Bab 14

110 15 7
                                    

Sona membereskan tempat tidurnya setelah dia bangun. Walau mempunyai asisten rumah tangga, tapi wanita ini selalu mempunyai kebiasaan selalu membereskan tempat tidurnya setiap dia bangun dari tidur.

Hari ini suaminya tidak pulang lagi. Wanita ini mencoba membiasakan diri, dan berjanji pada dirinya untuk tidak bersedih, meski suatu hari dia benar-benar akan berpisah dengan suaminya.

Sekarang dia lebih memfokuskan untuk mencari putrinya. Agar di masa tuanya nanti dia bisa bersama sama dengan putrinya, bisa memberi kasih sayangnya yang tak Ia berikan selama dua puluh tahun ini.
Sona sadar jika nanti dia bisa bertemu, belum tentu putrinya itu menerimanya, tapi setidaknya dia bisa tenang bila bisa menemukan putri yang di sia-siakannya. Jadi saat hidupnya berakhir setidaknya dia sudah bertemu dengan putrinya, dan memohon maaf atas perbuatannya yang jahat.

Pintu kamar terbuka, suaminya datang tanpa memgucapkan kata apapun, pria itu menyusun pakaiannya ke dalam koper besar, dan pergi begitu saja, Sona yang melihatnya pun juga diam. Dia pasrah. Saat ini dia menganggap dirinya kini tidak memiliki suami. walaupun masih mempunyai ikatan pernikahan dengan Sam. Suaminya.

Berdiri di balkon kamar adalah favorit Sona setiap pagi, menghirup udara pagi buatnya tenang, dipikirannya muncul nama Armela
“Susah sekali bertemu anak itu ya?”dia bertanya dalam hatinya.

Sona tidak mengerti perasaannya, tapi saat melihat Armela rasa sayang itu muncul untuk gadis itu.

Sona juga penasaran kenapa gadis itu ke mana-mana harus ijin pada kakak laki laki nya, itu informasi yang di dapatnya dari putri temannya sekaligus teman Armela. Seperti apa kakaknya? apa dia kejam pada Armela. Suara ponsel Sona berdering berkali kali membuat wanita itu segera mendekat ke nakas yang ada di dekat tempat tidurnya.
Ternyata telpon dari Liani yang mengundangnya ke acara syukuran rumah barunya, dan menyuruh agar dia bisa datang” Iya.”sahut Sona menutup pembicaraan mereka lewat telpon.

                              ****

Armed lagi-lagi mendapat tamu yang tak diharapkannya. Perempuan itu kini duduk dihadapan Armed yang duduk di kursi meja kerja.

“Armed ku, lihat aku!” ucap perempuan itu karena pujaannya ini tidak melihat dia bahkan melirik pun tidak.

“ Hm,”

“Coba lihat aku sebentar,” pinta perempuan itu.

Armed mengangkat wajahnya sebentar dan kembali memeriksa berkas-berkas yang di mejanya.

“Bisakah, kamu melihat ku sedikit lebih lama?”

Armed menghela napas dan memandang Soreya.”Ada apa dengan wajahmu, kenapa aku harus melihatnya?”

“ Aku lipstik baru bagus, kan?”Ucap perempuan itu memonyongkan bibirnya.

Armed memutar bola matanya, dan kembali fokus ke berkas-berkas di mejanya, tanpa menjawab pertanyan tak penting dari gadis itu.

Soreya mondar mandir di ruangan nya, perempuan itu berhenti dan menatap foto Armed dan Armela yang sudah terpajang kembali.

“Kamu mau memecahkannya lagi?”Armed bicara.

“Apa Karin yang cerita?” tanya Perempuan itu.

“Bukan. Aku tahu dari itu." Armed menunjuk ke arah cctv berada. Dan perempuan itu mengikuti arah tangan Armed.

“Aku tahu.” Perempuan itu mengaku.
Armed tidak terkejut karena dia tahu, Soreya pasti tau tentang cctv.

Perempuan itu mendekat.”Itu.  Bentuk protesku padamu. Karena tidak memperdulikan aku selama ini. Aku kesal,"

ARMELA ARMED ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang