[Missed Chapter] 1

886 90 18
                                    

Bukan hal asing untuk mengenal ayah beranak satu ini sebagai ahlinya olahraga. Melatih kekuatan otot sudah menjadi rutinitas wajib bagi Jungkook.

Pagi-pagi sekali, pria itu bangun tiga puluh menit lebih awal untuk bergelut dengan gerakan intens cardio maupun angkat beban sebelum membersihkan diri usai tubuhnya di banjiri keringat.

Masih di lilit handuk, Jungkook membuka lemari mencari baju besar rumahan sebelum ia menuju istri yang sepertinya ketiduran lagi di kamar Gguki. Akhir-akhir ini anak itu sering gelisah saat tengah malam. Memaksa Reina bangun dan pindah untuk menenangkan anak tercinta mereka.

Jika biasanya ia akan melihat Reina menekuk bibir di dapur lantaran pusing memikirkan menu sarapan, kali ini Jungkook tak menemukan eksistensi siapapun di bagian lain rumahnya.

Mommy, kita masih punya ta—,” Jungkook terpaku, yang di cari terdengar mengkhawatirkan di kamar mandi. Kakinya segera menuju Reina. “Kenapa muntah-muntah, sakit?”

Yang di tanya masih bertahan mengatur nafas gusar. Lemas bukan main seluruh isi perutnya telah habis di keluarkan. “Sudah muntah dua kali.”

“Nah kan!”

Oppa—,” tidak mau di salahkan, Reina menginterupsi sebelum menyelip di antara dada bidang suami usai mencuci bibir.

“Asam lambungmu kambuh?”

“Tidak tahu.” Menjawab teramat lirih Reina menyandar penuh kenyamanan. Suami seperti ini tidak akan pernah ia temukan di toserba mana pun. Menghilang di balik pelukan tentu jurus agar tidak di marahi.

“Pasti makan pedas lagi, kan. Itu lah akibatnya kalau—,”

“Sudah tahu, dad! Akibat makan pedas. Akibat main HP dan streaming mukbang sampai tengah malam.” Potongnya berharap Jungkook tidak membuat perdebatan pagi ini. “Akunya sakit daddy. Coba sekali ini di sayang jangan di marahi.”

“Selain Hp menolak suami sampai tiga kali juga berakibat, Rey.” Guraunya mendapat cubitan geram di atas bulu tangan Jungkook.

“Kau enak, mana tahu rasanya sakit pinggang.”

“Itu kan kalau istri minta durasi tambahan. Kalau durasi biasa Reina tidak pernah bilang, oppa miss v nya kebas, oppa gendong Ggu kaki ku pegal, mandikan Gguki ya aku masih lemas, oppa—.”

“Hish, kepalaku ini pusing. Lagi pula kan masih banyak hari lain!”

Sembari menyengir, Jungkook membawa Reina duduk satu kursi di dapur mereka. Dalam satu gerakan Jungkook bisa menyiapkan bakpao kukus isi, air hangat dan dua butir obat asam lambung.

Jam tidur kurang, pola makan sembarangan, terlalu banyak konsumsi junkfood yang sering Reina pesan juga lah menjadi pemicu perutnya bermasalah.

“Anakmu masih pulas.”

“Gguki baru tidur lagi jam 5 tadi—habis itu perutku langsung begah,” belum selesai menelan setengah roti Reina sudah di serang mual hingga muntah kembali.

 “Lain kali bangunkan aku, jangan mengasuh sendirian.” Seraya menggosok tengkuk Jungkook juga mencekoki Reina obat. Dari mata sayup Reina saja sudah terlihat kurang istirahat. Tubuhnya berkeringat dingin, suhunya panas.

“Liin kili binginkin iki.” Cibir Reina. “Tumpah ruah dunia ini kalau oppa bisa bangun selepas main game sampai pagi.”

Kadang kala, Jungkook tak jarang bersikap semaunya apalagi jika sudah asik dengan dunianya sendiri. Di luar terlihat seperti kepala rumah tangga siaga, nyatanya Jungkook sama saja dengan suami-suami lainnya.

Husband Baby and Lil WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang