Ketigapuluhtujuh

487 57 3
                                    

   Yuri terbangun dari tidurnya, tapi bagian atas tubuhnya terasa berat, dia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menetralkan mata kaburnya, tangan kirinya kebas seperti menahan beban, sedangkan bagian perut keatas juga merasakan hal yang sama, ternyata Sinbi yang sedang tidur dengan badannya diatas tubuh Yuri, tapi siapa gerangan yang membuat tangan kiri Yuri keram, siapa lagi? Ya, Jessica lah, lengan Yuri digunakan sebagai bantal oleh Jessica, sedangkan tangan kiri Jessica memeluk tubuh Sinbi.

   Kalo kalian pikir Jessica telanjang dada seperti kemarin, jawabannya salah karena dia sudah memakai bajunya kembali, tapi entah kapan. Posisi Yuri saat ini serba salah, mau ngangkat tangan kirinya, Jessica nanti bangun, sedangkan ngangkat Sinbi gimana? Kan tangan kirinya dibuat Jessica bantal, tapi dia kebelet,

     " Sica... Sica..... " Yuri membangunkan Jessica dengan menusuk-nusuk pipi Jessica agar segera terbangun dengan setengah lengan bawahnya yang bebas,

   Jessica menggeliat dengan adanya pergerakan eksternal, Jessica mulai membuka matanya perlahan menatap depan, mengumpulkan nyawanya sendiri, dia mendengar ada orang yang memanggilnya, suara ini yang selalu dia dengar beberapa minggu terkahir, dia sangat kenal suara ini tanpa sadar Jessica tersenyum,

     " Sica.... Bangunn..... Sica... " panggil Yuri pelan,  menggoyangkan lengan Jessica,

     " hmmmm.... " jawaban Jessica,

     " bangun..... " kata Yuri, tapi Jessica tak menjawab dia malah menutup matanya kembali, Yuri yang melihat itu tak mau membuat ice princess ini tertidur lagi bisa-bisa besok dia bangunnya,

     " Yeoboooo.... " panggil Yuri penuh perasaan, sukses membuat Jessica membuka matanya lebar-lebar,

    Jessica teringat malam kemarin ketika Yuri mencium dahinya dan menyematkan gelar baru untuknya 'yeobo', Jessica ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya, jantungnya berdetak melebihi kapasitas nya sendiri.

   Jessica mendongak menatap wajah Yuri yang kelewat tampan itu, menatapnya penuh tanda tanya, kenapa wajah Yuri dekat?,

     " Sica.. Bangun...... Aku kebelet..... " kata Yuri menghancurkan suasana, udah nge feel banget tuh, biasanya bangun-bangun dapet morning kiss ini gak dapet apa-apa, Jessica menutup mata mengerutkan alisnya, pusing melanda otaknya karena terkejut tadi,

     " ya... Ke toilet Yul, kenapa bilang ke aku? " tanya Jessica dengan suara khas orang bangun tidur menatap Yuri menahan sesuatu,

     " Sica........ Gimana aku mau ke toilet sih......... " kata Yuri terpotong,

     " pih..... Pusing........ " lirih Sinbi yang terganggu oleh suara Yuri yang lumayan keras di telinganya,

     " pusing??.... Maaf maaf papih bangunin kamu ya?? Tidur lagi dek....... " saran Yuri, Sinbi memalingkan mukanya menghadap Jessica,

     " mih.......... " panggil Sinbi, Jessica membuka matanya seketika,

     " apa dek??? " kata Jessica mengelus pipi Sinbi yang masih merah, karena panas nya belum mereda, tapi sudah lebih baik dari kemarin malam,

     " peluk..... " celoteh Sinbi bangkit dari atas Yuri beralih ke tubuh mungil Jessica,

   Jessica merentangkan tangannya menerima tubuh Sinbi, Yuri merasa dadanya plong, setelah Sinbi bangkit dari atasnya, dia melihat tubuh Sinbi yang masih lemas,

     " kamu gajadi ke toilet Yul? " tanya Jessica mengelus punggung Sinbi, pandangan mereka bertemu,

     " ohh iya lupaa..... Bentar yaa... Kalo adek nyariin aku.... " kalimat Yuri terpotong,

     " sana!!! Sekalian mandi! " potong Jessica, Yuri mengangguk dan meninggalkan Jessica yang masih memberi kenyamanan untuk Sinbi.

   Mandi sudah dijalani oleh Yuri, dia memutuskan untuk membuat sarapan, karena gak mungkin Jessica membuat sarapan untuknya dan Sinbi, dengan telaten Yuri memasak bubur untuk Sinbi, dan nasi goreng kimchi untuk dia dan Jessica,

Only Eighth Sense!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang