Tok... Tok... Tokk
" Permisi.... Paket......... " Kata Sinbi sambil mengetuk pintu kamar Taeny.
" Masuk dek, pintunya juga gak dikunci kok" Kata Tiffany mempersilahkan masuk.
Sinbi masuk sambil membawa nampan berisi bubur dan air putih, Sinbi pun melihat pipihnya lagi bermanja ria dengan mimihnya. Sampai Tiffany harus menyetop perbuatannya.
" Tae udah dong, gamalu sama Sinbi? " Tiffany.
" Hueh dasar manja si pendek tuh!" Gumam Sinbi yang terdengar Taeyeon.
" Kamu bilang apa dekkk???!!! " Sebal Taeyeon.
" Ahh enggak pih, ini mih buburnya udah jadi spesial buatan tangan chef ternama.. Wuhu... " Seru Sinbi.
" Ahhh keliatan enak banget dek, siniin nampannya mimih mau makan, look so good, how about the taste? I'll try it. Thank you baby" Kata Tiffany.
" You're welcome mih, cepet makan deh biar cepet sehat. Kalo pipih macem-macem panggil Sinbi aja, biar ku teken biar tambah pendek aja. Huh" Kata Sinbi yang masih kesal dengan Taeyeon.
" Ohh iya pih, pipih dipanggil tuh sama papih, suruh ke bawah ada yang perlu di omongin katanya" Lanjut Sinbi.
" Apaa?? Yu-yu-yu-Yuri? Ngapain? " Takut Taeyeon.
" Ya enggak taulah pih, katanya si masalah.... " Sebelum Sinbi menyelesaikan perkataannya Taeyeon sudah berlari menuju ruang tengah tempat Yuri berada.
" Huh apaan, belum juga selesai ngomong dah cabut aja tuh orangtua! Hmm Astaghfirullah berdosa sekali aku" Heran Sinbi.
" Ehh mih, gimana? Udah enakkan? Mimih gapapa kan? Mimih gak sakitkan? Mimih how do you feel right now? Mihhh... Jawab dong... Masak Sinbi di kacangin... Mihhhhhh... " Cecar Sinbi.
" Adek, gimana mimih mau ngomong kamu nyerocos aja dari tadi, mimih udah baik kayak yang kamu liat sekarang, udah ya jangan khawatir... Mimih cuma capek aja.... " Kata Tiffany yang masih lemas.
" Hnnggg..... Mimih mau dipijit? Apa mau apa gitu. Kalo Sinbi mampu ngelakuin, Sinbi lakuin mih. Tenang, gratis kok! gak kayak pipih selalu minta imbal balik kalo nolong seseorang" Di akhiri kekehan oleh keduanya.
" Hahah... Ada-ada aja kamu dek, yaudah kamu pijitin mimih aja di bahu ya sayang, mimih capek banget, habis dari New York ke Korea langsung diajak pipih kamu kesini" Adu Tiffany.
" Ahh beneran aja tuh si pipih dasar.... " Gerutu Sinbi.
" Mimih kan bisa nolak kalo diajak pipih, tuhkan mimih jadi sakit, terus kalo kayak gini siapa yang khawatir kalo bukan Sinbi" Khawatir Sinbi.
" Adek, dengerin mimih. Kalo mimih gak ikut, mimih kangen sama kamu, kalo mimih kangen sama kamu mimih gak enak makan, terus kalo mimih gak enak makan, mimih sakit. Mendingan ketemu kamu tapi sakit daripada mimih di Korea sakit tapi gak ketemu kamu, iyakan?????? " Jelas Tiffany.
" Huuuuwww mimih ahhh aku terhura..... Sayang mimih banyak-banyak" Kata Sinbi sambil memeluk Tiffany dan mulai memperlihatkan sifat manjanya.
" Hahah iya sayang.... Mimih juga sayang adek banyak-banyak. Love you anak papih Yul, pipih Tae sama mimih Tippa. You're so cute baby" Kata Tiffany sambil mengelus puncak kepala Sinbi.
" Ahhh mimih....... Mo peluk yang lama, Sinbi kangen banget udah 3 bulan dong kita ketemu.. Huhu... Untung masih bisa video call mimih... Huaaa.... Mimih satu-satu yang Sinbi punya selain Papih sama pipih " Tanpa disadari Sinbi mengeluarkan air mata.
" Ahh adekk nangis? Mimih kan ada disini, udah jangan nangis. Oh iya gimana kuliahnya? " Kata Tiffany mengalihkan pembicaraan.
" Ahh hikss hikss, baik kok... Tapi tapi..... " Akting Sinbi.
" Kenapa dek? Gak baik ya? Apa pindah kuliah aja? Di California, apa Jepang gitu? " Tawar Tiffany.
" Mih... Gak gitu.. Ada beberapa masalah doang gak sampek harus pindah kampus juga.... Dann... " Kata Sinbi terpotong karena handphone nya berbunyi.
Tilulit.. Lulit.. Lulit....
" Bentar mih, Sinbi ada telfon. Sinbi angkat dulu ya! " Sinbi pun menjauh kearah balkon kamar Taeny.
" Heii anakmu sudah besar, aku berhasil mendidiknya! Terimakasih Tuhan kau sudah mempertemukanku dengannya " Kata Tiffany dalam hati.
Sinbi kembali dengan wajah cemberut. Membuat Tiffany heran berangkat wajah ceria dan pulang dengan muka ditekuk.
" Hei baby kenapa? Kok cemberut gitu, jelek tau anak mimih itu harus senyum, kalo kayak gini tuh jelek, ayo senyum! " Goda Tiffany.
" Heheh, iya mih, maaf Sinbi cemberut, soalnya temen Sinbi tuh ada yang sakit nah dia tuh belum nyelesein tugas PPT yang di beriin dosen padahal buat besok jam 8, Sinbi juga yang harus kerjain, nah itu alasan Sinbi cemberut, padahal tinggal edit splash splesh ctasss jadi mih.... Huaaaa.... " Kesal Sinbi sambil membanting diri ke kasur.
" Ohh gitu, yaudah adek kasian juga temennya yaudah kerjain, nanti kalo kesulitan tanya aja ke mimih kalo gak ke papih-pipihmu kan bisa? " Rayu Tiffany agar Sinbi cepat mengerjakan tugasnya.
" Ahhh mimih, Sinbi masih kangen mimih... Huh" Cemberut Sinbi.
" Dan lagi, emang mimih dulu jurusan apa? " Tanya Sinbi yang masih cemberut.
" Mimih? Mimih dulu jurusan Bussines Management sih tapi banting setir ke Modelling " Kata Tiffany lugu.
" Mih jurusan aku sama mimih aja beda inget mih jurusan aku apa? " Tanya Sinbi sekali lagi.
" Sosial budaya, ilmu bisnis dan musik" Jawab Tiffany.
" Nahh tau gitu heheh" Kekeh Sinbi.
" Kan ada bisnisnya dek sama aja. Toh kamu nanti juga ngegantiin papih kamu" Imbuh Tiffany.
" Ahiyahiya gak ada yang bisa ngalahin mimih aku, yaudah mih aku mau ke kamar dulu tugas nya juga tinggal dikit kok, mimih istirahat aja oke? " Kata Sinbi langsung berdiri dari tempat tidur mimih nya dan lari kecil ke arah pintu, sebelum menutupnya dengan rapat Sinbi memunculkan kepala di pintu,
" Ohh iya mih, satu lagi aku masih gamau punya adek oke? " Kata Sinbi langsung menutup pintu dan berlari kearah kamarnya.
" Hnng Adek? Punya kamu aja pusing Bi.. Eh maksudnya Sinbi apaan? Apa jangan-jangan? " Kata Tiffany menggantung.
~~~~~~~~~~~~~CONTINUE~~~~~~~~~~~
TUNGGU KELANJUTAN... DON'T EXPECT TOO MUCH
210423, KHANHADHA
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Eighth Sense!
Fanfiction" Aku tak membenci ibuku, aku hanya ingin aku ada di dekatnya itu saja, apa salah? "- Kwon Eunbi " Aku... aku... aku hanya mencintai..... "- Jessica Jung " Anakku adalah anakku"- Kwon Yuri Cuma mau bilang kalo gak sreg baca jangan baca ya, gak maksa...