" Bagaimana kabar mu?" tanya Lusi pada Sona.
“ Baik.”
“ Kamu harus semangat ya, kami selalu ada untuk mu,” tutur Liani.
Sona duduk diantara dua temannya, Liani dan Lusi memegang tangan Sona,” Kami tidak seperti Sandra, kami sangat menyayangimu” ucap Liani.
Sona tersenyum.” Jangan bicarakan dia lagi,” Tuturnya.
“Iya ya, Enggak baik membicarakan yang buruk, tentang orang yang sudah tiada, “ ucap Liani, membuat Lusi melotot ke arahnya, Liani menutup mulutnya yang tidak bisa menjaga rahasia.
“ Maksudmu, Sandra sudah tiada? Kapan? Dari mana kalian tahu?” Sona bertanya bertubi tubi.
Liani jadi bingung cara menjelaskannya, takut Sona jadi semakin sedih, tapi mulutnya juga tidak bisa di kontrol, padahal mereka sudah berjanji pada Jose untuk tidak memberi tahu pada Sona.
“ Iya,” sahut Liani singkat.
" Ya, sudah. Tidak usah cerita tentang dia," kata Belinda, " Temannya Belinda, yang bernama Armela itu putrimu? Bagaimana ceritanya?" Lusi mencoba mengganti pembicaraan.
“ Aku akan cerita, tapi ceritakan dulu tentang Sandra,” tutur Sona.
“ Baiklah, sebenarnya. . . . tapi kamu harus berjanji untuk tidak bersedih,” pinta Liani.
“ Iya.”
“ Sebenarnya, Sam kecelakaan bersama Sandra,” jujur Liani pada akhirnya.
“ Sepertinya mereka cinta sejati,” komentar Sona memandang foto keluarga mereka yang tergantung di dinding putih itu.
“ Sekarang giliran kamu, buat cerita tentang putrimu,” tagih Liani, sementara Lusi hanya mengangguk anguk setuju atas ucapan Liani pada Sona.
Sona menceritakan kesalahan terbesarnya dua puluh tahun lalu pada kedua temannya.
“ Seandainya, saat itu kita sudah saling mengenal, mungkin kami akan membantu mu,” ujar Lusi memandang Liani," Iya,kan?"
“ Iya,” timpal Liana langsung.
“ Jadi apa rencana mu sekarang?” Lusi bertanya.
“ Aku ingin menemui Armed, untuk bicara empat mata padanya”ucap Sona kepada dua temanya.
Sona berharap bisa bertemu dengan Armed secepatnya, dan mengatur waktu agar bisa bicara dari hati ke hati dengan Armela, Sona tidak berharap putrinya itu bisa tinggal bersamanya, tapi setidaknya putrinya percaya bahwa Sona adalah Ibu kandungnya.
“ Aku akan bilang pada Belinda, untuk mencari tahu di mana Armed bekerja, agar kamu bisa bicara empat mata, kalau ke rumahnya pasti ada Armela nanti,” Lusi menyampaikan pendapatnya.
“ Benar juga si Lusi, Son,” Liani setuju dengan pendapat Liani," Panggil aja Belinda kesini," saran Liani, dan di terima Lusi.
Lusi menelpon putrinya agar datang ke rumah Sona, karena ada yang ingin di tanya padanya mengenai temannya yang bernama Armela, putri Lusi pun mengiyakan. Lusi meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di ruang tamu Sona.
“ Putriku nanti kesini, kita tanyain dia ya?” ucap Lusi menepuk pundak Sona yang ada di sebelahnya.
“ Terima kasih ya, kalian memang teman yang baik,” ucap Sona merangkul pundak kedua temannya.
****
Pulang kuliah Belinda dan Sisi berencana ke rumah Armela, karena tadi dia tidak masuk kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARMELA ARMED ( Complete )
RomanceArmed hidup hanya berdua dengan ibunya, setiap hari sepulang sekolah Armed mengamen untuk membantu ibunya, walau ibu nya melarang tapi Armed bersih keras ingin membantu Sriana ibunya. Sepulang mengamen Armed berteduh di halte karena hujan, tiba tiba...