Bab 17

112 15 2
                                    

"Cepat sedikit jalannya nanti terlambat!" Armed menarik Armela, mereka akan pergi ke acara syukuran rumah tetangga baru mereka. Karena jaraknya tidak jauh jadi mereka memutuskan untuk berjalan kaki.

“ Sabar, Kak!”

Perempuan itu berusaha mengikuti langka kakaknya.“ Sebentar Kak, tali sepatuku lepas,” adunya.

Pria itu melepaskan tangan Armela dan berjongkok di depan perempuan itu lalu mengikat tali sepatu sebelah kanan yang terlepas, lalu memperbaiki juga tali sepatu sebelah kiri “ Pasti enggak lepas lagi.” Armed berdiri dan menarik Armela kembali.

“Kalau di drama Korea yang pernah aku tonton ya kak, kalau tali sepatu kita lepas, berarti jodoh kita ada disekitar kita,”

“Itu, karena kamu ikatannya enggak kuat,” bantah Armed.

“Apa, jodohku.  Ada di rumah yang mau kita datangin ini ya, Kak?”

“ Armela!”

Perempuan itu memijat lengan kakaknya,  karena dia tahu kakaknya kesal padanya.
Saat mereka masuk sudah banyak tamu datang, tuan rumah yang melihat mereka masuk langsung mendatangi.“ Kamu, Armela kan? temannya Belinda?”

“ Iya, Tante ingat?”

“ Tante belum pikun.” Liani tertawa, sedang suaminya hanya tersenyum.

“ Hallo, Bu!” sapa Armed pada pemilik rumah.

“ Hallo,” balas Liani.“Ini pacar mu?” tanya Liani melihat Armed.

“ Ini Kakak saya.” Armela merangkul lengan kakaknya.

Setelah berbincang cukup lama, akhirnya pemilik rumah mempersilahkan mereka untuk menikmati hidangan yang tersedia.
Armed bertanya bagaimana Armela bisa mengenal pemilik rumah tadi, gadis itu pun menceritakannya.

"Berarti teman dari ibu teman mu?"

" Iya, Kakak kan ikut ke pesta teman ku waktu itu?"

“Kakak tidak melihat Ibu tadi.”Ucap pria itu mengambil minuman dan memasukkan sepotong kue ke dalam mulutnya.

Armed meninggalkan Armela dan menyapa tetangga yang di kenalnya, yang juga di undang di acara itu.

Setelah berbincang dengan beberapa tetangga, Pria itu mencari keberadaan Armela. Matanya mengelilingi ruangan yang di penuhi orang itu.
Dia tersenyum saat melihat sosok yang di carinya tadi sedang berbincang dengan seorang wanita sambil tertawa, dia berjalan mendekati gadis itu, namun langkahnya terhenti saat dia melihat wajah wanita yang berbicara dengan Armela.
Armed sangat mengingat wajah itu, walau sudah puluhan tahun karena wajahnya tidak berubah jauh. Kakinya bergerak mundur begitu saja, keringat mulai mengucur di wajah dan tubuhnya yang dingin, jantungnya memacu dengan cepat, wajahnya seketika menjadi pucat. Dengan cepat dia keluar dari rumah itu tanpa pamit pada tuan rumah.

“ Bagaimana, Armela bisa mengenalnya?” pertanyaan itu berkecamuk di hati pria ini.

Karena asik mengobrol, Armela melupakan kakaknya.“ Maaf, Bu, saya permisi dulu.” Pamit Armela pada wanita temannya bicara tadi.

“Iya, saya akan sering kesini nanti. Kita akan sering bertemu,” ucap Sona senang.

“Baiklah Bu, saya mencari kakak saya dulu,”

Sona mengangguk dan memperhatikan gadis itu sampai keluar pintu. Dia senang temannya membeli rumah disini, dengan begitu dia bisa lebih sering bertemu Armela. Wanita ini tak bisa berhenti tersenyum karena terlalu bahagia, dia juga heran dengan dirinya.
Saat di luar Armela melihat kakaknya mondar mandir sambil meremas rambut dengan kedua tangan nya, pria itu tidak menyadari ada yang memperhatikannya.
Armela bergerak lebih dekat “ Kak!” panggilnya buat pria tersebut menoleh ke arahnya.

ARMELA ARMED ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang