Malam hari Lisa berbaring di atas ranjangnya. Sebelah tangannya memeluk salah satu boneka pemberian Jimin. Sedangkan tangannya yang satu lagi sibuk dengan ponselnya. Saat ini gadis itu hanya mengenakan hot pants dengan basic slink crop top warna putih. Kebiasaan Lisa kalau sedang di kamar, selalu memakai pakaian yang sedikit minim.
Gadis itu sesekali terkekeh membaca beberapa chat grup magangnya yang kocak. Tak jarang ia juga tertawa lepas karenannya. Salah satu hiburan Lisa ketika sedang gabut adalah kekocakan teman - temannya.
Sesekali Lisa membenarkan letak bantalnya untuk menyamankan diri. Saking nyamannya, Lisa sampai tak sadar kalau sejak tadi ada yang mengintipnya dari jendela.
' Ctak'
Lisa terbangun karena suara dahan ranting yang patah. Ia menoleh sekeliling ruangannya dan tak menemukan siapapun. Tak menaruh curiga, Lisa kembali berbaring. Lisa menekuk sebelah kakinya yang terasa pegal. Celananya yang pendek membuat pahanya terkespos dengan sempurna. Apalagi ketika ia meregangkan otot tubuhnya, pinggang mulus dan rampingnya terlihat begitu jelas.
Lisa menghela nafasnya. Seharian rebahan membuat otot tubuhnya terasa kaku. Kembali bangkit, Lisa hendak melepas pakaiannya untuk berendam air panas. Namun suara ranting patah yang kembali terdengar membuat niatnya terhenti.
Lisa mulai merasa ada yang ganjil. Karena penasaran, akhirnya ia mulai memeriksa keluar jendela. Gadis itu tak menemukan apapun. Hanya ada balkon kamar yang dihiasi beberapa pot bunga. Ketika hendak memeriksa keluar balkon, Lisa tak sengaja menginjak sesuatu pada telapak kakinya. Gadis itu mengernyit jijik sambil memeriksa cairan apakah yang barusan ia injak. Cairan itu berwarna putih dan teksturnya sangat kental. Lisa menutup mulutnya untuk menahan rasa mualnya.
" BIBI LEE!!!!"
***
Lisa terduduk di atas ranjang sambil di elus sang pembantu. Ia benar - benar merasa takut karena sudah ada yang berani menguntitnya.
" Bi...Lisa takut!!" Gadis itu menangis.
Haechan dan Jihoon yang melihat itu merasa kasihan. Meskipun mereka tidak akrab, namun tetap saja... Kedua bocah itu diam - diam sangat menyayangi kakak tirinya.
" Lis udah tenang aja!! Nanti aku bakal bilang ke papa buat ketatin keamanan rumah!" Kata Jihoon sambil mengusap bahu Lisa.
Gadis itu tak menjawab. Ia terus menangis dalam dekapan Bibi Lee. Mirai yang baru pulang dari acara arisannya terkejut melihat Lisa yang menangis terisak di dalam kamarnya.
" Ada apa ini rame - rame?"
" Itu nyonya...
Ada yang diem - diem ngintipin nona Lisa.."
Mirai sontak terkejut mendengar itu. Ia lalu berjalan mendekat ke balkon kamar putri tirinya itu. Mirai menatap sekelilingnya dengan seksama. Ada sebuah tangga besi kecil yang masih tertinggal di sana. Itu pasti kepunyaan dari si penguntit itu. Mirai menggertakan bibirnya. Meskipun ia dan Lisa tidaklah dekat. Tapi sebagai perempuan, Mirai merasa terhina jika ada yang melakukan itu pada putri tirinya.
" Saya gak mau tahu! Pokoknya mulai hari ini keamanan rumah mesti diperketat! Kurang ajar banget!!" Geramnya.
Mirai lalu berjalan mendekat pada Lisa.
" Kamu juga Lis. Kalo di dalam kamar jangan pake baju pendek lagi! Bahaya!" Ujarnya mengingatkan.
" Jihoon! Hechan! Kembali ke kamar, waktunya tidur!
Ucap Mirai menyuruh kedua putranya untuk keluar dari kamar Lisa.
" Baik ma.."
Setelah kedua bocah itu keluar, Mirai memanggil Bibi Lee untuk mendekat padanya. Dan kedua wanita itupun saling berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Courier (Lismin) COMPLETE ✅
FanfictionJimin adalah seorang pemuda yang harus kuliah sambil kerja part time sebagai seorang kurir, demi mewujudkan keinginannya untuk menikahi gadis yang sudah ia cintai selama bertahun - tahun. Berakhir diputuskan dengan alasan yang tragis, Tuhan malah me...