Duduk di sebuah bangku taman tempat biasa mereka datang, Jimin mengusap pipinya yang merah dengan sebuah es batu. Ia mengeluh beberapa kali karena tamparan Lisa yang superduper menyakitkan.
" Aduhh...sakit.." Katanya.
Lisa yang berada di samping sedikitnya merasa bersalah karena telah salah paham. Tapi perempuan mana yang tak salah persepsi kalau cara Jimin mengecek jantungnya dadakan begitu? tanpa permisi dan sembarangan.
" Ya maaf. Mas sih... main pegang aja. Aku kan jadi kaget!"
" Mas kan cuma mau cek detak jantung kamu ihh kesel!"
" Ya abis sembarangan aja!"
" Mas reflek aja..soalnya jantung mas kan posisinya juga ada di situ "
" Ya udah...udah gausah dibahas lagi..." Lisa akhirnya menengahi. Setelahnya hening. Sambil mengusap pipinya, Jimin diam - diam curi pandang pada Lisa yang diam seperti batu.
" Kamu tadi denger pak Namjoon bilang apa?"
" Dia udah punya tunangan..." Gumam Lisa dengan suara yang pelan dan gemetar.
" Lis..." Jimin menarik dagu Lisa untuk menatapnya. Airmata sudah berkumpul di sana dan siap jatuh kapan saja. Namun sebelum airmata itu jatuh, Jimin terlebih dahulu menghapus dengan kedua ibu jarinya.
" Inget gak tadi dokter Yuri bilang apa?"
" Iya...aku inget kok.."
Lisa tersenyum dengan lemah dan kembali menatap lurus.
" Pak Namjoon emang bukan jodoh aku. Ya udahlah...mau gimana lagi.." Gumamnya.
" Kalo mau nangis, nangis aja...mas siap jadi sandaran buat kamu!"
Lisa menggeleng pelan...
" Gak usah mas. Aku udah capek nangisin kenyataan..."
Jimin tersenyum tipis dan mengacak puncak kepala Lisa dengan gemas.
" Lisa itu kuat! Gak cengeng! Bener kan?" Lisa tersenyum dan mengangguk.
" Nah sekarang cerita sama mas...apa yang bikin kamu stres? bener gara - gara mas?"
Lisa terkekeh dan menggeleng..
" Bukan kok.."
" Terus gara - gara apa? papa kamu?"
Lagi - lagi gadis itu menggeleng..
" Adik kamu?"
" Bukan"
" Mama kamu?"
" Bukan"
" Temen magang kamu?"
" Bukan juga.."
" Terus gara - gara siapa? bilang donk...mas kan gak tahu kalo kamu gak bilang?"
Gadis itu terlihat resah. Kedua tangannya meremas rok pendeknya. Sesekali nafasnya tersengal. Dan pada akhirnya Lisa menghela nafasnya.
" Gara - gara semalam ada yang intip aku..."
Jimin sontak terbelalak. Ia tak salah dengar kan? ada orang yang berani mengintip gadis itu.
" N-ngintip kamu? waktu mandi??"
" Bukan waktu mandi. Cuma waktu aku rebahan di kamar...
Tapi aku kalo di kamar suka pake baju yang agak minim.."
" Emang waktu itu kamu pake apa? bikini?"
" Bukan sih. Kayak crop top gitu sama celana sepaha.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Courier (Lismin) COMPLETE ✅
FanfictionJimin adalah seorang pemuda yang harus kuliah sambil kerja part time sebagai seorang kurir, demi mewujudkan keinginannya untuk menikahi gadis yang sudah ia cintai selama bertahun - tahun. Berakhir diputuskan dengan alasan yang tragis, Tuhan malah me...