam bahkan setelah mobil itu sampai di depan kantor Kim Corp.

" Kita udah sampai non" kata pak Han.

Lisa menekan knop pintu mobil itu namun kondisi yang masih terkunci membuat gadis itu mengerutkan alisnya.

" Buka pintunya pak!"

Pak Han tersenyum tipis. Tangan itu lagi - lagi akan membelai wajahnya namun dengan cepat ia tangkis.

" Jawab dulu pertanyaan saya tadi...

Kamu mau kan?"

Demi apapun saat ini Lisa sudah mengernyit jijik mendengar perkataan pria itu. Lisa tidak mau. Ia tidak akan mau meskipun pria itu mengancamnya lagi. Ia tidak mau menjadi korban bungkam seperti ini. Lisa harus memberontak.

" Nggak!!!" Jawabnya tegas.

Wajah Pak Han terlihat tak senang mendengar penolakan dari gadis itu.

" Bapak itu udah punya anak sama istri!!! Tolong berhenti ganggu saya!!!" Lisa meneriaki pak Han dengan histeris. Airmata sudah mengalir di kedua pipinya. Ia sangat ketakutan.

" Saya gak ganggu kamu... saya begini karena mau nunjukin gimana besarnya rasa cinta saya...."

Tolong siapapun lempar kantong muntah untuk Lisa, karena gadis ini sudah benar - benar merasa mual akan kata - kata Pak Han yang masuk ke dalam telinganya.

" Biarin saya turun!!! Cepat buka pintunya atau saya teriak!!"

Pak Han tak menghiraukannya. Tangan itu lagi - lagi mau bergerak mendekat. Lisa panik. Ia melihat sekitarnya. Di sana ada orang yang ia kenal. Tanpa basa - basi Lisa memukul - mukul kaca jendela dengan kedua tangannya untuk menarik perhatian orang itu.

The Courier (Lismin) COMPLETE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang