Chapter 15

228 38 18
                                    

Duduk di sebuah bangku taman tempat biasa mereka datang, Jimin mengusap pipinya yang merah dengan sebuah es batu. Ia mengeluh beberapa kali karena tamparan Lisa yang superduper menyakitkan.

" Aduhh...sakit.." Katanya.

Lisa yang berada di samping sedikitnya merasa bersalah karena telah salah paham. Tapi perempuan mana yang tak salah persepsi kalau cara Jimin mengecek jantungnya dadakan begitu? tanpa permisi dan sembarangan.

" Ya maaf. Mas sih... main pegang aja. Aku kan jadi kaget!"

" Mas kan cuma mau cek detak jantung kamu ihh kesel!"

" Ya abis sembarangan aja!"

" Mas reflek aja..soalnya jantung mas kan posisinya juga ada di situ "

" Ya udah...udah gausah dibahas lagi..." Lisa akhirnya menengahi. Setelahnya hening. Sambil mengusap pipinya, Jimin diam - diam curi pandang pada Lisa yang diam seperti batu.

" Kamu tadi denger pak Namjoon bilang apa?"

" Dia udah punya tunangan..." Gumam Lisa dengan suara yang pelan dan gemetar.

" Lis..." Jimin menarik dagu Lisa untuk menatapnya. Airmata sudah berkumpul di sana dan siap jatuh kapan saja. Namun sebelum airmata itu jatuh, Jimin terlebih dahulu menghapus dengan kedua ibu jarinya.

" Inget gak tadi dokter Yuri bilang apa?"

" Iya...aku inget kok.."

Lisa tersenyum dengan lemah dan kembali menatap lurus.

" Pak Namjoon emang bukan jodoh aku. Ya udahlah...mau gimana lagi.." Gumamnya.

" Kalo mau nangis, nangis aja...mas siap jadi sandaran buat kamu!"

Lisa menggeleng pelan...

" Gak usah mas. Aku udah capek nangisin kenyataan..."

Jimin tersenyum tipis dan mengacak puncak kepala Lisa dengan gemas.

" Lisa itu kuat! Gak cengeng! Bener kan?" Lisa tersenyum dan mengangguk.

" Nah sekarang cerita sama mas...apa yang bikin kamu stres? bener gara - gara mas?"

Lisa terkekeh dan menggeleng..

" Bukan kok.."

" Terus gara - gara apa? papa kamu?"

Lagi - lagi gadis itu menggeleng..

" Adik kamu?"

" Bukan"

" Mama kamu?"

" Bukan"

" Temen magang kamu?"

" Bukan juga.."

" Terus gara - gara siapa? bilang donk...mas kan gak tahu kalo kamu gak bilang?"

Gadis itu terlihat resah. Kedua tangannya meremas rok pendeknya. Sesekali nafasnya tersengal. Dan pada akhirnya Lisa menghela nafasnya.

" Gara - gara semalam ada yang intip aku..."

Jimin sontak terbelalak. Ia tak salah dengar kan? ada orang yang berani mengintip gadis itu.

" N-ngintip kamu? waktu mandi??"

" Bukan waktu mandi. Cuma waktu aku rebahan di kamar...

Tapi aku kalo di kamar suka pake baju yang agak minim.."

" Emang waktu itu kamu pake apa? bikini?"

" Bukan sih. Kayak crop top gitu sama celana sepaha.."

The Courier (Lismin) COMPLETE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang