27. Turn Up

1.9K 352 115
                                    

selamat malam..

Hihi HLBW update suka gak?

Sekedar mengingatkan ini bukan cerita sad ending dan ini belum ending..

Challenge 100vote untuk part 28 bisa?

Ingin purple heart banyak-banyak boleh?

Semoga kalian yang lagi sakit cepet sembuh dan semoga ini bisa menghibur kalian..

Semoga yang lagi nyari kerja segera dapet kerja..

Semoga yang sedang dalam kesusahan selalu di mudahkan.

Semoga yang keinginannya belum tercapai segera tercapai dalam waktu dekat.

Boleh minta koment seiklasnya juga?

Sayang kalian semoga cerita ini cepat selesai sebelum tahum 2021..

***

Terik matahari musim panas mengalirkan bulir peluh di punggung Reina. Berkerumun di antara rumput-rumput subur wanita itu memandang kosong ladang domba. Menikmati waktu istirahat setelah seharian bergelut dengan kentang-kentang panenan.

"Kau lelah?" Seokhan menginterupsi manakala kakinya ia biarkan bebas diatas rumput. Pria itu membawa dua kaleng minuman dingin kemudian duduk disebelah Reina. 

"Melamun terus." Reina mengerjab.

"Mana ada." bantahnya.

"Aku perhatikan kau memang melamun sejak pagi. Kemarin juga. Memikirkan apa lagi sih, tidak mau cerita? Sesuatu mengganggumu."

Reina menundukkan kepala. Lalu menggerakan kepala menunjukan bahwa ia baik-baik saja. 

Seokhan ikut menganggukan kepala sebentar. "Kau tidak bisa membohongiku Reina."

"Apanya," elak Reina dongkol. "Kau itu kebiasaan sekali membuat opsi sendiri. Kalau aku diam karena lapar kau mau apa. Atau bisa saja sedang sariawan. Mau apa kau ha?"

Seokhan meringis ketika lengannya kena sasaran amarah Reina. Tak tanggung-tanggung memilin kulitnya sampai panas.

"Ku kira setelah satu tahun bersama aku bisa merebut celah darinya. Ternyata kau terus membangun tembok terlalu tebal diantara kita." 

Reina tertawa halus. Masih menatap Seokhan datar. "Kalau yang kau maksud diamku karena memikirkan 'dia'. Spekulasi mu salah besar. Kau tidak sepenuhnya tahu apa isi kepalaku Seokhan. Jangan menyimpulkan hal yang belum tentu benar hanya karena reaksi biasaku!" jawab Reina menggebu-gebu.

Seokhan terkekeh sumbang. "Bahkan setelah satu tahun berlalu kau masih gemetar untuk menyebut namanya."

"Kau ini kenapa?"

"Kenapa aku?" tanyanya balik.

"Ya ampun hari sudah panas, apa kau mau terus membahas ini." Pria itu menggeser keranjang rotan yang Reina bawa dari perkebunan. Menggeser tubuhnya mempersempit jarak.

"Makanya jangan menolakku."

"Aku sedang tidak ingin berdebat, bodoh."

"Kau masih enggan bercerita. Padahal aku yang paling dekat denganmu belakangan ini."

"Diamlah!"

"Reina kenapa kau tidak menikah lagi saja denganku?"

Reina tersedak minuman kalengnya. "Terlalu banyak bicara dengan domba—sekarang otakmu menyusut ya dan agak gila!"

Husband Baby and Lil WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang