thirty two

2.7K 365 24
                                    

Entah kemana semua rangkaian waktu berlalu, hingga tak terasa tiga minggu semenjak Arsen pulang dari rumah sakit, tak ada yang berubah, kecuali sikap ayah yang terus mencoba untuk meluluhkan perhatian sulung Daviandra nya itu.

Seperti pagi itu, dimana keempat anggota keluarganya saling menyapa dimeja makan.

"Mendung, ayah anter aja ya, kak?" Bariton Andra menyapa, menghilangkan keheningan sebelumnya, Arsen mendongak, menatap sang ayah dengan mulut penuh.

Andra terkekeh, sedikit menggeleng kecil, "Telen dulu, kak.."

"Kev mau sekalian?" Beralih menatap putra sambung nya,

"Engga deh yah, motoran aja,"

"Jas hujan nya jangan lupa, jangan alesan males bawa karna repot!" Bunda memasang eskpresi seolah marah dengan centong nasi digenggamannya, Keval tertawa dibuatnya,

"Iya ma, bawel deh kaya perawan pms,"

Tawa Keval menguar melihat tanggapan mama yang tak terima, ayah ikut tertawa dibuatnya, melihat Keval bersiap membereskan piringnya membuat Arsen turut terburu Henda menghabiskan makanannya,

"Arsen sama kak-"

"Sorry, gue ada janji jemput temen," dengan terburu Keval bangkit setelah menenggak habis susu digelasnya, mencium sekilas pipi sang mama, tak lupa mencium punggung tangan ayah, terakhir menyentil dahi Arsen sembari berlalu dengan tawa keras,

"Berangkat, mah, ayah, dav!!" Teriaknya,

Kepergian Keval jelas tinggal menyisakan tiga orang disana, Andra terlihat mulai membereskan sisa makanannya.

"Tunggu di mobil, ayah ambil berkas dulu,"

Arsen hanya mengangguk menanggapinya.

"Nanti pulang chat mama ya? Biar mama jemput,"

"Engga deh ma, tadi Dean chat minta temenin nyari bahan kerja kelompok,"

"Yaudah, gih berangkat, biar mama yang beresin," Mama Vika bangkit dari duduknya, sama seperti apa yang Keval lakukan, Arsen mendekat pada Mama Vika sebelum akhirnya mengecup pipi itu,

"Berangkat dulu, ma,"

"Iya, kalo ayah ngebut cubit aja, pagi-pagi kebutan," Arsen terkekeh mendengar celotehan mama, lantas mengangguk mengiyakan,

.

Tak ada percakapan lebih antara kedua pasangan anak ayah itu, membiarkan hening merayap hingga Andra buka suara ketika berhenti tepat dilampu merah.

"Ayah Rion sering kerumah ya kalo ayah keluar kota?"

"Iya,"

"Terus mama?"

"Mama pergi, kerumah Oma nya kak kev,"

Andra mengangguk seolah paham, sedikit senang rencana nya berhasil untuk membuat Arsen tak takut berinteraksi lagi dengannya.

"Kak kev nya ikut mama apa dirumah?"

"Dirumah lah, kan ayah Rion tujuannya jenguk kak kev bukan Arsen," Andra tergelak mendengar protesan putranya, dan mulai menancap gas ketika klakson terdengar tak sabaran sebab lampu sudah diwarna hijau.

"Nanti ayah jemput ya?"

"Mau bareng Dean, yah,"

"Ambil motor kerumah bunda, besok Minggu motoran kita,"

"Ayah libur? Tumben,"

"Ambil cuti dua hari, mumpung boleh juga,"

"Berdua aja?"

From Arsen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang