Happy reading...
Semua perempuan pasti menginginkan pernikahan yang indah, menikmati momen sakral itu dengan dia yang dicintai dan mencintai. Namun, tak berlaku untuk seorang alisya erza adwiyah. Dia menyerahkan seluruh urusan hati hanya kepada sang ilahi, memohon untuk disandingkan dengan seseorang pilihan sang kuasa.
"Saya nikahkan alisya erza adawiyah dengan maskawin tersebut dibayar tunai"
"Bagaimana saksi, Sah?"
"Sah"
"Sah"
Penghulu memimpin doa, semua orang yang hadir mengucapkan syukur Alhamdulillah.
Acara akad baru saja di laksanakan, alisya menatap seseorang di samping yang kini sudah resmi menjadi suaminya. MC mengambil alih semua acara, menyuruh pengantin baru untuk segera menduduki tempat yang sudah disiapkan untuk resepsi.
Alisya menikah dengan adat Sunda. Dan mama nya meminta untuk memakai adat di pernikahan mereka. Bukan maksud Apa-apa hanya ingin memeriahkan acara putri kesayangannya itu.
Sesuai tradisi, kini pengantin baru siap dengan satu ayam panggang yang utuh di tangan mereka. Saat intruksi terdengar, mereka menarik ayam bersamaan. Bagian yang terbesar di dapatkan oleh alisya.
Dalam tradisi jika salah satu pengantin dapat bagian ayam yang paling besar, itu artinya rezeki yang paling besar di dapat oleh seseorang itu. Namun, itu hanya sebatas arti dalam adat mereka. bukan dalam hadis ataupun Al Qur'an.
"Maaf, bisa menghadap kemari mas dan mbak nya" fotografer memberi instruksi.
Alisya dan Azka mengikuti perintah, memperlihatkan potongan ayam tadi kepada kamera.
"Senyum"
Azka menarik sedikit sudur bibirnya. Senyum yang sekarang karena terpaksa, dia enggan tersenyum saat hatinya tidak menginginkan nya.
Azka menatap sekilas istrinya yang berbalut gaun putih bersih dengan kerudung dan pernak-pernik yang senada. Bagaimana bisa dia menikahi seseorang yang tidak ia kenal, dan mengingkari janji nya sendiri untuk orang yang masih dinantinya?Akhirnya acara pun selesai, sekarang para tamu yang hadir di persilahkan untuk memberi selamat ke atas panggung.
"Masyaallah," puji Naira. Perempuan itu memeluk erat.
"Makasih udah Dateng." Alisya balas memeluk.
Alisya sudah menganggap Naira melebihi saudara nya sendiri. Sejak alisya merintis butik, hanya Naira lah yang menemani nya dari titik nol.
"Samawa, ya" bisik Naira.
Alisya hampir menetes kan air mata namun segera ia seka, dia tidak ingin terlihat sedih. Setidaknya tidak untuk saat ini.
_ _ _
Alisya mengambil bahan-bahan makanan yang berada di kulkas, memotong kentang, wortel, dan kol. Hari ini dia akan memasak sayur sop dan kentang balado kesukaan suaminya.
Alisya menata meja makan dengan rapi. Berharap bahwa Azka akan sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke kantor.
"Makan dulu mas?" Tawar alisya.
Azka menghampiri meja makan. Menatap alisya dengan tidak suka, lalu mengambil sepotong roti dan melangkah pergi.
"Aku sudah menyiapkan bekal makan untukmu" alisya mengikuti Azka sampai depan rumah, dan menyodorkan kotak makan berwarna hijau.
"Tidak perlu"
Laki-laki itu kini masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil meninggal kan alisya yang kini masih menatap kepergian nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Short Story"aku ingin kamu berhenti melakukan pekerjaan selayaknya istri, Aku tidak ingin terbiasa dengan semua ini". Ucap Azka penuh penekanan "Aku tau kamu masih menunggu perempuan itu tapi, izinkan aku untuk membuat mu jatuh hati padaku hanya dalam satu Min...