Bab 4

187 25 7
                                    

                            
Sore ini. Sona ada arisan bersama teman temannya.dan saat ini pak Udin supirnya sedang mengantar Sona menuju Restoran tempat mereka bertemu.

Mobil yang membawa Sona, memasuki kearea parkir.

“ Armela” baca Sona.

“ Pak Udin, ini kita salah. Kita ke Restoran Sriana, bukan Armela.” protes Sona.

“ Tapi, ini alamatnya Bu,” balas pak Udin.

Sona memperhatikan tempat tersebut, sama dengan Restoran Sriana. Tapi kenapa namanya beda, pikir Sona sebentar.

“ Barangkali ganti nama Bu, atau ganti pemilik,” pendapat pak Udin.

“ Kalau pun ganti pemilik, semoga rasanya masih sama. Tapi kalau melihat ramainya pengunjung, sepertinya rasanya pasti juga enak. Ya udah, saya masuk dulu,atau bapak mau kemana, nanti saya telpon. ”

“ Saya tunggin Ibu aja.” Pak Udin membuka pintu mobil untuk Majikanya.

“Ya... Sudah, saya masuk dulu.” Sona masuk kedalam Restoran.

Sona langsung menuju meja yang sudah di pesan, dimana teman temannya sudah menunggu.

“ Restoran ini, ganti nama ya?atau ganti pemilik?” Sona bertanya. Pada salah satu temannya yang bernama Sandra.

“ Aku juga tidak tahu, tumben kamu penasaran sama hal hal kayak gini?” sahut Sandra.

“ Cuma ingin tahu, takut rasanya tidak pas di lidah saja,” sahut Sona.

“ Kalau yang aku dengar ya,nama yang sekarang itu nama putri, pemilik Restoran ini. ” Liani, teman Sona yang lain berkomentar.

“ Kita tanya pelayan aja, dari pada penasaran,” Lusi bersuara.

“ Benar itu, kalau penasaran enggak bisa tidur.” sambung Sandra semangat.

Sandra memanggil salah satu pelayan wanita." Selamat siang ,Ibu ibu yang cantik,mau pesan apa.? " tanya pelayan wanita itu ramah dan sopan. Dan memberikan menu makanan ke meja mereka.

“ Mbak, sebelum pesan, saya mau tanya, boleh?”tanya Sandra.

“ Boleh, Ibu mau tanya apa.?”

“ Ini Restoran ganti nama, karena ganti pemilik ya?” tanya Sandra.

Pelayan itu tersenyum.“ Pemiliknya masih sama Ibu, tapi ibu Sriana sudah meninggal. Jadi nama Restorannya di ganti menjadi nama putrinya.”Jelas pelayan itu kembali tersenyum.

“ Kita udah, berapa lama enggak kesini ya.?” Liani bersuara

“ Setahun, kalau gak salah,” Sona menjawab.

“ Udah lama juga ya.” Liani melihat menu, dan mereka mulai memesan makanan.

“ Butik aku, juga nanti aku ganti jadi nama putri ku,” ungkap Lusi.

Sandra menjawab."Putri kamu ada empat Lusi.”

“ Iya, ya, aku harus buat empat butik,” keluh Lusi.

Sedang Sona, hanya terdiam. Dia kembali teringat pada putrinya.

“ Bulan depan, kita arisan disini lagi ya.?” pinta Sandra dan di setujui yang lain

                              ****

Seperti biasa, malam minggu Armela hanya di rumah. Berdua dengan Armed, saat ini mereka menonton di bioskop mini.

“ Kak, mendingan kita nonton TV aja?”

“Kamu, kalau nonton suka tertidur, kalau di ruang TV, kakak gendong kamu harus menaiki tangga, berat. Tapi kalau di sini tinggal lurus aja, udah kamar kamu” jelas Armed.

ARMELA ARMED ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang