AN APOLOGY

6.5K 709 530
                                    

Surprised hahaha seneng gak UP cepet, harus senenglah kalo gak, aku bilangin suga nih..

Votenya gak sampe 500 udah UP dalam rangka merayakan bangtan masuk moninasi grammy 💜💜💜 padahal harusnya kemarin..
Sengaja UP diem-diem biar kaget, kalian kaget gak? kalo gak kaget pura-pura aja gakppa juga, kalo gak mau gak temen.. 😂😂😂

Karena aku udah kasih asupan hayuu bintang nya dipencet, tambahin kicauan receh kalian juga di koment, 😍😍😍

Tag-tag manjah di ig min_zeeyonachi juga boleh sekali ..
.
.
.



"Sudah ku bilang tidak ada, oppa!" 

Reina jadi kesal sekali, Jung masih saja membahas tentang kehamilan, memaksa untuk menghitung siklus bulanan. Padahal Reina tidak mengalami hal aneh pada dirinya. Jadwal bulanannya memang tidak teratur, bahkan Reina pernah terlambat haid sampai tiga bulan, dua bulan sekali juga pernah. Jadi Reina tidak pernah menjadikan patokan siklus bulanan untuk menghitung masa kehamilan. 

Reina baru sampai dari les memanahnya, memilih melangkah pergi kekamarnya. 

"Rei---kita coba saja dulu." Bujuk Jung membuntuti istrinya. 

Reina menghembus nafas malas, beberapa hari ini Jung selalu melempar pertanyaan yang entah darimana Jung mendapatkan informasi tentang anak.

Reina menatap Jung sebelum memutar knop pintu dan tenggelam dibaliknya.

"Haruskah? Lalu kalau iya mau apa? Aku bahkan tidak muntah-muntah. Apa itu belum cukup dijadikan bukti?" Reina berusaha menguatkan hatinya agar tidak luluh begitu saja. Permintaan Jung membuat kepalanya pusing, dia butuh tidur setelah ini.

Jung menghela nafas berat mencoba untuk bersikap dewasa, dia tau Reina masih sangat marah dengannya, tidak lagi menjadi gadis manis yang menurut padanya. Jung merasakan Reina memaksa untuk menjadi wanita dewasa. Tapi Jung penasaran, dia tidak suka dengan keadaannya saat ini. Ditambah lagi Seokjin menghilang ketika ingin dimintai penjelasan. Berengsek memang!

"Iya aku percaya, tapi Rei, Seokjin hyung pasti sedang menyembunyikan sesuatu." 

Reina memutar bola mata malas mendengar opini Jung menjelaskan tentang Seokjin yang mengatakan dirinya sedang hamil. Tapi Reina ingat betul Seokjin tidak menyebutkan apapun saat dia sadar. Selain berulang-ulang memuji dirinya sendiri.

"oppa, aku hanya tidak makan karena kehilangan selera, makanya aku pingsan. Aku memang tidak bertemu dengan dokter saat sadar, tapi aku merasa itu hanya akal-akalan, Seokjin Ahjussi saja." Reina mengaku perihal pingsannya sebab Seokjin memang tidak mengatakan apapun selain dirinya ketahuan kelaparan. Seokjin bilang dia disuntik vitamin penambah nafsu makan, makanya saat sadar Seokjin memesan banyak makanan dirooftop.

"Reina-ya…" Jung menelan ludahnya samar, mengangguk belakang kepalanya memikirkan cara agar Reina mau melakukan tes sekalipun tidak ada tanda-tanda. 

"Oppa! Aku butuh istirahat!." sela Reina menghembus nafas kasar.

Reina berbalik badan dan segera memutar ganggang pintu kamarnya cepat, lalu dengan cepat pula Jung menahan tangan Reina. "Maafkan aku." 

Reina tersekat. Terdiam beberapa saat menarik nafas dalam sambil memejamkan mata. 

"Rei---Aku sungguh minta maaf." ujar Jung parau , karena terlihat Rei hanya diam. 

Jung merasa sesak didadanya melihat Reina sedikit berubah setelah kepulangannya dari study tour. Jung kira kejutan yang ia siapkan bisa membawa dirinya untuk berdamai dengan sang istri. tapi Reina benar-benar mengabaikan Jung lagi, setelah Jung bilang akan ada anggota baru diantara mereka. 

Husband Baby and Lil WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang