Bab 16

116 16 4
                                    

Setelah mengantar Armela ke kampus Armed melajukan mobilnya menuju kantor. Saat masuk ke gedung perkantorannya, dia melihat Soreya dan tersenyum sekilas kearah perempuan itu.

“Aku kerja! Bukan, mau liat kamu!”seru Soreya melewati pria pujaannya itu dan masuk ke dalam lift.

Armed hanya tersenyum.” Baguslah.” Batinnya. Membiarkan perempuan itu masuk ke dalam lift lebih dulu.

“ Pagi Pak!” sapa Karin sekretarisnya.

“ Pagi, Karin!”

“ Pak,” panggil Karin, saat bosnya itu sedikit lagi sampai ke ruangannya.

“ Iya.” Bosnya menoleh kearahnya.

“ Saya mau minta maaf, karena adik saya merepotkan Bapak”

“ Adik kamu?” tanya bosnya bingung tak mengerti maksud ucapan sekretarisnya ini.

“ Itu, perempuan yang minta Bapak menemaninya di lift.”

“ Oh, itu adik kamu? Tidak apa-apa, saya tidak keberatan,”

“ Dia, trauma. Karena dia pernah terjebak di lift sendiri, jadi dia tidak mau ada di dalam lift, kalau sendiri,”

“ Kamu tidak usah pikirkan, saya tidak masalah dengan itu. Oh, iya, berkas kemarin udah kamu taruh di meja saya, kan?”

“Sudah, baru saja Pak,”sahut Karin sopan.

Armed mengangguk dan tersenyum, lalu masuk ke ruangannya.

Karin merasa lega, Bosnya tidak marah, dia memang Bos yang paling baik menurut sang sekretaris ini.

Setelah jam makan siang, Nerin menelpon Karin, bilang dia bertengkar lagi dengan Mama tiri mereka, dan Nerin ingin pergi dari rumah, tapi karin mencegahnya. Dia tau adiknya ini sangat susah diatur dan suka  berbuat sesukanya. Jadi kalau dia hidup sendiri bisa-bisa, hidupnya hancur, karena dia mudah terpengaruh.

“ Sekarang, kamu dimana?” tanya Karin.
Setelah mendengar jawaban dari adiknya, dia mengetok ruangan Bosnya untuk permisi pulang lebih awal, dia tau urusan adiknya ini tidak cukup satu atau dua jam.

“Kamu naik apa?”

“ Taksi, Pak,” sahut Karin.

“ Biar saya antar, sekalian saya juga mau menjemput Armela,"

“Tidak usah Pak,”sahut Karin segan.

“ Tidak apa-apa Karin, ayo!”

Saat dimobil Karin membaca pesan dari Nerin dia mengatakan sudah membawa semua barang barangnya.

“ Huff.” Karin menghela napas.

“ Kenapa Karin, ada masalah?”

“ Tidak Pak,”

“ Cerita saja, kalau di luar panggil saja namaku, kita kan teman SMA,”

“Kamu tidak berubah, Arm.” batin Karin, memandang pria yang disampingnya.

Karin pun menceritakan tentang adiknya bertengkar dengan Mama tiri mereka, karena adiknya ini ingin hidup mandiri, tidak mau diatur dan dilarang sama Mama, karena pada dasarnya adiknya itu belum bisa menerima keberadaan Mama mereka sampai sekarang.

“Kamu coba bicara baik-baik, dia pasti mengerti,” ucap Armed.

“Iya, terima kasih Arm,”

“ Sudah lama, aku tidak mendengar kamu memanggilku begitu,”

Armed mengantarkan Karin ke kostan teman adiknya.”Terima kasih, Arm.”ucap Karin turun dari mobil.

“ Iya.”Sahut Armed dan pergi setelah Karin masuk ke kostan itu.

ARMELA ARMED ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang