CHAPTER 1

63.5K 4K 371
                                    

Cerita kedua dari cerita MIYOZA
Ada baiknya membaca cerita MIYOZA terlebih dahulu karena ini adalah kelanjutan kisahnya.

Apa kabar? Udah pada baca cerita Miyoza kan? Udah pada kesal belum?

Siap menggila bersama Ayres?

Tim YozAyres atau tim Ayresxother?

***

HAPPY READING!

🌵

Siapa yang bisa menolak pesona dari Ayres Dylan Atharazka. Laki-laki tampan, bertubuh jangkung, memiliki alis mata yang tebal, bulu mata lentik, dan rahang yang tegas, membuat Ayres tentu saja menjadi incaran para gadis. Tapi, Ayres bukanlah sosok yang mudah di dekati, mudah di ambil hatinya, apalagi mudah jatuh cinta kepada seseorang.

Di hari pertama dia pindah sekolah saja, Ayres sudah mengambil perhatian banyak murid. Apalagi, ternyata dia salah satu teman dari anggota dari inti Grexda yang sangat terkenal. Jika kalian berpikir, bagaimana cara mendekati laki-laki itu, maka Miyoza jawabannya.

Hanya butuh beberapa hari saja, gadis bernama Miyoza itu sudah bisa meluluhkan hati Ayres, bahkan dia sudah menjadi ratu bagi laki-laki itu. Sayang sekali, hubungan mereka tak bisa berjalan dengan baik. Ayres harus merelakan gadisnya pergi ke luar negeri untuk berobat dan jujur saja kalau Ayres tak rela di tinggal Yoza. Tapi, Ayres tak bisa egois. Dia juga tak ingin Yoza terus menerus merasakan sakit, bahkan Ayres tak akan rela jika Yoza pergi meninggalkan dia untuk selamanya.

"Ha-halo, kak, boleh duduk disini ga?" tanya seorang siswi pada Ayres. "Ga ada kursi kosong."

Ayres mengedarkan pandangannya melihat seluruh isi kantin, memang sudah tak ada kursi yang kosong. Tapi, tepat saat itu juga, ada dua orang siswa yang pergi dari sana. "Tuh," kata Ayres menunjuk kursi kosong dengan dagunya.

Siswi itu menoleh dengan malas. "Kalau duduk disini aja ga apa-apa kan, kak?" tanyanya lagi.

Ayres menatap datar gadis di hadapannya, tanpa suara, Ayres beranjak pergi dari sana. Dia tahu betul kalau siswi itu hanya ingin mencari muka padanya, Ayres tak suka.

"HOY,"

Catur berteriak memanggil Ayres. "Sini," tambahnya lagi.

Ayres berjalan mendekati inti Grexda yang tengah berada di lapangannya, inti Grexda tengah bermain basket bersama Vernon, Gilang, dan Kevin. Ayres lebih memilih untuk duduk di pinggir lapangan.

"Ayo main," ajak Vernon menghampiri Ayres.

Ayres menggeleng. "Panas," jawabnya singkat.

Vernon mendelik, apa-apaan. "Dih, jijik gue," cibir Vernon ikut duduk di samping Ayres.

Catur datang menghampiri mereka. "Ayo tanding, lo berdua sama Gilang, Kevin, Niko," ujarnya menawarkan.

Vernon segera berdiri dan menarik Ayres. "Let's go!"

Mau tak mau, Ayres ikut masuk ke dalam lapangan. Gilang, Kevin dan Niko sudah berada di sana bersama inti Grexda lainnya.

"Inti Grexda lawan the next inti Grexda," cetus Gilang bersedekap dada. Menatap remeh Catur yang berdiri di hadapannya.

"Songong, nanti nangis," balas Catur sambil merangkul pundak Gitar.

"Kayak yang iya aja lo bisa kepilih jadi inti Grexda," cetus Gitar mencibir Gilang.

ADORE U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang