Bab 8

137 18 1
                                    

Armela duduk berdua dengan Aris di kantin. Karena Belinda, dan Sisi masih di pepustakaan. Armela dan Aris hanya memesan minuman. Aris yang selama ini menyukai Armela, tapi dia tidak pernah mengatakan. Karena dia tahu perempuan itu tidak ada perasaan padanya.
Aris sudah menduga, perempuan yang di taksirnya itu. Hanya mengangapnya teman enggak lebih. Pria ini hanya bisa iklas, dan mencari cinta yang baru.
Orang yang bisa mencintainya, dan yang terpenting baik seperti perempuan yang dihadapannya ini.
Aris tersenyum membuat Armela pun ikut tersenyum.

Belinda dan Sisi datang, membawa beberapa buku ditangan mereka.

"Kenapa ini? kok pada senyum-senyum?"
Sisi berbicara lalu duduk di sebelah Aris.
Sedang Belinda duduk di samping Armela.

"Cerita dong! kalian bicarain apa kok pada senyum-senyum?" Sisi meneguk minuman milik Aris. Sang pemilik pun melongo melihatnya.

"Si, berhubung kamu udah minum bekas aku, berarti kamu harus jadi pacarku!” ucap Aris.

" Ya ampun! aku kira minuman Armela tadi. Maaf ya Ris, aku beli lagi deh."

"Enggak mau tau, sekarang. Kamu harus jadi pacar aku!" putus Aris.

Sisi berpikir kalau di liat-liat, Aris wajahnya manis," Kamu jangan bercanda!"
Sisi mencoba melihat apakah perkataan pria tadi benar atau bercanda.

" Aku, serius. Kamu udah minum bekas aku, secara tak langsung kamu udah cium aku. Jadi kamu harus tanggung jawab!" Aris berharap Sisi bisa terima dirinya, agar dia bisa melupakan Armela. Sedikit demi sedikit.

" Iya, udah. Aku tanggung jawab. Baru kali ini ada cowok minta tanggung jawab. Biasanya itu cewek!"

"Jadi kamu mau?" Aris memastikan.

" Iya." Sahut Sisi. dia berharap bisa melupakan mantan pacarnya, dengan pacaran.

"Pengumuman! aku dan Sisi pacaran!”
Teriak Aris pada orang yang ada di kantin.

" Enggak gitu juga, Aris." Ucap Sisi mencubit lengan Aris.

" Tinggal kita Armela yang jomblo.” Adu Belinda bersandar di pundak Armela sebentar.

" Jomblo enggak dosa!” Armela menepuk pundak Belinda.

" Malam minggu nanti, kita nonton konser, gimana?”ajak Belinda.

"Boleh-boleh,” sahut Aris dan Sisi bersamaan.

"Ciee, udah kompak aja yang baru jadian,” goda Armela pada Sisi dan Aris.

" Iya. Baru hitungan menit padahal,” timpal Belinda.

" Balik lagi soal nonton konser, Armela gimana kamu bisakan?"Belinda bicara lagi.

" Nanti aku coba ijin sama Kakak aku, semoga di ijinin,” harap Armela.

" Jangan kayak waktu ke mall, baru nyampe kamu udah disuruh pulang."Sisi mengingatkan.

Armela mengambil ponsel dari tasnya.
" Iya, Kak” Armela menjawab telpon Armed. Lalu beranjak dari duduknya sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Aku pulang, Kakak aku jemput!” pamit Armela.

" Ingat! ijin sama Kakak kamu?”Sisi mengingatkan lagi.

Armela mengajungkan jempol. Dan berlari keluar dari kantin.

“Kamu, udah pernah liat Kakaknya Armela “ tanya Sisi pada Belinda.

“ Pernah. Tapi enggak jelas, Kakaknya kalau antar atau jemput enggak pernah keluar mobil” Sahut Belinda.

Belinda beranjak dari duduknya " oke deh, aku juga mau pulang!” pamit Belinda.

" Kok cepat?” sahut Aris dan Sisi bersamaan.

ARMELA ARMED ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang