Chapter 27

185 36 18
                                    



---

(๑ↀᆺↀ๑)

Pagi hari di dalam ruang kamar pengap itu. Jimin masih terbaring di atas ranjangnya. Ia sudah tersadar dari tidurnya, namun sama sekali tidak ada mood untuk beranjak.

" Bang. Udah aku siapin air anget. Mandi gih. Abis itu sarapan!"

Kata Dawon yang datang ke kamarnya dengan apron yang melinggar pada pinggang sexynya.

Namun bukannya merespon, Jimin hanya diam lemas memandang ponselnya. Puluhan pesan dan panggilan darinya yang tak mendapat respon dari Lisa.

" Bang!!"

Jimin kembali melirik pada Dawon yang duduk di samping ranjang.

" Cepetan mandi. Abis itu lukannya diobatin! Kalo busuk gimana? Itu perban dari semalem belum kamu ganti loh!"

Membenarkan ucapan Dawon, dengan malas akhirnya Jimin bangun dari tidurnya. Seluruh tubuh mungil itu terasa sakit dan pegal. Terutama pada bagian perutnya yang telah ditendang pak Han beberapa kali.

Jimin berjalan gontai memasuki kamar mandi. Dawon hanya bisa menghela nafas melihat kakaknya yang kesakitan entah secara fisik maupun hatinya.

Di dalam kamar mandi Jimin memandang wajahnya yang masih penuh dengan luka lebam. Ia menekan sudut bibirnya yang kembali berdarah karena ia ulur. Rasanya perih dan menyakitkan. Jimin melepas seluruh helaian benang yang membalut tubuhnya. Kondisinya tak jauh berbeda dengan wajahnya yang babak belur. Ia masuk ke dalam bak yang sudah diisi air hangat oleh Dawon.

" Akhh!"

Jimin meringis karena beberapa luka kecil dipunggungnya telah bersinggungan dengan air hangat. Rasa perihnya sungguh bertambah berkali - kali lipat.

Setelah merilekskan tubuhnya dan bisa menyesuaikan dengan rasa sakit, Jimin menyandarkan kepalanya pada samping bathup. Kedua matanya terpejam. Memori ketika ia melihat Lisa pergi meninggalkannya masih membekas begitu dalam. Jimin mengepalkan tangannya hingga luka yang ada di punggung tangannya kembali terbuka.

" Sialan!!!"

Ia memukul air di hadapannya dengan frustasi. Jimin benar - benar pusing. Ia sangat ingin bertemu dengan gadis itu meski hanya sebentar. Jimin ingin menjelaskan semua kesalah pahaman di antara mereka. Sayangnya ia tak diberi kesempatan sama sekali. Lisa telah pindah ke Jepang. Kini yang tertinggal hanyalah luka untuknya...

" Kenapa gue sebodoh itu sih?! Harusnya gue terus terang aja soal si perempuan uler itu sejak dulu!!" Ia bermonolog sambil menatap kedua kaki telanjangnya yang menjuntai hingga ujung bathub.

Flashback On

Jimin berlari mengejar sosok Lisa yang berjalan bersama sang ayah, dikawal dengan beberapa bodyguard. Saat ini ia sedang berada di bandara untuk berangkat ke Jepang. Hal itu terjadi setelah Bibi Lee menginfokan kalau Lisa sudah tidak di rumah. Jimin lantas tancap gas bersama Dawon menuju bandara.

" LISA!!!"

Ia berteriak memanggil nama gadis itu. Lisa diam dan berbalik sekilas kemudian kembali melangkah. Meninggalkan Jimin yang sedang ditahan para bodyguard.

The Courier (Lismin) COMPLETE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang