Bab 11

121 17 1
                                    

                       
Armela mencoba baju yang di beri Belinda saat di kampus tadi.

“ Cantik!” puji Armela. Melihat pantulan baju itu dari cermin.

Dia memutar badannya, di depan cermin dan melihat punggungnya yang terbuka. Membuat Armela tak yakin memakainya, lagi pula dia juga yakin Kakaknya tidak akan mengizinkan dia memakai gaun berbahan batik ini sabtu nanti.

Seperti biasanya, perempuan ini memasak untuk makan malam. Sejak sore tadi dia tidak melihat Kakaknya keluar kamar.

“Kak!” Armela mengetuk pintu kamar Armed.

“ Kak..,” panggil Armela Lagi.

Armela membuka pintu kamar Kakaknya pelan. Dan melihat Armed tertidur.

Armela mendekati pria itu.“Kak” bisiknya ke telinga Armed.

Pria itu memegang telinganya.” Kak...,” bisik Armela lagi.

Pria itu membuka matanya, dan tersenyum.“Kamu sudah masak makan malam?” Armed duduk bersandar.

“Sudah, Tuan,” sahut Armela.

“Kamu ini.” Armed mengacak rambut Armela.

“ Aku baru sisiran, Kak.”Perempuan itu merapikan rambutnya.

“Bisa disisir lagi,” ucap pria itu. Sambil mengacak rambut Armela lagi.

Armed keluar kamar di ikuti Armela yang cemberut, karena Kakaknya membuat rambutnya berantakan.

                              ****

Armela sudah siap untuk kepesta ulang tahun Belinda. Armed juga sudah menunggu nya di depan, Ia bercermin lagi dan berbutar kearah cermin, baju yang di pakainya saat ini adalah gaun panjang terbuat dari batik. Tampak depan terlihat sopan, tapi bagian punggungnya terbuka. Mau ganti tapi dia tidak punya baju berbahan batik.

Perempuan itu menggerai rambut panjangnya agar punggungnya tidak terlalu terlihat“ Sudah siap!” ucap Armed melihat Armela menuruni anak tangga.

Armed mengakui bahwa perempuan yang ada dalam pandangannya ini sangat cantik.

“Kita berangkat?” ucap Armed lagi.

“Iya, Kakak jalan duluan,” suruh Armela takut Kakaknya melihat punggung nya.
Pria itu berjalan keluar lebih dulu dan menunggu Armela di mobil, tak lama perempuan itu pun masuk kemobil, tanpa mengunci pintu rumah.

“Kenapa pintu rumah tidak kamu kunci, Armela?”

“Kakak aja ya?”

Pria itu turun lagi dari mobil, dan mengunci pintu rumah.

“Kamu kenapa? Kok aneh?”

“Enggak apa-apa, jalan kak, nanti kita telat!” ucap Armela setelah Armed kembali ke mobil.

Pria itu pun melajukan mobilnya, Armela menyalakan musik. “Kamu tau alamatnya kan?”

“Kata Sisi, di Jalan Rembulan nomor dua puluh tiga.” Armela membaca isi pesan Sisi.

“Ini Jalan Rembulan satu,” sebut Armed.

“Kalau ada satu. Bararti ada duanya,” ucap Armed.

“Coba tanya teman Kamu lagi, nanti nyasar lagi kita?” Armed bicara terus.

“Tadi Rembulan satu. Nah ini Rembulan dua. Jangan-jangan ada Rembulan tiga, empat, dan seterusya.”ucap Armed.

“Apa?”suara Armela tiba-tiba. Buat Armed kaget.

ARMELA ARMED ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang