"kalau gitu, biar saya yang antar mereka." Kata Azka.
"Ya sudah. Tolong antar mereka dengan selamat ya, mas." Kata haylan.
Azka mengangguk. Mereka mulai masuk kedalam mobil masing-masing. Naira dan alisya bersama Azka. Dan haylan beserta kedua orang tua nya bersama aZzam.
Saat di mobil, Azka menoleh ke arah alisya yang sedang menopang dagunya. Azka bisa melihat raut wajah cemas dalam diri alisya. Ia merasa ragu, bahwa ini semua keinginan istri nya sendiri.
Azka sudah diberitahu dirumah sakit tentang keadaan haylan. Dan dengan terpaksa, Azka menyetujui kemauan alisya untuk terus melanjutkan sandiwara itu.
"Kamu baik-baik saja, Al?" Kata Azka.
"Aku akan bohong jika menjawab baik-baik saja." Singkat nya.
Alisya menarik napas panjang. Dada nya mulai terasa sesak.
Setelah menghabiskan waktu lebih dari 20 menit, akhirnya mereka sampai di rumah. Mereka mengantar Naira lebih dulu tadi, dan memutuskan untuk pulang tanpa mampir terlebih dulu.
Saat sudah didalam, alisya langsung mengganti baju. Mereka shalat isya berjamaah terlebih dulu, dan tidak lupa berdoa untuk hari ini. Sepertinya banyak yang ingin alisya curahkan pada Rabb nya itu.
_ _ _"Al, aku bantu ya?"
"Nggak perlu, mas."
Alisya melanjutkan pekerjaannya menjemur pakaian.
"Nggak perlu mas."
Aliya meraih baju yang coba Azka jemur, dan menaruh nya lagi kedalam ember.Tak ingin mendengar kan, Azka malah sengaja mengambil baju yang berada dalam genggaman alisya dan menjemur nya.
"Mas!" Sentak alisya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya nya aneh.
Bukannya menjawab alisya langsung melengos pergi meninggalkan Azka dengan baju yang belum beres di jemur. Bukan Azka namanya jika dia tidak menghentikan langkah alisya.
"Ada apa, al? Cerita sama aku." Katanya sambil memegang tangan alisya.
Alisya menepis tangan Azka sambil berjalan melewati Azka.
"Awas mas." Katanya saat Azka menghalangi jalannya.
"Kamu kenapa sih? Dari semalam kamu nggak bicara apapun sama aku." Jelasnya.
Mata alisya melirik keatas, ke kanan dan juga kiri. Ia mencoba menahan air matanya yang ingin jatuh.
"Minggir mas." Lirih nya.
Azka yang merasa aneh pun langsung menopang kedua pipi alisya. Mencoba menatap matanya, namun alisya terus saja melihat kearah lain.
"Al?"
"Biarin aku sendiri, mas." Elak nya.
Alisya langsung menepis tangan Azka dan melangkah cepat menuju kamar atas dan mengunci kamar tersebut. Azka yang merasa cemas dengan keadaan istirnya langsung menyusul alisya, namun dia sudah lebih dulu menguncinya.
"Al?"
"Alisya! Buka pintu nya, Al."
Azka mengetuk kasar pintu kamar. Namun tak kunjung dibuka ataupun dijawab oleh alisya. Dibalik pintu itu, Azka hanya mendengar suara sesegukan dari alisya yang mulai terdengar.
"Alisya! Al kamu kenapa?"
"Alisya, buka Al"
Azka mulai cemas dan menggedor-gedor pintu itu.
Disisi lain, alisya terus menangis sesenggukan. Ia mencoba menutup mulut nya agar tidak terdengar, namun suara tangisan nya itu mulai tak bisa ia tahan. Langkah nya gontai, namun terus melangkah menghampiri lemari.
Dia mengambil sebuh foto. Foto yang pernah ia temukan beberapa bulan yang lalu. Foto suaminya dan juga haylan, foto mereka bersama. Mereka tertawa bersamaan dan terlihat begitu bahagia.
Keinginan mu sudah terwujud, mas. Bukankah ini yang kau mau beberapa bukan yang lalu. Kamu menanti nya kan mas, dan Allah mengabulkan nya mas. Apakah kamu bahagia?. Batinnya.
Alisya terus memandang foto itu. Tangisan nya mulai menjadi, bahkan napasnya kini tidak teratur. Dadanya sesak, oksigen yang berada di sekitar nya seolah habis dalam sedetik.
"Alisya! Buka pintu nya Al!"
Azka mulai berteriak."Alisya kalau kamu nggak buka pintu ini, aku bakal dobrak!", Perintah nya.
Kecemasan Azka semakin menjadi saat ia tak mendengar lagi suara isakan itu. Bahkan sangat senyap.
Brugh.
Brugh.
Brugh, bragh.
Azka berhasil mendobrak pintu itu. Matanya membulat sempurna saat melihat sosok gadis yang ia sayangi terbaring dilantai.
"ALISYA!"
Azka langsung berlari menghampiri alisya Yang sudah tak sadarkan diri. Ia langsung menggendong nya dan membawa nya kerumah sakit.
"Alisya, bangun sayang."
Azka sedikit mengguncangkan bahu istrinya untuk menyadarkannya.
Alisya mulai membuka mata nya perlahan, dan menyesuaikan dengan cahaya yang berada di ruangan itu.
"M-mas?" Lirihnya.
Azka yang berada di samping nya pun mengangguk, "kenapa sayang?"
"Aku dimana?"
"Kamu di rumah sakit."
Alisya masih terlihat Ling-lung karena didalam ruangan itu banyak sekali orang. Ada Azka, Naira, Azzam, orang tuanya, mama dan ayah mertuanya dan juga ada haylan dengan kepala yang diperban.
"Haylan?" Tanya nya.
"Aku disini, Al."
Haylan maju menghampiri alisya dan memegang tangannya.
"Kamu disini? Trus t-tadi..."
Alisya mulai mengingat lagi apa yang barusan terjadi. Bukan kah tadi haylan hilang ingatan, dan terus kenapa dia terlihat baik-baik saja. Apa yang terjadi?
"Aku cuman luka sedikit, kok. Kamu nggak usah khawatir."
Haylan masih tersenyum meski kepala nya sedang terluka. Sedangkan, alisya masih bingung apa yang terjadi disini. Apa Sekarang ingatannya mulai lemah?
"Haylan, bukan kah kamu hilang ingatan?" Tanya nya penasaran.
Haylan yang merasa bingung langsung mengerutkan kening.
"Hilang ingatan? Aku cuman luka ringan dibagian kepala doang, dan ingatan aku masih normal. Aku masih ingat semua." Jelasnya.
Kemudian, alisya mencoba mengingat ingat kembali. Setelah mendapat kan jawaban nya, ia jadi tertawa sendiri. Apa yang baru saja terjadi? Dan itu semua ternyata hanya mimpi.
Alisya langsung bernapas lega. Syukurlah jika semua itu mimpi. Ia tidak tau apa yang bisa dia hadapi jika memang terjadi.
"Kamu sudah mendingan, Al?" Tanya Azka.
Suara Azka membuyarkan lamunan alisya.
"Alhamdulillah, sudah mendingan mas." Singkat nya.
Mereka yang disana pun ikut bernapas lega. Seseorang yang mereka sayangi ternyata baik-baik saja. Haylan bahkan tak merasakan sakit dikepala nya saat sudah mengetahui keadaan Sahabatnya itu.
***
Siapa yang sudah tertipu nih?
Tunjuk tangan✋😄
![](https://img.wattpad.com/cover/279908043-288-k122442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Short Story"aku ingin kamu berhenti melakukan pekerjaan selayaknya istri, Aku tidak ingin terbiasa dengan semua ini". Ucap Azka penuh penekanan "Aku tau kamu masih menunggu perempuan itu tapi, izinkan aku untuk membuat mu jatuh hati padaku hanya dalam satu Min...