Bab 31

146 13 0
                                    

Sesampai di rumah, Armela langsung berlari ke kamarnya dan memandang foto ibu dan ayahnya,”Armela anak ibu, kan?”

“Kalau semua itu benar bagaimana, bu?” Armela bicara pada foto ibunya yang tersenyum.
Armela ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar,”Armela hanya mau jadi anak ibu,” adunya menangis.
Detak jantungnya yang cepat, membuat seluruhnya tubuhnya lemas, Armela berbaring di tempat tidur, ia takut, sangat takut. Jika itu semua benar, keringat mengucur deras, rasa menggigil hingga bibirnya bergetar membuat dia meringkuk, hingga badan dan lututnya nyaris bersatu, air matanya jatuh lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, Armed mengambil ponsel dari atas meja, dan kunci mobil dari laci meja kerjanya, lalu keluar dari ruangannya, Karin sudah tidak ada di tempatnya, karena Armed menyuruh Karin untuk pulang pukul lima sore, setiap hari, kecuali ada kerjaan yang mendesak. Menejer restorannya tadi pun menelepon, mengatakan bahwa ada sesesorang yang mengajaknya bekerja sama, tapi Armed menolak. Dan menyuruh Gilang mengatakan pada orang itu kalau Armed tidak bersedia.

Perasaan Armed menyuruhnya untuk secepatnya pulang, perasaannya tidak tenang sejak tadi, ia mengendarai mobil dengan lebih kencang dari biasanya, ia ingin segera sampai rumah.

Sesampainya di rumah, Armed langsung  berjalan menuju kamar Armela, di ketoknya pintu kamar gadis itu sambil memanggil namanya, tidak ada sahutan dari balik pintu yang di ketok Armed.
Mungkin sudah tidur pikir Armed, lalu melangkah ke kamarnya yang ada di samping kamar Armela. Tubuhnya terasa sangat lelah hari ini, pria ini langsung masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang lelah hari ini.

Memakai kaos hitam dan celana pendek bermotif  kotak pria itu keluar dari kamarnya, kakinya kembali berjalan menuju kamar Armela, pintu itu di ketoknya tanpa memanggil nama gadis itu, tak ada jawaban, tangan pria itu segera memegang handel pintu dan menggerakkannya kebawah agar pintu putih itu bisa terbuka.
Di lihatnya gadis itu meringkuk di tempat tidur, segera Armed mendekat dan memegang kening gadis itu,” Panas!” Armed memegang leher gadis itu juga,” Kamu demam!” ucap Armed panik. Secepatnya pria itu berlari ke bawah untuk mengambil air dingin untuk mengompres gadis itu, di bawanya mangkok berisi air itu ke atas, ke kamar Armela.

Di ambilnya handuk kecil dari lemari Armela, mencelupkannya ke dalam mangkok berisi air dingin, di perasnya handuk itu lalu menempelkannya di kening gadis itu, gadis itu melenguh saat handuk basah menempel di keningnya.
Armed memperbaiki posisi yang meringkuk tadi menjadi tidur terlentang agar mudah mengompresnya.
Mata sembab gadis itu tertangkap oleh mata Armed, “Apa Armela menangis?”Tangan pria itu bergerak membelai wajah gadis itu dan merasakan bahwa gadis itu masih panas.

Armed kembali melangkah keluar kamar itu dan berjalan ke kamarnya, untuk mengambil kotak obat yang memang di sediakannya. Di letakkannya kota obat itu ke kamar Armela, tepatnya di atas meja kecil disamping tempat tidur gadis itu.

Armed lalu mengambil segelas air dari dapur dan membawanya ke kamar Amela,” Armela,” panggilnya sembari menepuk pipi gadis itu pelan,” Minum obat, ya?” ucap Armed setelah melihat mata gadis itu terbuka.

Armed mengambil paracetamol dari kotak obat dan memberinya ke tangan Armela, di bantunya gadis itu untuk duduk bersandar ke kepala tempat tidur, sehingga handuk untuk mengompresnya tadi terjatuh ke tempat tidur, Armed mengambil handuk itu dan menyimpannya dalam mangkok yang ada di atas meja kecil, lalu memberikan gelas yang berisi air hangat juga ke tangan Armela.

Kotak obat yang sempat di pangku Armed di letakkannya kembali ke meja kecil di sisi tempat tidur, Armela meletakkan gelas yang masih terisi setengah ke atas meja kecil di samping kotak obat tadi.

“Kamu kenapa bisa sakit? tadi pagi kamu baik baik saja,” ujar Armed memandang Armela .

Armela juga memandang kakaknya yang duduk di tepi tempat tidur,“ Aku juga tidak tahu, Kak,” sahut Armela.

ARMELA ARMED ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang