Jimin menghentikan laju Masha tepat di samping mobil hitam yang sangat dikenalinya. Berlari masuk ke motel, Jimin langsung menghampiri bagian resepsionis tanpa melepas helmnya.
" Mbak! Mbak! Kamar yang di sewa bapak - bapak sama adek - adek SMA nomor berapa?!!" Tanya pria itu setengah panik.
" Ada banyak mas. Mas cari atas nama siapa? "
" Pak Han!! Nama lengkapnya gak tahu gue!!!" Jimin mulai ngegass.
" Ohh pak Han. Maaf Sebelumnya ada keperluan apa ya?"
Jimin memutar matanya. Kira - kira apa alasan yang tepat untuknya bisa dibolehkan menemui pria itu. Jimin melirik sekitarnya. Melihat seorang pria yang sedang menghisap sebuah barang ilegal membuatnya mendapat ide.
" Anu...saya nganter paket pesenannya pak Han. Saya butuh ketemu sama dia soalnya barangnya ada di motor. Saya gak berani bawa kesini! "
Wanita itu tersenyum memaklumi. Ia lalu menunjukkan kunci cadangan nomor 32 yang tergantung di dinding.
" Pak Han ada di sana sama calon istrinya! Kayaknya mereka lagi mau asik - asik. Mending mas datang nanti malam aja?"
Jimin mendelik pada wanita bermakeup tebal itu.
" MBAK!!! Udah gila apa?!!!"
Ia lalu melompati paksa meja lobby dan meraih kunci itu kemudian berlari naik kelantai atas.
" AAAAaaaaa!!!! tolong ada penyusup!!!" Wanita itu berteriak kencang. Seketika para pria kekar yang sedang mengasah pisau menghampirinya.
" Bocah itu lari kemana??"
" Kamar 32 cepetan sana!!! Customer kita keselamatannya terancam!"
' Ngingggg '
...
Di depan kamar nomor 32, Jimin diam - diam membuka kunci kamar itu. Sayup - sayup ia mendengar suara Lisa dari dalam sana. Memastikan ia tak salah sergap, Jimin lalu menendang pintu itu hingga terbuka lebar. Dan alangkah terkejutnya ketika ketika mendapati Lisa yang terbaring dengan kedua tangan diikat. Seragamnya terbuka dibagian dada. Dan roknya sudah tersingkap, dengan kedua kaki terbentang lebar menunjukkan area privatnya.
Sedang di depannya sudah ada pak Han yang pakaiannya sudah tak lengkap. Kemeja terbuka, juga demikian dengan resletingnya. Pria itu sudah dalam posisi siap menjebol kegadisan seorang Lalisa.
" DASAR KEPARAT!!!"
Tanpa babibu Jimin berlari dan memulul kepala pria itu dengan helmnya. Pak Han terkulai di atas lantai. Dengan sigap Jimin menerjang pria itu. Ia menindih perutnya dan lanjut memukuli pak Han sekuat tenaganya.
Pria itu tak tinggal diam. Pak Han meraih sebuah telfon yang terjatuh di sampingnya. Dihantamnya kepala Jimin dengan benda itu.
' Dug '
" MAS!!!" Lisa histeris melihat Jimin yang terjatuh di atas lantai dengan posisi terlentang.
" Dasar bocah dekil! Berani - beraninya kamu ikut campur!"
' BUAGH '
" Akh!"
Jimin mengerang ketika pak Han menendang perutnya lalu menginjaknya kuat - kuat.
" ARGHHHHHH"
Pak Han membenahi celananya. Dilepaslah gesper berwarna coklat itu. Ia menarik krah jaket Jimin lalu mengikatkan gesper itu pada lehernya.
" Akkkhhh!!!" Jimin mulai tercekik. Ia berusaha meraih wajah pria itu untuk dicakarnya, namun cekikannya yang mulai menjadi membuat pandangan Jimin mengabur.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Courier (Lismin) COMPLETE ✅
FanfictionJimin adalah seorang pemuda yang harus kuliah sambil kerja part time sebagai seorang kurir, demi mewujudkan keinginannya untuk menikahi gadis yang sudah ia cintai selama bertahun - tahun. Berakhir diputuskan dengan alasan yang tragis, Tuhan malah me...