Sumur itu begitu sempit, gelap dan dalam, Candini harus menjejakkan kaki kirinya ke dinding agar tak terjatuh. Sementara tangan kanannya mencekal sebilah belati yang menancap. Wajahnya pias bukan karena akan jatuh tapi ada suara bergemerincing di bawahnya dan sepasang benda bulat bercahaya dalam gelap, bergerak kesana kemari.
Ia berusaha mendorong ke atas jebakan pintu sumur itu, namun percuma, mekanisme daun pintu sumur dibuat seakan mustahil membuka kembali dari dalam sumur.
"Sssiapa itu! aku mencium bau manusia!"
Candini mulai berkeringat namun ia menjaga agar mulutnya tak mengeluarkan suara, nafasnya ia tahan agar tak terlalu keras menghembuskan udara. Posisinya demikian sulit tak kan mampu bertahan lama.
"Hi hi hi hi aku tahu kamu disana cah ayu? Wangi tubuhmu tak bisa mengelabui penciumanku yang tajam! aku ingin makan manusia , sudah lama aku tak makan daging manusia, sudah ratusan purnama! Hrrgggghhhh"
Suara geraman itu semakin keras, diiringi suara bergemerincing yang dahsyat. Tembok disekitar tempat Candini berpijak mulai tergetar hebat. Tahulah pendekar itu bahwa mahluk yang ada dibawahnya terikat oleh rantai yang amat kuat, Candini berusaha memutar otak agar bisa kabur dari tempat itu.
Srett
Belati itu tak mampu menahan laju berat badan Candini yang berjuang melawan gravitasi bumi. Jerit tertahan Candini sempat terdengar, untunglah tangannya menangkap suatu benda keras bergemerincing. Rantai yang besar terasa dingin menyentuh kulit, menjulur sampai ke dasar sumur.
Rantai seukuran lengan Candini itu berukir aksara aneh yang tak mampu ia baca. Rupanya rajah itu memiliki kekuatan hingga mampu mengikat mahluk di bawahnya tak berdaya. Candini sigap menyusuri rantai terus sampai pangkal yang menancap di tembok. Terdapat benda bulat besar dari baja dengan lubang di tengah seperti menyerupai gembok. Gadis itu tersenyum gembira, masih ada sedikit jalan untuk keluar.
"Nah jatuhlah kemari Cah ayu, Kemarilah!" bentak Siluman itu tak sabar. "Kau jatah ransumku bulan ini bukan? Hrggghh aku sudah lapar, kemari!"
Dentingan rantai bergesekan semakin nyaring. Membuat Candini yang berpegangan terombang-ambing, walau dibelenggu rantai demikian besar, tidak hanya satu, tenaga goncangan mahluk ini luar biasa kuatnya.
Aku harus sabar, berpikirlah Candini, pasti ada jalan keluar!
Candini berusaha tidak menggubris ancaman mahluk di bawahnya. Ia tahu pasti Larantuka akan memenangkan pertempuran dan menyusulnya.
"Wahai mahluk yang dibawah! kau bisa makan aku tapi kau akan tetap terkubur di tempat ini selama ribuan tahun lagi! Apakah kau mau terus dirantai seperti anjing penjaga? Diberi makanan jatah yang paling kau benci layaknya budak?" seru Candini akhirnya bersuara.
Pancingan Candini rupanya tepat mengenai titik kesombongan mahluk seram itu.
"Diaaam! Aku Raja Buto Ijo tak pernah dihina seperti ini! Hrrrgghh Jahanam Gondo Mayit, dia harus membayar penghinaan atasku ini berkali lipat. Tidak hanya menipuku dalam sumur, tapi ia ambil alih semua anakbuah kesayanganku di kerajaan demit! Hrrrgggh akan kukunyah batok kepalanya, kulumat semua jeroan setan wanita itu!" damprat suara mahluk itu bergema, membuat telinga Candini berdenging.
"Kau yang Diam!" balas Candini. Dahinya mengeluarkan keringat sebesar biji jagung.
Aku tak boleh menunjukkan rasa lemah di depan demit ini, tidak boleh tunduk!
"Heh dengar Aku bisa membantumu membalaskan dendam dengan keluar dari sini, itu mudah! Cukup membuka gembok kunci rantai ini dengan pisau belatiku. Tapi kau harus janji untuk mengeluarkanku dari sumur ini! Saat ini temanku sedang berlaga melawan ratu iblis yang pernah menaklukanmu, ilmunya setinggi langit seluas bumi. Kau hanyalah debu bila dibandingkan dengan temanku ini!"

KAMU SEDANG MEMBACA
LARANTUKA PENDEKAR CACAT PEMBASMI IBLIS
ParanormalPendekar misterius, utusan dari neraka untuk para iblis. Ketika namanya disebut akan membuat pucat para demit, jin, banaspati dan genderuwo. Kemana langkahnya pergi, hanya akan ada kepiluan dan tangis darah. Karena setiap yang ia sentuh, akan menj...