Bab 12

112 16 4
                                    

Sona mencoba menelpon Armela tapi gadis itu tidak menjawab. Sona berpikir mungkin dia di Kampusnya. Ia menelpon Lusi untuk menanyakan di Universitas mana putrinya kuliah, karena seingatnya putri Lusi satu kampus dengan Armela. Tapi Lusi juga tidak menjawab telpon dari nya. Ada apa dengan hari ini?

Armela keluar kelas bersama teman- temannya, dan seperti biasa kebiasan mereka selalu nongkrong di kantin Kampus. Sebelum pulang ke rumah masing- masing.

Sisi dan Aris membawa pesanan untuk mereka, dan meletakkannya diatas meja.
Belinda langsung meneguk minuman botolnya, dan menarik mangkok yang berisi bakso itu lebih dekat, dan menyantapnya.

Sedang Armela sibuk dengan ponselnya dan melihat dua panggilan tak terjawab dari Ibu Sona, dengan nama itu Armela menyimpan kontaknya.

“Tumben, kamu sibuk sama ponsel gitu?”ucap Sisi.

“Siapa tau, ada yang telpon penting.”Balas Armela menarik mangkok baksonya juga lebih dekat, dan mulai melahapnya. Sedang mangkok Belinda udah kosong sedari tadi.

Ponsel Armela berdering, Ia mengambil tas nya yang di letakkan disisinya, dan mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.” Bu, Sona.”Baca Armela membuat Belinda menoleh.

“ Tante, Sona?” Belinda bertanya tanda suara.

Armela mengangguk dan menggeser tombol hijau di layar ponselnya.“Iya, Bu.” sahut Armela.

“Apa kabar? apa Ibu, mengganggu kamu?”
Armela tersenyum. Meski tidak dapat dapat di lihat orang yang di seberang.

“ Kabar saya baik Bu, kabar Ibu bagaimana?”

Mendengar seseorang bertanya tentang kabarnya, membuatnya terharu. Selama ini tidak ada yang bertanya kabarnya, termasuk putranya. Apa lagi suaminya pulang aja jarang. Apa lagi sekarang, bisa seminggu sekali baru pulang kerumah.

“ Saya juga baik, kamu ada di mana, nak?”
Armela teringat Akan Ibunya, karena Ibunya juga selalunya memanggilnya nak, mata Armela pun berkaca-kaca.

“ Syukurlah Ibu baik, saya ada di Kampus, Bu?”

“Apa, kita bisa bertemu hari ini?”

“Maaf Bu, sepertinya tidak bisa. Karena sebentar lagi saya di jemput kakak saya,”

“Jadi, tidak bisa?” Sona kecewa mendengar nya.

“Maaf, Bu, mungkin lain kali,” ucap Armela.

"Ya, sudah, selamat siang Armela."ucap Sona.

“Iya, selamat siang, Bu.” Armela menutup telpon.

Sona memandang ponselnya sambil tersenyum.“Armela” ucapnya.

Sona merasa sangat familiar dengan nama itu, dia pernah mendengarnya tetapi dimana?dia terus menginggatnya namun Ia belum ingat sama sekali.

“Tante Sona, mau ajak kamu ketemu?”Tanya Belinda yang sedari tadi menyimak percakapan temannya dengan teman Mamanya.

“Iya, tapi aku kan enggak bisa. Tau sendiri Kakak aku?”

“Selama kenal sama Aku, Tante Sona enggak pernah menghubungi ponsel ku, tapi kamu?” Belinda memandang Armela."Baru kenal, udah di telpon, diajak ketemu lagi,”

“Mau dijodohin sama anak kali?” ucap Sisi.

“Bisa jadi, iya. Tante Sona, punya anak cowok, ganteng lagi.” Ingat Belinda.

“ Udah, ah.” Armela berdiri.

“Mau kemana?”ucap Belinda.

“ Kakak aku udah di depan.” Armela menyandang tas nya."Dah...,Belinda, Sisi,Aris!”Pamit Armela menghilang dari kantin.

ARMELA ARMED ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang