Chapter 23

190 35 16
                                    

Berada di kamarnya, Lisa yang sedang menonton tayangan drama, melirik jam sejenak pada jam dindingya.

Pukul 1 dini hari. Dan ia belum bisa tertidur karena sibuk dengan aktifitas tak bergunannya. Lisa merogoh snack di tangannya. Ternyata itu adalah kepingan terakhir dari kripik kentangnya. Dengan malas Lisa bangkit keluar kamar untuk mengisi kembali tumbler dan pasokan amunisinya ketika nonton drama.

Melangkah menuju dapur, langkah kakinya terhenti ketika berada di depan kamar ibunya. Ia tak sengaja mendengar suara tangisan Jihoon dan Haechan dari dalam sana. Lisa baru akan menekan knop untuk mengecek. Namun niatanya terhenti ketika mendengar langkah kaki dari dalam yang akan keluar. Lisa segera bersembunyi di balik sebuah almari agar keberadaannya tak diketahui.

" Hikss..hiksss" Jihoon dan Haechan menangis terisak sambil berjalan keluar dari sana.

" Udah! Jangan nangis lagi! Itu hukuman buat kalian karena berani nekat mau ngadu ke papa!"

Kata Mirai sebentar sebelum menutup pintu kamarnya. Lisa yang mendengar itu merasa ganjil.

Apa yang dimaksudkan dengan hukuman? Lagipula Jihoon dan Haechan kan sedang sakit demam? Kenapa harus dihukum?

Lisa menatap Haechan dan Jihoon yang berjalan gontai menuju kamar mereka yang ada di seberang kamar Mirai. Kedua bocah itu menangis terisak. Merasa penasaran, Lisa kemudian melangkah mendekat untuk menemui mereka.

Mengintip dari pintu, Lisa mengerutkan alisnya ketika melihat Jihoon dan Haecham yang sedang menangis sambil memegangi area perutnya. Gadis itu hendak mengecek keadaan mereka namun harus batal ketika mendengar knop pintu kamar Mirai yang bergerak. Lisa spontan berlari kembali menuju kamarnya yang ada di lantai atas dan mengurungkan semua niatnya untuk mengisi amunisi.

***

Matahari terik menyinari bumi. Jimin berjalan masuk menuju kantor setelah selesai dengan pekerjaanya. Ia meletakkan daftar penerimaannya di tempat biasa. Setelah itu melepas helm dan masuk menuju tempat biasa ia menghabiskan waktu luang.

Deru AC yang dingin membuatnya merasa mengantuk. Jimin ingin rebahan sejenak untuk menghilangkan penatnya. Dilepaslah jaket denim kesayangannya untuk dijadikan bantal. Ia menyalakan ponselnya sejenak. Bibirnya mengulum senyuman melihat wallpaper ponselnya yang entah sejak kapan digantinya menjadi foto Lisa.

Memang bukan spesifik foto selca atau foto candid. Hanya foto tangan gadis itu yang sedang diinfus. Meski demikian, melihat hal semacam itu saja sudah membuat Jimin senang. Kenapa begitu?

Karena foto itu diambil tepat setelah Lisa mencium bibirnya dan mengungkapkan perasaannya.

Karena foto itu diambil tepat setelah Lisa mencium bibirnya dan mengungkapkan perasaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tanpa sadar Jimin menyentuh bibirnya yang tiba - tiba berkedut. Diusapnya permukaannya yang sedikit basah. Semalam adalah tepat ketiga kalinya bibir mereka saling menyatu.

The Courier (Lismin) COMPLETE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang